Berita Populer Sumbar

4 BERITA POPULER SUMBAR: Produksi Padi Merosot, BMKG Ingatkan Cuaca Buruk bagi Kapal ke Mentawai

Kondisi gelombang di perairan ini masih labil sepanjang November 2025, meski kapal wisata dan penyeberangan masih bisa beroperasi.

Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Nandito Putra
PRODUKSI PADI SUMBAR - Ilustrasi panen padi. Produksi padi di dua daerah sentra pertanian Sumatera Barat, yakni Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Lima Puluh Kota, tercatat mengalami penurunan signifikan pada tahun 2025. 

Koordinator Bidang Prakirawan BMKG Teluk Bayur, Budi Iman Samiaji, menegaskan wisatawan dan operator kapal kecil harus selalu memantau cuaca laut Mentawai sebelum berangkat.

Baca juga: Tren Positif Jumlah Usaha di Padang, Mantan Ketua HIPMI Braditi Moulevey: Kolaborasi Lintas Sektor

Dalam tiga hari ke depan, katanya kapal wisata maupun kapal penyeberangan masih aman berlayar menuju Mentawai, namun harus tetap memantau perkembangan cuaca secara berkala.

“Untuk tiga hari ke depan masih bisa berlayar ke Mentawai, tapi tetap harus memantau kondisi cuaca. Karena bulan November ini cuacanya masih cukup labil,” ujar Budi Iman Samiaji kepada TribunPadang.com, Selasa (11/11/2025).

Menurutnya, kondisi laut di Mentawai berbeda dengan perairan pesisir Sumbar lainnya. 

Hal ini karena wilayah Mentawai berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga gelombang lautnya lebih tinggi.

“Ketinggian gelombang di perairan Mentawai berbeda dengan pesisir laut Sumbar lainya. Karena di Mentawai, gelombang 2 sampai 3 meter itu masih tergolong normal, karena langsung berhadapan dengan Samudera Hindia,” jelasnya.

Budi menambahkan, dalam kondisi cuaca normal, gelombang di barat Mentawai berkisar antara 2 hingga 3 meter. 

Namun ketika kondisi laut memburuk, tinggi gelombang dapat mencapai 3 meter di wilayah barat dan sekitar 1,7 meter di wilayah timur Mentawai.

“Kalau di barat Mentawai itu bisa sampai 3 meter, sementara di bagian timur atau yang menghadap pesisir Sumbar itu maksimum 1,7 meter. Nah, 3 meter itu sudah batas maksimum pada saat kondisi laut buruk,” katanya.

Meski gelombang 2–3 meter dikategorikan normal untuk Mentawai, Budi tetap mengingatkan operator kapal dan wisatawan agar tidak mengabaikan peringatan cuaca yang dikeluarkan BMKG Maritim.

“2–3 meter itu normal dalam konteks kondisi laut Mentawai ya, tapi bagi kapal kecil atau wisatawan tetap perlu waspada. Terutama kalau berangkat sore atau malam hari, sebaiknya selalu cek prakiraan cuaca terlebih dahulu,” imbaunya.

Budi mengatakan BMKG Teluk Bayur akan terus memantau perkembangan cuaca di wilayah barat Sumatera, termasuk perairan Mentawai, yang dikenal rawan perubahan cepat akibat pengaruh angin dan arus Samudera Hindia.

“Memang saat ini mulai membaik, tapi kita masih pantau terus. Cuaca bisa berubah kapan saja, apalagi di bulan ini yang kondisinya tidak stabil,” tutup Budi.(*)

3. Malam Minggu Warga Pariaman Bakal Lebih Seru, Car Free Night Siap Geliatkan Ekonomi Lokal

CAR FREE NIGHT - Sekretaris Daerah Kota Pariaman, Afrizal Azhar.
CAR FREE NIGHT - Sekretaris Daerah Kota Pariaman, Afrizal Azhar. Pemerintah Kota Pariaman siap menggelar acara inovatif Car Free Night (CFN) yang akan dihelat perdana pada Sabtu malam, 15 November 2025. (Pemko Pariaman)

Kabar gembira bagi warga Kota Pariaman! Setelah penantian panjang, Pemerintah Kota Pariaman siap menggelar acara inovatif Car Free Night (CFN) yang akan dihelat perdana pada Sabtu malam, 15 November 2025.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved