Berita Populer Sumbar

4 BERITA POPULER SUMBAR: Kejahatan Modus Hipnotis, Pemasungan ODGJ dan Rumah Guru Honorer Terbakar

Ada berita terkait dugaan hipnotis dan perampokan yang menimpa seorang lansia di Pasar Biaro, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.

Editor: Rezi Azwar
Dok Wali Nagari Batabuah
DUGAAN HIPNOTIS DAN PERAMPOKAN: Penampakan mobil terduga pelaku saat ditemukan warga di Jorong Sitapuang, Nagari Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Kamis (20/11/2025). Sejumlah berita menarik TribunPadang.com dalam 24 jam terakhir, yang disajikan pada berita populer Sumatera Barat (Sumbar). 
Ringkasan Berita:
  • Dugaan hipnotis dan perampokan yang menimpa seorang lansia di Pasar Biaro, Kecamatan Ampek Angkek, Agam.
  • Enam nelayan yang sebelumnya dilaporkan hilang kontak saat berlayar dari Pulau Tanahmasa, Nias, menuju Air Bangis, Pasaman Barat, ditemukan dalam keadaan selamat.
  • Menurut Fitri Yanti, seorang Psikolog dan Dosen di Universitas Fort De Kock Bukittinggi, pemasungan bukanlah solusi, melainkan bentuk restriksi ekstrem yang merusak.
  • Kebakaran rumah permanen milik guru honorer di Kabupaten Agam.

TRIBUNPADANG.COM - Sejumlah berita menarik TribunPadang.com dalam 24 jam terakhir, yang disajikan pada berita populer Sumatera Barat (Sumbar).

Ada berita terkait dugaan hipnotis dan perampokan yang menimpa seorang lansia di Pasar Biaro, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.

Terduga pelaku sebanyak dua orang berhasil membawa kabur cincin dengan kadar 2 emas dari tangan korban.

Sedangkan korban mengalami tindak kekerasan dari kedua pelaku, dan beruntung ada warga yang membantunya.

Baca juga: Cuaca 7 Kota Sumbar Sabtu 22 November 2025, Padang dan Pariaman Hujan Ringan

Terdapat juga berita enam orang nelayan yang sempat hilang kontak di Pasaman Barat, berhasil ditemukan dengan selamat oleh tim SAR gabungan.

Kapal nelayan ini berlayar dari Pulau Tanahmasa, Nias, Sumatera Utara menuju Air Bangis, Pasaman Barat.

Kemudian berita terkait pemasungan ODGJ di Padang Pariaman yang menjadi sorotan.

Pemasungan ODGJ ini dijelaskan Psikolog Fitri Yanti sebagai tindakan yang menghambat proses pemulihan dan meningkatkan risiko trauma. Ia menegaskan pemasungan tidak memberi dampak perbaikan bagi pasien.

Baca juga: Kabur dengan Ban Mobil Pecah, Pelaku Dugaan Hipnotis Lansia di Agam Diburu Warga

Selanjutnya, kebakaran rumah permanen milik guru honorer di Jorong Surau Lauk, Kabupaten Agam.

Baca berita selengkapnya:

1. Lansia Dicekik dan Dipukul, Emas Raib, Modus Hipnotis Gagal Gegara Mobil Pelaku Terperosok di Agam

DUGAAN HIPNOTIS DAN PERAMPOKAN: Penampakan mobil terduga pelaku saat ditemukan warga di Jorong Sitapuang, Nagari Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Kamis (20/11/2025). Mobil  terduga pelaku sempat terperosok di Nagari Bukit Batabuah dan sempat ditolong warga.
DUGAAN HIPNOTIS DAN PERAMPOKAN: Penampakan mobil terduga pelaku saat ditemukan warga di Jorong Sitapuang, Nagari Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Kamis (20/11/2025). Mobil terduga pelaku sempat terperosok di Nagari Bukit Batabuah dan sempat ditolong warga. (Dok Wali Nagari Batabuah)

Warga Nagari Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membongkar dugaan hipnotis dan perampokan yang menimpa seorang lansia di Pasar Biaro.

Kasus ini terungkap secara dramatis setelah mobil yang dipakai oleh terduga pelaku terperosok ke dalam selokan.

Mobil tersebut sempat ditolong oleh warga sekitar dan akhirnya terungkap lah kasus tersebut.

Baca juga: Pohon Trembesi 15 Meter Tumbang di Padang Putuskan Kabel Listrik dan Ganggu Akses Warga

Korban, seorang lansia bernama Muhnidar (69), menjadi sasaran dua terduga pelaku di kedai anaknya di Pasar Biaro, Jorong Biaro, Nagari Biaro Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Agam, Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 08.30 WIB.

Wali Nagari Lambah, Fiqri Farid mengungkapkan kronologi kejadian bermula ketika seorang lansia bernama Muhnidar (69) datang ke kedai anaknya di Pasar Biaro, Kabupaten Agam sekitar pukul 08:30 WIB.

Lalu, datang dua orang terduga pelaku menggunakan mobil Avanza membeli amplop di kedai anaknya tersebut.

"Setelah mereka selesai membeli, anak ibu Muhnidar pergi ke dalam untuk salat Dhuha. Lalu pelaku ini menarik ibu Muhnidar ke dalam mobilnya," ungkapnya saat dikonfirmasi, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: Angka Transaksi Tembus Rp3,2 Miliar, Pemko Padang Ungkap Rahasia Sukses Terapkan KKI Pemerintah

Lalu, berdasarkan keterangan korban Muhnidar (69), ia sempat dipukul, dicekik dan diancam di dalam mobil.

Saat ditanya kepada Fiqri apakah sempat Muhnidar kena hipnotis, ia membenarkan, namun tidak mempan.

"Keterangan Muhnidar ia juga sempat kena hipnotis, tapi tidak mempan, karena korban beristigfar dan juga berpuasa," bebetnya.

Fiqri melanjutkan, dari Biaro korban dibawa dua orang terduga pelaku ke tempat yang sepi.

Namun dalam pencarian lokasinya, mereka berputar-putar, hingga sampai di Jorong Batabuah Koto Baru, Nagari Batabuah.

"Di sana, mobilnya terperosok ke dalam selokan, dan sempat di tolong oleh pemuda yang bekerja memasang tenda pelaminan," ucapnya.

Kemudian, pas pemuda itu menolong, kebetulan ada beberapa warga sekitar lewat dan melihat korban bernama Muhnidar di dalam mobil.

Merasa ada yang janggal ujar Fiqri, warga sekitar menanyakan kepada kedua orang terduga pelaku.

"Pelaku sempat mengelak, namun akhirnya korban berhasil ditarik keluar mobil oleh warga," pungkasnya.

Merasa terancam, kedua terduga pelaku langsung tancap gas setelah mobilnya berhasil dikeluarkan dari selokan.

Baca juga: Menteri HAM: Penguatan Tata Kelola Data HAM Fondasi Penting Membangun Peradaban HAM

Kata Fiqri, kondisi mobilnya ketika itu mengalami pecah ban, namun tetap dipaksakan.

"Warga juga sempat mengejar pelaku, namun tidak berhasil," katanya.

Akhirnya, pelaku berhenti di Jorong Sitapuang, Nagari Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, karena ban mobilnya sudah hancur.

"Data itu juga diperkuat dari cctv di jorong tersebut, yang dipasang di atas tiang listrik," ungkapnya.

Namun saat dicek oleh warga, kedua pelaku sudah tidak ada di sekitar lokasi.

Mereka meninggalkan mobilnya. Tetapi saat sekarang, mobil sudah diserahkan ke Polsek terdekat.

"Pelakunya kabur dan kabarnya ada ojek pangkalan yang sempat mengantarnya. Berdasarkan keterangan ojek tersebut, kedua pelaku menaiki travel," terangnya.

Baca juga: Pohon Tumbang Hambat Aliran Banjir Kanal Padang, BPBD Gerak Cepat Selesaikan Penanganan

Di sisi lain, Fiqri menjelaskan bahwa kedua terduga pelaku berhasil membawa kabur cincin dengan kadar 2 emas dari tangan korban.

Kedua terduga pelaku mengambilnya secara paksa, bahkan ada jejak memar di jari korban.

"Cincin itu diambil paksa, ada jejak memarnya. Selain itu, muka korban juga memar dan leher korban ada bekas cekikan," tambahnya.

Wali Nagari Bukit Batabuah, Firdaus juga mengatakan hal yang sama.

Kata Firdaus, terungkapnya kasus dugaan hipnotis berawal dari mobil Avanza terperosok ke dalam selokan di Jorong Batabuah Koto Baru.

"Tempat terperosoknya, ada yang akan mengadakan pesta, jadi dibantulah oleh pekerja tenda," pungkasnya.

Setelah mobil berhasil dikeluarkan, ibu-ibu warga Bukit Batabuah melihat korban Muhnidar dari dalam mobil.

Warga Bukit Batabuah langsung menanyakan ke terduga pelaku, kenapa Muhnidar berada di dalam mobil.

Baca juga: Satpol PP Padang Jemput ODGJ dan Antarkan ke RSJ HB Saanin Usai Terima Laporan Warga

"Awalnya kedua pelaku ini tidak mau mengeluarkan, setelah ditanya kepada korban, ia mengatakan diculik, lalu dibawa keluar mobil oleh warga," sebutnya.

Setelah ketahuan, kedua terduga pelaku langsung kabur dengan mobilnya, namun bannya pecah sebelah kiri depan.

Lalu, warga sempat mengejar kedua terduga pelaku, namun tidak dapat.

"Jadi setelah itu, rupanya pelaku berhenti di Nagari Balai Gurah, tepatnya di Jorong Sitapuang. Mobil sudah dapat oleh warga, namun orangnya belum," tambahnya.(*)

2. Enam Nelayan Kapal Primadona yang Hilang Kontak Ditemukan Selamat di Perairan Pasaman Barat

NELAYAN HILANG KONTAK- Seluruh nelayan yang hilang kontak di perairan Pulau Pangkal, Kabupaten Pasaman Barat, berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dan dibawa ke daratan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
NELAYAN HILANG KONTAK- Seluruh nelayan yang hilang kontak di perairan Pulau Pangkal, Kabupaten Pasaman Barat, berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dan dibawa ke daratan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (Dokumentasi/Kantor SAR Padang)

Enam nelayan yang sebelumnya dilaporkan hilang kontak saat berlayar dari Pulau Tanahmasa, Nias, Sumatera Utara menuju Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.

Kapal nelayan Primadona yang mereka tumpangi berhasil ditemukan tim SAR gabungan di sekitar Pantai Sikabu, Kabupaten Pasaman Barat, pada Jumat (21/11/2025) siang.

Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, mengatakan seluruh korban langsung dievakuasi ke Dermaga Air Bangis sebelum dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: Dosen UNP Kembangkan Aplikasi CMS Perkuat Digitalisasi Pembelajaran SMP Pembangunan Laboratorium UNP

“Alhamdulillah, kapal Primadona beserta enam nelayan ditemukan dalam kondisi selamat. Seluruh survivor kini sudah dievakuasi dan dalam penanganan medis lanjutan di Puskesmas,” kata Abdul Malik.

Diketahui kapal Primadona, boat tempel putih-merah berukuran panjang 12 meter dan lebar 1,8 meter dengan mesin 40 PK ganda, berangkat dari Pulau Tanahmasa, Nias, pada Kamis (20/11/2025) pukul 06.30 WIB. Kapal dijadwalkan tiba di Air Bangis sekitar pukul 12.00 WIB.

Namun pada pukul 09.00 WIB, kapal kehilangan kontak di koordinat 0° 3'25.52"U – 99° 9'33.41"T.

Karena kapal tidak kunjung tiba, pihak keluarga melaporkan kejadian kepada Basarnas Padang pada Kamis malam pukul 22.40 WIB.

Sementara enam orang yang berada di kapal dan dinyatakan selamat itu masing-masing bernama Zulfikar (52) asal Air Bangis, Akmal Daudi (40) asal Air Bangis, Mario (36)asal Air Bangis, Andika Putra (26) asal Air Bangis, Roni Simbolon (47) asal Sibolga dan Erbet Simbolon (51) asal Sibolga.

Semua korban kini dalam keadaan stabil setelah diperiksa tenaga medis.

Sebelumnya Basarnas Padang mengerahkan operasi pencarian sejak Kamis malam. Pada pukul 23.00 WIB dilakukan pemapelan ke VTS, Kantor SAR Nias dan Mentawai.

Keesokan paginya, dua unit RIB  RIB 03 Pasaman dan RIB 02 Padang dikerahkan menuju lokasi terakhir kapal terpantau.

“Tim kami bersama Polairud, TNI AL, nelayan lokal, dan unsur potensi SAR lainnya bergerak sejak pagi. Puluhan nelayan dari Air Bangis juga ikut bergabung membantu pencarian,” jelas Abdul Malik.

Total unsur yang terlibat mencapai 60 orang lebih dari berbagai instansi.

Setelah penyisiran intensif, pada pukul 13.55 WIB tim SAR gabungan menemukan kapal Primadona beserta seluruh nelayan dalam keadaan selamat di sekitar Pantai Sikabu, sekitar 10,43 mil dari lokasi terakhir terpantau.

Baca juga: Padang 4 Jam Diguyur Hujan: Banjir Rendam Dadok Tunggul Hitam, Rumah dan Tempat Ibadah Terendam

“Begitu ditemukan, kami langsung melakukan evakuasi dan membawa para korban ke Air Bangis. Mereka tampak lelah namun dalam kondisi baik,” ujar Abdul Malik.

Tim SAR tiba di Dermaga Air Bangis pukul 15.05 WIB, disusul pemeriksaan medis di Puskesmas setempat.

Abdul Malik menjelaskan bahwa operasi SAR sempat terhambat oleh kondisi laut yang dilaporkan BMKG memiliki gelombang setinggi 1–2,5 meter dengan angin 6–8 knot.

“Gelombang cukup tinggi, cuaca berawan, namun tim tetap berupaya maksimal hingga seluruh korban ditemukan,” katanya.

Dengan ditemukannya para korban, operasi SAR kemudian ditutup setelah seluruh personel dan unsur pendukung kembali ke pos masing-masing pada Jumat sore.

3. Pemasungan ODGJ di Padang Pariaman Tindakan Fatal, Keluarga Pilih Jalan Cepat yang Ganggu Pemulihan

ODGJ- Seorang pria berusia 45 tahun di Nagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris, ditemukan telah dirantai dan dipasung di rumahnya selama kurang lebih lima tahun terakhir.
ODGJ- Seorang pria berusia 45 tahun di Nagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris, ditemukan telah dirantai dan dipasung di rumahnya selama kurang lebih lima tahun terakhir. (Dokumentasi/Dinsos P3A Padang Pariaman)

Pemasungan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Padang Pariaman, Sumatera Barat kembali terungkap dan memicu perhatian karena keluarga memilih langkah cepat saat menghadapi perilaku pasien.

Pemasungan ODGJ ini dijelaskan Psikolog Fitri Yanti sebagai tindakan yang menghambat proses pemulihan dan meningkatkan risiko trauma. Ia menegaskan pemasungan tidak memberi dampak perbaikan bagi pasien.

Menurut Fitri Yanti, seorang Psikolog dan Dosen di Universitas Fort De Kock Bukittinggi, pemasungan bukanlah solusi, melainkan bentuk restriksi ekstrem yang merusak.

Baca juga: Dari Ranah Minang ke Kancah ASEAN, Nanda Satria Inisiasi Forum Pemuda 11 Negara

“Dari sisi psikologi, pemasungan justru memperburuk kondisi mental dan fisik pasien karena menambah stres, mempertinggi risiko trauma, serta menghambat proses pemulihan,” tegas Fitri Yanti, Jumat (21/11/2025).

Ia menekankan bahwa tindakan ini secara fundamental bertentangan dengan prinsip penanganan kesehatan jiwa yang seharusnya humanis, berbasis pemulihan, dan didukung data ilmiah.

Ironisnya, tindakan pemasungan seringkali muncul bukan atas dasar kekejaman, melainkan karena keterbatasan dan kebingungan keluarga.

Fitri Yanti menjelaskan bahwa pemasungan menjadi pilihan terakhir karena beberapa faktor kritis yang masih mengakar di masyarakat.

Fitri Yanti melihat pemasungan yang terjadi di era modern ini hadir akibat akses layanan kesehatan jiwa terbatas.

Kondisi hari ini menurutnya jumlah psikolog dan psikiater terutama di daerah jauh dari pusat kota masih minim.

“Banyak stigma keluarga ODGJ bahwa biaya transportasi dan pengobatan mahal, padahal layanan psikiatri sebagian besar dapat ditanggung BPJS Kesehatan. Dengan catatan sesuai prosedur rujukan,” ujarnya.

Situasi tersebut membuat pihak keluarga bingung bagaimana cara mengelola perilaku agresif atau membahayakan pasien, sehingga memilih tindakan cepat untuk meredam risiko.

Alhasil, ketakutan sosial membuat keluarga memilih untuk mengamankan pasien dengan cara ekstrem agar tidak menimbulkan keresahan di lingkungan sekitar.

Kondisi pemasungan ini hanyalah puncak dari gunung es masalah kesehatan mental di Sumatera Barat.

Baca juga: 20 Siswa Bolos Belajar Diamankan Satpol PP Padang di Tempat Biliar, Dua Orang Kedapatan Bawa Sajam

Fitri Yanti menyoroti masih adanya tantangan struktural yang masih memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.

Seperti rendahnya kesadaran masyarakat untuk mencari bantuan psikologis sejak munculnya gejawa awal pada keluarga atau orang terdekat.

Akibatnya, banyak kasus baru tertangani setelah kondisi pasien sudah tergolong berat.

Serta, Edukasi yang belum merata, terutama di daerah rural, menyebabkan gangguan jiwa sering disalahartikan sebagai gangguan gaib atau kelemahan pribadi alih-alih kondisi medis yang memerlukan intervensi profesional.

Sehingga, meski program bebas pasung sudah dicanangkan, implementasinya masih memerlukan penguatan, terutama dalam hal koordinasi lintas dinas dan ketersediaan tenaga profesional di lapangan.

Fitri Yanti memberikan penekanan bahwa kekerasan atau pemasungan tidak boleh menjadi pilihan.

Keluarga didorong untuk memanfaatkan layanan Puskesmas yang kini umumnya sudah memiliki program kesehatan jiwa.

Serta mengurus rujukan BPJS Kesehatan karena biaya seharusnya bukan menjadi hambatan utama.

Baca juga: Cerita Warga Dadok Tunggul Hitam Tinggal di Lokasi Langganan Banjir, Pasrah Menyambut Tamu Lama

“Keluarga juga bisa meminta pendampingan kader kesehatan, perawat jiwa, atau perangkat nagari untuk membantu mengawasi dan menangani perilaku pasien tanpa tindakan ekstrem,” sarannya.

Lebih lanjut, ia juga mengingatkan keluarga untuk peka terhadap deteksi dini depresi atau gangguan mental.

Perubahan perilaku mencolok seperti menarik diri, sulit tidur, hilang minat, mudah marah, atau bahkan ucapan ingin mengakhiri hidup yang muncul lebih dari dua minggu merupakan tanda serius bahwa pendampingan profesional sangat dibutuhkan.

Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang pasien untuk pulih. (*)

4. Diduga Korsleting Listrik, Rumah Permanen Milik Guru Honorer di Agam Hangus Terbakar

KEBAKARAN SEBUAH RUMAH: Penampakan kebakaran rumah permanen di Jorong Surau Lubuak, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam hangus terbakar pada Kamis (20/11/2025) siang. Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Satpol PP Damkar Agam, Rezafri Bardi kebakaran diduga karena korsleting listrik.
KEBAKARAN SEBUAH RUMAH: Penampakan kebakaran rumah permanen di Jorong Surau Lubuak, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam hangus terbakar pada Kamis (20/11/2025) siang. Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Satpol PP Damkar Agam, Rezafri Bardi kebakaran diduga karena korsleting listrik. (Dok Damkar Agam)

Sebuah rumah permanen di Jorong Surau Lubuak, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam hangus terbakar pada Kamis (20/11/2025) siang.

Kebakaran rumah permanen tersebut, dketahui terjadi sekira pukul 11:31 WIB.

Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Satpol PP Damkar Agam, Rezafri Bardi membenarkan terkait kebakaran rumah permanen tersebut.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Sumbar Nanda Satria Dorong Anak Muda Minang Rebut Kembali Tradisi Diplomat Ulung

"Benar, kebakaran rumah terjadi pada Kamis siang kemarin, sekira pukul 11:31 WIB," ungkapnya saat dikonfirmasi Tribunpadang.com, Jumat (21/11/2025) pagi.

Rezafri mengatakan, pihaknya menerima informasi mengenai kebakaran rumah sekira pukul 11:31 WIB.

Satu menit berselang, armada langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman.

"Armada sampai di lokasi pukul 11:47 WIB, jaraknya sekitar 20 kilometer," ujarnya.

Berdasarkan data Damkar Agam, objek yang terbakar merupakan rumah permanen dengan luas 8 x 10 meter 

"Rumah tersebut dihuni oleh lima orang, dengan pemiliknya seorang guru honorer," sebutnya.

Baca juga: Kota Pariaman Gelar Kejurda Sepatu Roda Sumbar di Sirkuit Standar Nasional, 250 Atlet Bersaing

Tidak ada korbn jiwa dari kebakaran yang terjadi, sementara Damkar Agan memprediksi kerugian mencapai Rp400 juta.

"Kerugian sekitar Rp400 juta, di sisi lain, sebanyak 3 bangunan berhasil diselamatkan," pungkasnya.

Sedangkan pemadaman berhasil dilakukan hanya dalam waktu 15 menit, atau sekira pukul 12.02 WIB.

"Kebakaran diduga terjadi karena korsleting listrik," tambahnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved