Serak Gulo 2025

Tradisi Serak Gulo, Manisnya Toleransi dan Perekat Multi Etnis di Kota Padang

Tradisi Serak Gulo yang secara rutin digelar oleh komunitas Muslim keturunan India Tamil di Padang,

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TRADISI SERAK GULO- Seorang warga keturunan india Faradillah Yunus (47), sedang membungkus gula pasir di Pasa Batipuah, Pasa Gadang, Padang Selatan, Kota Padang, Jumat (14/11/2025). Tradisi Serak Gulo yang secara rutin digelar oleh komunitas Muslim keturunan India Tamil di Padang, khususnya di kawasan Padang Selatan yang merupakan tempat kediaman masyarakat multi etnis, telah menjadi simbol kuat keberagaman dan toleransi. 

Zainal Arifin melihat keberhasilan Serak Gulo bertahan dan melibatkan masyarakat multi etnis secara luas sebagai bukti nyata bahwa semangat keberagaman atau multikultural di Padang telah tercapai.

Baca juga: Pemerintah Percepat Hilirisasi Gambir Sumbar, Ekspor ke Eropa dan Asia Mulai Dibidik

Nilai-nilai budaya yang dibawa oleh komunitas India Tamil membuktikan bahwa nilai-nilai tersebut bukan hanya untuk kepentingan komunitasnya saja, tetapi juga untuk sesama dari semua etnis.

Hal ini disebabkan karena dalam keyakinan Muslim India Tamil, Serak Gulo adalah wujud syukur dan kesucian diri untuk selalu berbagi, tanpa memandang ras, agama, dan suku bangsa.

Oleh sebab itu, tradisi Serak Gulo sejak awal memang menunjukkan semangat kebersamaan yang bersifat multikultural.

Mengenai isu sensitif seperti labelisasi non-Pancasila atau intoleran yang terkadang dilabelkan ke Sumatera Barat, Zainal Arifin berpandangan bahwa tradisi ini secara tidak langsung dapat menepis isu tersebut.

Komunitas Muslim India hanya menjalankan tradisi warisan nenek moyang mereka.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sumbar Rabu 18 November 2025, Pagi-Malam Waspada Hujan Ringan hingga Lebat

“Namun, bila Pancasilais dimaknai sebagai wujud pengakuan akan keragaman, maka tradisi ini bisa dikatakan sebagai nilai bernuansa Pancasilais,” tuturnya.

Begitu juga bila intoleran dimaknai sebagai ketidakpedulian dengan orang lain di sekitarnya, maka tradisi Serak Gulo ini adalah tradisi yang sangat toleran.

Ia menekankan bahwa nilai luhur saling berbagi ini selayaknya tetap dipertahankan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.

Komunitas India sudah menunjukkan dampak positif dari keyakinan dan arti pentingnya saling berbagi ini, tidak saja untuk komunitasnya sendiri, tetapi juga untuk komunitas lain di sekitarnya.

Oleh sebab itu, dukungan pemerintah daerah dalam mensupport tradisi ini menjadi sangat penting, tidak saja dalam bentuk dukungan sarana prasarana yang dibutuhkan, termasuk material (gula) yang menjadi media pengikat persatuan ini.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sumbar Rabu 18 November 2025, Pagi-Malam Waspada Hujan Ringan hingga Lebat

Bahkan, ia menyarankan agar pemerintah daerah bisa mengembangkan tradisi ini ke depan, tidak hanya membantu masyarakat dalam bentuk gula sebagai media utamanya, tetapi juga bisa dikembangkan dalam bentuk material lain seperti sembako dan bahan pangan lainnya.

Hal ini akan semakin menguatkan fungsi sosial tradisi Serak Gulo sebagai jembatan solidaritas antar umat di Padang.

Secara keseluruhan, Prof Zainal Arifin menambahkan bahwa tradisi Serak Gulo adalah tradisi berbasis keyakinan diri sebagai makhluk manusia yang selalu harus bersyukur dengan pemberian Tuhan.

Semangat memberi dalam tradisi ini pada awalnya hingga sekarang memang ditujukan pada semua umat, tanpa membedakan kelompok etnis.

Ketika tradisi ini dibawa ke daerah rantau, tradisi ini juga dijadikan sebagai bentuk pengikat solidaritas sesama anggota komunitas keturunan India di Kota Padang, Sebagai bentuk penguatan identitas sesama India perantau, dan sebagai bentuk penguatan solidaritas antar komunitas sebagai komunitas yang minoritas.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved