Kota Pariaman
Kisah Sukses Suatril Pemilik Ladu Arai Pinang Ria, Pernah jadi Kernet hingga Penari Lintas
"Nasib tiada yang tahu," kata Suatril, Kepala Pemasaran sekaligus Pemilik Ladu Arai Pinang Ria, di Kota Pariaman, Sumatera Barat
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - "Nasib tiada yang tahu," kata Suatril, Kepala Pemasaran sekaligus Pemilik Ladu Arai Pinang Ria, di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Suatril merupakan warga Kota Padang yang mempersunting gadis Pariaman 24 tahun silam.
Pada masa awal menikah ia masih berurusan dengan mobil. Karirnya bermula dari kernet angkutan umum dalam kota.
Seperti kernet lainnya, jenjang karir Suatril perlahan meningkat jadi sopir angkutan umum. Setelahnya, jadi sopir mobil antar provinsi, banyak orang menyebut "Penari Lintas".
Keahliannya, membuat pria kelahiran 53 tahun silam itu tidak hanya menyopiri orang, ia juga sempat dipercaya sejumlah perusahaan untuk menyalurkan produk mereka ke daerah-daerah.
Baca juga: Ladu Arai Pinang Ayang, dari Usaha Keluarga hingga Pekerjakan Masyarakat Setempat
"Dari sopir kampas, saya baru dipercaya jadi sales dan supervisor," jelasnya, tentang jenjang karir yang pernah ia lalui.
Semasa menyopir, banyak cerita duka dilalui Suatril. Selama berkendara ia harus menantang hujan dan panas. Menahan letih, supaya fokus menyusuri aspal dan waktu untuk keluarga hampir bisa dibilang tidak ada.
Selain duka, puluhan tahun di jalan, banyak pelajaran ia dapat. Pekerjaannya membuat Suatril sangat adaptif dan mudah diterima lingkungan baru.
Pelajaran paling berharga ia dapat pada tahun 2017, saat ia sudah jadi Supervisor di perusahan rokok.
Saat itu ia meninjau kondisi penjualan dan mengantar stok rokok ke sejumlah daerah, ia mengajak istrinya. Di sebuah toko ia membeli Ladu arai pinang, yang dikemas menarik.
Baca juga: Variasi Rasa Ladu Arai Pinang Ayang di Kampung Perak, Punya Ciri Khas Oren Hambar

"Waktu makannya, istri saya komentar bahwa rasa Ladu itu biasa saja. Istri saya ngaku bisa buat dengan rasa lebih enak," kenangnya mengingat cikal bakal berdirinya Ladu Arai Pinang Ria miliknya.
Dari komentar itu, Suatril menantang istrinya membuat Ladu yang lebih enak. Sepulang dari toko itu, istrinya langsung membuat Ladu.
Rasanya benar lebih enak dari yang mereka coba sebelumnya. Usai mencicipi, Suatril menyuruh Ria (Istrinya) untuk memproduksi Ladu lebih banyak.
Pengalamannya di dunia pemasaran, membuat Suatril melihat peluang besar untuk menjual Ladu buatan istrinya.
Tahap awal usaha ladunya, dengan memasukan ke sejumlah toko tempat ia memasukan produk perusahaannya.
Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Ladu Arai Pinang Ayang di Pariaman, Sudah Ada Sejak 22 Tahun Lalu
Masa awal ini berjalan lancar, rasa percaya pemilik toko yang selama ini ia jaga, menyanggupi untuk menjual Ladu buatan istrinya.
"Tahap awal itu, istri saya memproduksi dua bungkus tepung Ladu dibantu anak-anak, semua hasil produksi itu selalu habis," terangnya tersenyum mengenang kerja keras itu.
Selang beberapa bulan, permintaan Ladu terus meningkat. Dari dua bungkus tepung, produksinya meningkat jadi satu karton tepung.
Masa itu, membuat ayah empat anak tersebut meninggalkan pekerjaannya sebagai supervisor.
Kesehariannya bergelut dengan mobil, ia lepaskan. Sekarang ia fokus mengembangkan usaha Ladu milik keluarganya.
Baca juga: Kampung Perak Identik dengan Ladu Arai Pinang, Pengunjung Bawa Buah Tangan, Pulang ke Rumah
Pengalamannya sebagai sales hingga supervisor ia praktekan di usaha Ladu arai pinangnya. Produksi Ladu milik istrinya ia, pasarkan ke toko-toko menggunakan kendaraan roda dua.
"Jadi karena saya antarkan setiap hari, Ladunya semakin terkenal, sampai ada yang nanya, nama ladunya apa," jelasnya menjelaskan asal mula nama Ladu Arai Pinang Ria tahun 2017.
Ia memilih nama istrinya dalam usaha ini, karena memang istrinya yang memiliki peran besar dalam membuat Ladu.
Pada awal tahun 2018, usahanya terus berkembang, permintaan konsumen meningkat sampai dua karton tepung dalam sehari.
Tahun 2018 itu ia mulai memperkejakan warga setempat untuk produksi. Hasil produksi tidak hanya ia pasarkan ke toko-toko, tapi juga membuka toko sendiri di rumahnya.
Baca juga: Kampung Makanan Ringan Pusat Jajanan Tradisional Khas Kota Pariaman, Ada Ladu Arai Pinang

Sewaktu nama Ladu Arai Pinang Ria mulai mengudara, Suhatril dapat musibah. Tas pos pembawa ladunya dengan motor terbakar, sehingga pemasaran hanya fokus di tokonya dan media sosial.
Meski begitu, kondisi penjualan tetap meningkat. Suatril mulai terfikir memperbesar usahanya ini, ia meminjam uang melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI.
Ia mendapatkan suntikan dana sebanyak Rp 20 juta, dana itu ia gunakan untuk memperbesar tempat produksi ladunya.
Enam tahun perjalanan usahanya, Suatril sudah berhasil membangun rumah dan menyekolahkan anaknya sampai sarjana.
Produksi Ladunya bahkan pernah sampai 3.5 ton tepung dalam sebulan. Omsetnya bisa belasan juta sebulan.
Ia juga mampu memperkerjakan 8 - 10 orang warga setempat selama produksi yang berlangsung 4 - 5 kali sepekan.
Baca juga: Wako Pariaman Genius Umar Sebut Penas Tani 2023 di Padang Ajang Menambah Wawasan dan Jaringan
Harga Ladu yang ia jual Rp 10 ribu per pack, varian rasanya ada tiga Ladu sala, Ladu original dan Ladu jengkol.
"Alhamdulillah sekarang Ladu ini sudah ini sudah menjangkau pulau Jawa dan Kalimantan," terangnya.
Selain pasar nasional, Ladu Arai Pinang Ria juga sudah mencapai pasar internasional seperti Malaysia, Singapura hingga Mesir melalui distributor.
Keseharian Suatril di jalanan juga sudah berhenti total, sebagai kepala pemasaran di toko Ladu miliknya. Semua pekerjaan sudah bisa ia lakukan melalui telepon pintar.
Semua ini tidak pernah terpikir olehnya, bermula dari kernet, sopir, salses hingga supervisor, penari lintas itu berakhir jadi kepala produksi Ladu sala miliknya.
Semua duka dijalanan berhasil ia lewati, sekarang waktu bersama keluarganya lebih banyak.
Lima Peserta Bimbel Gratis dari Sekolah Dinas Pemko Pariaman Lolos TNI |
![]() |
---|
Kealpaan Pemko Pariaman, 4 Camaba IPB Hampir Gagal Kuliah Lewat Program Beasiswa Saga Saja Plus |
![]() |
---|
Ketua Tim Pansel Sekda Kota Pariaman Sakit, Proses Seleksi 4 Calon Jadi Tertunda |
![]() |
---|
Bukan Karena Temuan, Rekomendasi BPK Buat Disdikpora Hentikan Kucuran Dana Persikopa Pariaman |
![]() |
---|
Persikopa Terabaikan Akibat Polemik Pengurus dan Pendanaan, Wali Kota Pariaman Dipertanyakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.