Local Experience

Dulu Ada 2 Orang Seperti Saya tapi Sekarang Sudah Meninggal

Tradisi Minang yang Terancam Punah, Feri Lestarikan Saluang dan Bansi Lewat Kaki Lima di Pasar Atas Bukittinggi

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: afrizal
TribunPadang.com/MuhammadIqbal
SALUANG- Pedagang sekaligus seniman, Feri saat memainkan alat musik tiup tradisional Minangkabau ‘bansi’ di Jalan Minangkabau, Pasar Atas, Kota Bukittinggi, Sabtu (1/11/2025). Perajin sekaligus penjual saluang dan bansi di Bukittinggi semakin langka. Feri tetap bertahan menjaga tradisi pembuatan saluang dan bansi walau dari lapak kaki lima di Pasar Atas, Bukittinggi 

Sementara Bansi, juga alat music tiup dari talang.

Namun Bansi memiliki 7 lubang di bagian atas dengan panjang sekitar 36 cm dan berdiameter sekitar 2,5 cm. 

Setiap hari, Feri menjajakan hasil karyanya di kawasan Pasar Atas, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. 

“Biasanya saya datang menjelang sore, sambil bawa hasil buatan dari rumah,” ujarnya sambil menurunkan kotak besar berisi beberapa alat musik tradisional Minangkabau itu.

Feri menata lapaknya yang sederhana di bawah payung kain berwarna hijau tua. 

Satu per satu saluang dan bansi ia susun rapi, sementara suara azan dari kejauhan mulai menggema.

"Awal mula saya menjual saluang dan bansi berangkat dari keprihatinan, karena tidak ada yang menjual. Di sisi lain, saya ingin mempertahankan alat musik tradisonal Minangkabau," jelasnya kepada Tribunpadang.com.

Menjaga Tradisi dari Bambu

Feri, pria kelahiran Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, sebuah daerah yang masih kental dengan tradisi Minangkabau.

Seusai pulang merantau dari Kalimantan tahun 2018, ia mencoba membuka lapak kaki lima di Pasar Atas Bukititnggi.

Lapak yang saat ini menjadi sumber pencarian ia dan keluarga di tengah kemajuan Bukittinggi.

“Setelah pulang dari Kalimantan, saya susah sekali mencari saluang dan bansi di Bukittinggi waktu itu,” katanya.

Hal itulah yang membulatkan tekad Feri untuk mengambil alih kemudi penjualan saluang dan bansi.

Berbekal keterampilan yang dimiliki Feri sejak remaja, satu persatu saluang dan bansi mulai dibuat dan diperjualbelikan di Pasar Atas Bukittinggi.

Kemahiran itu diperolehnya secara otididak, dengan memperhatikan para tetua di kampungnya sejak kecil.

UKIRAN- Feri sedang mengukir bansi
UKIRAN- Feri sedang mengukir bansi menggunakan solder di rumahnya, gang Manunggal, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sabtu (1/11/2025). Feri tetap bertahan menjaga tradisi pembuatan saluang dan bansi walau dari lapak kaki lima di Pasar Atas, Bukittinggi

"Alhamdulillah saya pandai membuatnya sejak remaja, karena hobi juga. Kenapa saya tidak mencobanya," beber pria berkumis tipis itu.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved