Banjir di Padang Pariaman
Warga Padang Pariaman Minta Pemerintah Normalisasi Sungai Batang Ulakan untuk Atasi Banjir
Warga Kampuang Galapuang, Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat, meminta pemerintah untuk melakukan normalisasi Sungai Batang Ulakan
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Warga Kampuang Galapuang, Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat, meminta pemerintah untuk melakukan normalisasi Sungai Batang Ulakan, menyusul meningkatnya intensitas banjir yang kerap melanda daerah tersebut.
Banjir yang terjadi pada Jumat (4/10/2024) merendam rumah warga hingga setinggi lebih dari 100 cm, memaksa warga untuk membersihkan rumah dari lumpur pasca-banjir pada Sabtu (5/10/2024).
Al Fajri, salah satu warga, menjelaskan bahwa banjir telah menjadi permasalahan yang berulang setiap tahun.
Al Fajri saat ditemui tampak bersama keluarganya sibuk membersihkan lumpur yang menghinggapi rumahnya pasca terendam banjir setinggi 100 cm lebih, Sabtu (5/10/2024).
Bermodal cangkul dan sekop Al Fajri bersama beberapa orang keluarganya mengeluarkan lumpur dari dalam rumah.
Baca juga: Waspada! Cuaca Ekstrem Ancam Sumbar, BPBD Imbau Warga Antisipasi Pohon Tumbang hingga Longsor

Terlihat adik perempuannya menggeser lumpur tanah itu dengan sekop ke bagian luar, lalu, Al Fajri membawanya ke laur perladangan.
Meski ari masih menggenangi perladangan rumahnya, Al Fajri sudah mengangsur pula menjemur baju dan kursi di sekitar genangan itu.
Bermandi keringat di bawah cuaca terik, Al Fajri membersihkan rumahnya dengan duka suka, berharap bisa kembali tidur dengan nyenyak di dalam rumah.
"Kemaren (Jumat) air naik ba'da maghrib, setelah hujan sejak siang. Kami sempat mengungsi ke mushola karena rumah sudah terendam," ujarnya memulai cerita, kemudian berhenti mengayunkan cangkulnya.
Sembari menumpangkan kedua tangannya di cangkul, Al Fajri menyebut ini sudah banjir ke sekian yang ia alami di tahun 2024.
Baca juga: Tiga Kabupaten di Sumbar Dilanda Banjir, Ratusan Orang di Padang Pariaman Dievakuasi ke Tempat Aman
Lelaki berbadan gempal itu, menyebut banjir hampir setiap bulan terjadi di kediamannya, hanya ketinggiannya saja yang berbeda-beda.
"Kalau yang sampai ke jalan, minimal enam kali setahun. Selebihnya hanya menggenang di jalan saja," ujarnya.
Air sampai kejalan bisa menggenang setinggi dada orang dewasa, kondisi itu terjadi jika hujan terjadi hampir merata di sekitaran Padang Pariaman.
Pernyataannya tersebut, menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia lakukan siang ini adalah pekerjaan rutin setiap tahunnya.
Sudah menahun melakukan rutinitas serupa ini, Al Fajri menilai tidak pernah ada solusi konkrit dari pemerintah Kabupaten Padang Pariaman.
Baca juga: KA Lembah Anai Telat 2 Jam Akibat Banjir Rendam Jalur Kereta Api di Padang Pariaman
KA Lembah Anai Telat 2 Jam Akibat Banjir Rendam Jalur Kereta Api di Padang Pariaman |
![]() |
---|
Derita Warga Kampuang Galapuang Padang Pariaman: Banjir Menahun, Solusi Pemerintah Tak Ada |
![]() |
---|
BPBD Padang Pariaman Soroti Pentingnya Normalisasi Sungai usai Dua Kali Terendam Banjir pada 2024 |
![]() |
---|
Banjir Terjang Tiga Kecamatan di Padang Pariaman Sumbar, Warga Diungsikan ke Tempat Aman |
![]() |
---|
Hujan Sejak Siang, Banjir Rendam Sejumlah Wilayah di Padang Pariaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.