Banjir di Padang Pariaman
Bupati JKA Gerak Cepat Tangani Darurat Bencana Padang Pariaman, Minta Normalisasi Sungai ke Pusat
Kabupaten Padang Pariaman telah menetapkan kondisi darurat bencana menyusul terjangan banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Ringkasan Berita:
- Padang Pariaman tetapkan darurat bencana setelah banjir dan longsor merendam 11 kecamatan.
- Bupati JKA turun ke lokasi dan pimpin penanganan cepat di titik terparah.
- Empat sungai meluap dan rusakkan permukiman serta lahan warga.
- Kerusakan dinilai melampaui kemampuan APBD daerah.
- Bupati JKA desak pemerintah pusat segera normalisasi Sungai Batang Ulakan.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Kabupaten Padang Pariaman telah menetapkan kondisi darurat bencana menyusul terjangan banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang melumpuhkan sebagian besar wilayah sejak Sabtu pagi, 22 November 2025.
Hujan lebat yang tak berhenti selama hampir dua hari penuh memicu luapan masif dari empat sungai utama.
Diantaranya Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Tapakih, dan Batang Kamumuan, merendam 10 hingga 11 kecamatan dan menyebabkan kerugian besar.
Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis (JKA), tak menunggu lama. Ia segera turun langsung ke titik-titik terparah, memimpin penanganan tanggap darurat.
Peninjauan dimulai dari ruas jalan amblas Padang Baru–Kampung Bonai, hingga ke Kampung Galapuang, Kecamatan Ulakan Tapakis, yang kini dijadikan lokasi pengungsian bagi warga terdampak.
Baca juga: Padang Pariaman Lumpuh Dihantam Bencana, 11 Kecamatan Terendam Banjir hingga Longsor
Bupati JKA menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten telah mengaktifkan kolaborasi pentahelix (lima unsur pemangku kepentingan) untuk mempercepat penanganan di lapangan.
"Pemerintah daerah bergerak cepat di bawah koordinasi Sekretaris Daerah bersama BPBD, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, serta unsur terkait lainnya," ujar Bupati JKA.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) TRC PB BPBD telah melakukan evakuasi warga dan melaksanakan assessment kerusakan.
Guna memenuhi kebutuhan dasar para korban, bantuan logistik darurat seperti nasi bungkus telah disalurkan, dan dapur umum didirikan bekerja sama dengan Dinas Sosial P3A dan pemerintah nagari setempat.
Meski bergerak cepat, Bupati JKA mengakui bahwa skala bencana kali ini melampaui kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Padang Pariaman.
Baca juga: Cuaca Padang Senin 24 November Berpotensi Dilanda Hujan Sedang hingga Lebat Siang dan Malam Hari
Banjir setinggi 80 sentimeter di beberapa kawasan telah menghancurkan sektor ekonomi masyarakat.
"Banjir telah merusak lahan pertanian dan sektor ekonomi masyarakat. Sawah dan tanaman jagung yang baru ditanam hancur, sejumlah ternak hanyut dan belum ditemukan, serta tambak udang dan ikan mengalami kerusakan berat," ungkap JKA.
Oleh karena itu, fokus utama desakan Bupati JKA adalah permohonan bantuan ke tingkat nasional.
"Kami mohon kepada pemerintah pusat, khususnya Balai Wilayah Sungai (BWS), untuk segera melakukan normalisasi Sungai Batang Ulakan. Dengan kemampuan APBD kami, kami tidak sanggup memperbaiki seluruh infrastruktur yang rusak. Kami sangat berharap bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," tegasnya.
| Cuaca Ekstrem Padang Pariaman Picu Banjir dan Longsor di Tujuh Kecamatan |
|
|---|
| Banjir di Padang Pariaman Genangi Kampuang Galapuang, BPBD Evakuasi Ratusan Warga |
|
|---|
| Warga Padang Pariaman Minta Pemerintah Normalisasi Sungai Batang Ulakan untuk Atasi Banjir |
|
|---|
| KA Lembah Anai Telat 2 Jam Akibat Banjir Rendam Jalur Kereta Api di Padang Pariaman |
|
|---|
| Derita Warga Kampuang Galapuang Padang Pariaman: Banjir Menahun, Solusi Pemerintah Tak Ada |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/BANJIR-PADANG-PARd-subuh-Minggu-23112025.jpg)