Berita Populer Sumbar
4 BERITA POPULER SUMBAR: Bunga Bangkai Raksasa Mekar di Agam, Kasus Campak Disorot Pakar Epidemiolog
Tingginya angka penyakit campak di sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) mendapat sorotan dari epidemilog Universitas Andalas (Unand).
Hanya saja, ia menilai persoalan ini masih bisa diatasi oleh nakes dengan melakukan edukasi lebih dan upaya ekstra untuk mengembalikan keyakinan orang tua.
“Harus ada upaya ekstra, soalnya situasinya berbeda. Kalau masih pakai cara lama, tentu sulit untuk meningkatkan angka imunisasi,” ujarnya.
Ia menerangkan penyakit campak yang sejauh ini terjadi, tidak terlepas dari rendahnya angka imunisasi.
Sedangkan pengaruh cuaca bukan menjadi faktor sentral, karena belum ada hasil penelitian yang menunjukkan cuaca menjadi penyebab campak.
“Kalau cuaca ini lebih pada penyakit yang ditularkan oleh hewan seperti malaria dan DBD,” ujarnya.
Selain itu penyebaran kasus campak sebagai kategori penyakit menular peluangnya juga sangat kecil jika calon korban sudah dibekali imunisasi.
Sehingga, ia menilai peningkatan angka kasus campak yang sejalan dengan rendahnya angka imunisasi merupakan hal yang normal.
Malah ia akan lebih konsen jika kasus campak meningkat di tengah angka imunisasi yang tinggi.
“Kalau itu terjadi baru muncul pertanyaan baru, apakah ada jenis campak baru atau sebagainya,” ujar Defriman.
Kasus Campak Melonjak di Padang
Kota Padang, Sumatera Barat sedang menghadapi ujian serius setelah adanya peningkatan suspek kasus campak hingga penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kelurahan Lubuk Lintah sejak awal November 2025.
Data yang ada lonjakan kasus campak terjadi sejak awal Oktober 2025 hingga pekan kedua November 2025 ini, berdasarkan wawancara TribunPadang.com dengan Kepala Puskesmas Ambacang, Puskesmas Pauh dan Puskesmas Andalas.
Baca juga: Jadwal Kapal KM Sabuk Nusantara 37 November 2025: Hari Ini Singgah di Teluk Bayur
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa peningkatan angka kasus campak sejalan dengan menurunnya angka imunisasi campak sepanjang tahun 2025.
Di Puskesmas Ambacang angka imunisasi campak masih berkisar Angka 40 persen, Puskesmas Pauh 60 persen dan Puskesmas Andalas masih belum mencapai standar angka imunisasi nasional.
Kepala Puskesmas Ambacang Riny Zulfianty, mengatakan, korban positif campak di Lubuk Lintah setelah ditelusuri ternyata memang belum melakukan imunisasi.
“Memang ketiganya belum imunisasi, makanya setelah penetapan KLB kami lakukan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi massal,” ujarnya.
Ia menyebut imunisasi masih menjadi kendala pihaknya untuk mencegah kasus campak, meski telah melakukan berbagai pendekatan.
Riny mengaku sudah melakukan pendekatan baik melalui Posyandu, sekolah bahkan rumah ke rumah.
“Kalau tahap awal tentu kita sosialisasikan, lalu, kita edukasi tapi masih belum bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ia melihat kendala yang muncul dalam pelaksanaan imunisasi akibat izin dari orang tua anak.
Hal ini bermula dari vaksinasi covid 19 yang menghadirkan narasi negatif akan virus yang disuntikkan dalam tubuh anak.
“Banyak masyarakat menilai imunisasi ini sama dengan vaksinasi. Mereka takut terjadi sesuatu pada anak,” ujarnya.
Rasa takut ini, tidak hanya datang dari ibu, tapi juga ayah.
Sehingga saat pihaknya coba melakukan pendekatan persuasif pada ibu, tapi mereka tetap beralasan dengan mengatakan tidak ada izin dari ayah si anak.
“Kalau izin ayah yang tidak ada tentu kami tidak bisa lagi mensiasati. Soalnya kami tidak bisa menyentuh ayah anak, secara langsung,” ujarnya.
Pernyataan Riny ini, sejalan dengan fenomena di Puskesmas Pauh yang juga mengalami peningkatan angka suspek campak dalam dua bulan ini.
Kepala Puskesmas Pauh Mela Aryanti, mengatakan, angka imunisasi di tempatnya masih rendah karena ketakutan orang tua.
Ia membenarkan bahwa vaksinasi COVID 19 menjadi satu penyebab, namun penyebab lain yang ia sadari adalah konsumsi hoaks di tengah masyarakat.
Baca juga: Rekap Kumamoto Masters 2025: Badai Kekalahan Landa Sederet Wakil Indonesia yang Tersisa
“Saat ini semua masyarakat terkhusus orang tua muda, selalu bersentuhan dengan media sosial. Informasi yang berseliweran di medsos ini cukup sentral membangun narasi negatif imunisasi,” ujarnya.
Alhasil informasi di media sosial tersebut bercampur dalam kehidupan nyata para orang tua, sehingga mempengaruhi angka imunisasi.
Bahkan ia melihat ada orang tua yang sudah yakin untuk melakukan imunisasi, bisa berubah pikiran dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan akibat opini yang muncul dari mulut ke mulut.
“Ini kendala kami sebenarnya. Padahal vaksin covid 19 dan imunisasi campak ini dua hal yang berbeda. Imunisasi campak ini sudah teruji secara medis dan digunakan oleh masyarakat sejak dulu. Berbeda dengan vaksin covid yang pengerjaannya bersifat situasional sehingga masih butuh banyak uji coba,” tuturnya.
3. Buronan Curas di Padang Pariaman Tertangkap di Banten Usai Pamer di TikTok
Jejak digital tak bisa dibohongi, seorang buronan kasus Pencurian dengan Kekerasan (Curas) dari Padang Pariaman, Sumatera Barat, berinisial FRE alias Mamat, harus mengakhiri pelariannya setelah nekat melakukan siaran langsung (live) di aplikasi TikTok.
Ia diciduk Tim Gagak Hitam Satreskrim Polres Padang Pariaman di tempat persembunyiannya di Pandeglang, Banten. Penangkapan dramatis ini terjadi pada Rabu (12/11/25) sekitar pukul 16.00 WIB.
Menurut Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, AKP Nedrawati, keberadaan Mamat terdeteksi oleh petugas di Jalan Raya Ahmad Yani Gang Biomed No 51 Curugsawer, Pandeglang, Provinsi Banten.
Baca juga: Angka Imunisasi Campak Rendah di Padang, Nakes Minta Nikita Willy hingga Raffi Ahmad Ambil Bagian
"Petugas kami dari Tim Gagak Hitam berhasil melacak dan mengamankan pelaku di lokasi persembunyiannya, tepat setelah yang bersangkutan selesai melakukan live di TikTok," jelas AKP Nedrawati, Kamis (13/11/2025).
Mamat diketahui merupakan pelaku Curas yang beraksi pada Jumat (7/11/2025) dini hari di Korong Toboh Sikaduduak, Padang Pariaman.
Dalam aksinya, pelaku berhasil membawa kabur barang berharga milik korban berupa 1 unit iPhone 16 Promax dan dua buah gelang emas dengan total berat 32 emas.
Setelah menerima laporan korban, Satreskrim Polres Padang Pariaman segera melakukan penyelidikan intensif, yang akhirnya mengarah pada identitas dan pelacakan lokasi Mamat hingga ke Pulau Jawa.
Baca juga: Panduan ke Lokasi Bunga Bangkai Mekar di Agam, Siapkan Fisik dan Motor yang Kuat Lewati Jalan Terjal
Pelaku saat ini telah diamankan dan akan segera dibawa kembali ke Mapolres Padang Pariaman untuk menjalani proses hukum.
Ia dijerat dengan Pasal 365 ayat (1) dan ayat (2) KUHPidana tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal sembilan tahun.
"Kasus ini menunjukkan komitmen kami dalam memberantas kejahatan, dan juga menjadi pelajaran bahwa jejak kejahatan sulit disembunyikan di era digital ini," tutup Kasat Reskrim.(*)
4. Sempat Buron, Pelaku Pencurian Cabai Ditangkap Saat Jualan Ikan di Pasar Ibuh Payakumbuh
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Payakumbuh berhasil mengamankan seorang pria diduga melakukan tindak pidana pencurian, Kamis (13/11/2025) pukul 09:30 WIB.
Terduga pelaku diamankan di Pasar Ibuh, Blok Timur, Kelurahan Koto Kociak Tapak Rajo, Kecamatan Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh.
Kasat Reskrim IPTU Andrio Putra Siregar mengatakan bahwa terduga pelaku berinisial R (45), berprofesi sebagai pedagang ikan di pasar tersebut.
Baca juga: Wakil Taiwan Chou Tien Chen Tersisih Oleh Pebulu Tangkis Bukan Unggulan Asal Thailand
"Pelaku ditangkap oleh pihak berwajib saat berjualan ikan di Komplek Pasar Ibuh Kota Payakumbuh," ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Ia melanjutkan, terduga pelaku merupakan salah satu tersangka yang masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Sat Reskrim Polres Payakumbuh.
R (45) diduga melakukan kasus pencurian cabai yang terjadi di sebuah kedai di Pasar Ibuh pada Desember 2023 lalu.
"Penangkapan ini merupakan pengembangan dari laporan polisi LP/B/344/XII/2023/SPKT/Polres Payakumbuh/Polda Sumbar tanggal 13 Desember 2023, tentang dugaan tindak pidana pencurian sesuai dengan Pasal 363 KUH-Pidana," katanya.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini 13-14 November 2025: Waspada Hujan Disertai Petir
IPTU Andrio menyebut, penangkapan terhadap terduga pelaku berawal dari Tim Opsnal Satreskrim Polres Payakumbuh mendapatkan informasi akurat tentang keberadaannya.
Saat ditangkap, R (45) sudah mengakui perbuatannya dan telah menjual barang bukti berupa cabai di Pasar Gadut, Kecamatab Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, barang bukti yang dicuri oleh tersangka telah terjual senilai Rp 800.000,- dan uang hasil penjualan barang bukti curian tersebut telah habis untuk kebutuhan pribadi tersangka," sebutnya.(*)
BERITA POPULER SUMBAR
Populer Sumbar
Sumatera Barat
Penyakit Campak
Pelaku Curas
Bunga bangkai mekar di Agam
| 4 BERITA POPULER SUMBAR: Dugaan Korupsi APBDes di Mentawai, Mutasi 7 Pejabat Eselon II Bukittinggi |
|
|---|
| 4 BERITA POPULER SUMBAR: Produksi Padi Merosot, BMKG Ingatkan Cuaca Buruk bagi Kapal ke Mentawai |
|
|---|
| 4 BERITA POPULER SUMBAR: KLB Campak Hantam Pariaman dan Gelar Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyyah |
|
|---|
| 4 BERITA POPULER SUMBAR Pertamina Blokir 3.500 Kendaraan, Kabau Sirah Kalah, Calon Ketua Asprov PSSI |
|
|---|
| 3 Berita Populer Sumbar: Dua Nelayan Hilang Kontak, 15 Bonggol Bunga Rafflesia, CCTV Laka Maut |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/bung-bangkai-mekar-di-Agam-13112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.