Gunung Marapi Erupsi

Posko Siaga Erupsi Marapi Didirikan Tiga Lokasi di Padang Panjang, Puluhan Petugas Disiagakan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kesbangpol Kota Padang Panjang mendirikan tiga Posko Siaga Erupsi Marapi di tiga lokasi.

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
Dok. Pos PGA Bukittinggi
Visualisasi Gunung Marapi dari kamera pengawas Pos PGA Bukittinggi, Jumat (2/2/2024). 

Dijelaskannya, gempa low frequency masih terekam intensif, angka kejadian tertinggi terekam pada 23 Januari 2024 yang mencapai 17 kali, setelah itu cenderung menurun.

Gempa hybrid/fase banyak mulai terekam sejak 24 Januari 2024, gempa ini cenderung naik hingga 27 Januari yang mencapai 17 kali kejadian dan setelahnya cenderung mengalami penurunan. 

Secara umum gempa Hybrid biasanya berhubungan dengan pembentukan dan pertumbuhan kubah lava dari dalam kawah.

"Gempa Vulkanik Dangkal (VB) cukup intensif terjadi, terekam tertinggi pada 23 Januari 2024 yang mencapai 27 kali kejadian dan setelahnya mengalami penurunan," katanya.

Sementara, Gempa Vulkanik Dalam (VA) masih tetap terekam secara intensif dengan jumlah harian yang fluktuatif.

Baca juga: Status Gunung Marapi Belum Diturunkan Meski Sudah Mulai Tenang, Masih Tetap Level 3

Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi dan memperlihatkan kecenderungan meningkat secara fluktuatif. 

Baseline RSAM menunjukkan penurunan sejak 22 Januari 2024 dan grafik tiltmeter cenderung mendatar dengan fluktuasi tidak signifkan.

Lalu data laju emisi (fluks) gas SO₂ dari satelit Sentinel dalam satu minggu terakhir lebih rendah daripada satu bulan sebelumnya.

Namun nilai fluks gas saat ini masih cukup tinggi yang mengindikasikan masih adanya pelepasan gas SO₂ dari magma (678) ton/hari pada tanggal 30 Januari 2024). 

Pasokan magma dari kedalaman masih terindikasi dari masih terekamnya gempa Low Frequency, Vulkanik Dangkal, dan Vulkanik Dalam dengan cukup intensif.

Baca juga: Pemko Padang Panjang Terima Bantuan BNPB Rp250 Juta untuk Penanganan Dampak Erupsi Gunung Marapi

Oleh karena itu, aktivitas vulkanik Gungung Marapi saat ini dinilai masih tinggi dengan potensi/ancaman bahaya.

Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek.

Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin. Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng G. Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. 

Oleh karena itu terdapat potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak G. Marapi. Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H₂S di area kawah/puncak G. Marapi.

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 1 Februari 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada Level III (Siaga)," katanya.

Baca juga: Gunung Marapi Masih Level III, Pemkab Agam Perpanjang Status Tanggap Bencana Sebulan

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved