Berita Populer Sumbar

3 BERITA POPULER SUMBAR: Salat Minta Hujan, Mikrobus Tabrak Pohon dan Rumpun Bambu Terbakar

Pemerintahan Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), bakal menyelenggarakan salat Istisqa.

Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
MUSIM KEMARAU - Penampakan kondisi sawah petani yang mengalami retak-retak akibat kekeringan saat musim kemarau di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (23/7/2025). Petani Batu Taba, Rahmat Hidayat sebut beberapa sawah kekeringan akibat stok air mengering. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Baca informasi menarik seputar Sumatera Barat yang disajikan dalam populer Sumbar setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com.

Pertama, Pemerintahan Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), bakal menyelenggarakan salat Istisqa.

Hal itu dilakukan lantaran sejumlah wilayah di Sumbar, khususnya di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam dilanda kekeringan berkepanjangan.

Kedua, sebuah kecelakaan lalu lintas tunggal terjadi di Jalan Wolter Monginsidi, Desa Bato, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatera barat pada Selasa (22/7/2025).

Sebuah mikrobus Isuzu NLR bernomor polisi BA 7012 KU menabrak pohon setelah pengemudi kehilangan kendali, mengakibatkan tiga orang mengalami luka-luka.

Ketiga, satu rumpun bambu di Jalan Prof. Bahder-Jangkak, Kelurahan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, dilalap si jago merah, Selasa (22/7/2025).

Kabid Ops Damkar Bukittinggi, Dedi Aprianto, menyebut kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 14:25 WIB.

Baca informasi lebih lengkap berikut ini:

1. Petani Merugi Akibat Kemarau, Warga Batu Taba Agam Bakal Gelar Salat Istisqa untuk Minta Hujan

Pemerintahan Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), bakal menyelenggarakan salat Istisqa.

Diketahui, pelaksanaan salat sunah Istisqa untuk memohon kepada Tuhan agar diturunkan hujan.

Hal itu dilakukan lantaran sejumlah wilayah di Sumbar, khususnya di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam dilanda kekeringan berkepanjangan.

Lahan pertanian mengering dan sumber mata air masyarakat juga menyusut.

Menanggapi itu, Sekretaris Nagari (Sekna) Batu Taba, Hendra, mengatakan pemerintahan nagari akan menyelenggarakan salat sunat Istisqa pada Kamis (24/7/2025)

Baca juga: UNP Siap Jalin Kerja Sama dengan BP Haji RI, Berharap Libatkan Mahasiswa sebagai Pendamping

"Pelaksanaannya pada 24 Juli 2025 di Lapangan Batu Taba," ungkap Hendra saat ditemui di kantornya, Selasa (22/7/2025).

"Kita mohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan," sambungnya.

Sebelum pelaksanaan salat, Sekna Batu Taba juga meminta warga untuk terlebih dahulu berpuasa selama tiga hari.

"Kita mengimbau seluruh warga kita untuk ikut dan berharap hujan segera turun," ungkapnya.

Kata Hendra, sebenarnya tidak di Nagari Batu Taba saja yang dilanda musim kemarau, tapi cakupannya sudah Sumatera Barat.

"Beberapa daerah bahkan juga terjadi kebakaran hutan, seperti di Harau dan Solok," tambahnya.

Baca juga: 2 Aliran Sungai yang Mengairi Sawah Petani di Batu Taba Agam Mulai Mengering Akibat Kemarau

Petani Harus Melakukan Penyiraman Tanaman Akibat Kemarau

Petani di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam mengaku harus menyiram pohon tomat sebanyak empat kali dalam waktu satu minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan petani di Nagari Batu Taba, Fitriani (54) saat didatangi Tribunpadang.com di kebun tomat miliknya, Selasa (22/7/2025).

Fitriani mengaku jika ia harus menyiram tanaman tomatnya agar tidak kekeringan.

"Seminggu harus disiram sebanyak empat kali saat musim kemarau ini," terangnya.

Ia beralasan, tomat tersebut harus mendapatkan cukup air agar tidak layu saat musim kemarau.

MUSIM KEMARAU - Penampakan tanaman tomat milik petani yang tampak mengering akibat kemarau di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (23/7/2025). Petani Batu Taba, Fitriani sebut hasil panen dan ukuran buah tomat menyusut saat musim kemarau.
MUSIM KEMARAU - Penampakan tanaman tomat milik petani yang tampak mengering akibat kemarau di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (23/7/2025). Petani Batu Taba, Fitriani sebut hasil panen dan ukuran buah tomat menyusut saat musim kemarau. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

"Batang dan daun tomat saya banyak yang layu," sebutnya.

"Biasanya tidak perlu disiram, apalagi musim hujan," sambungnya.

Ia menyebut jika sudah merasakan musim kemarau sejak bulan Mei hingga Juli 2025.

"Kalau awal mulai kemarau, sudah saya rasakan sejak awal tomat ini ditanam pada bulan Maret 2025," terangnya.

Kata Fitriani, tidak hanya tomat, tanaman cabai miliknya juga mulai layu dan daunnya tampak keriting.

"Memang sangat butuh pasokan air, cabai yang saya tanam tidak kembang, batangnya juga kecil-kecil," pungkasnya.

"Tanah juga kering dan keras," tambahnya.

Baca juga: Miris! Siswa MTs di Kubu Raya Menangis karena Rapor Diduga Ditahan Akibat Tunggakan LKS Rp350 Ribu

Hasil Panen Merosot dari 1 Ton Jadi 300 Kilo

Sejumlah lahan pertanian dan perkebunan masyarakat mengalami kekeringan di Nagari Batu taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (22/7/2025).

Alhasil, akibat kekeringan yang melanda Sumbar khususnya di Nagari Batu Taba, sejumlah lahan masyarakat ikut terdampak.

Tidak hanya itu, akibat kekeringan tersebut juga membuat hasil panen juga menurun.

Salah satu petani di Nagari Batu Taba, Fitriani, mengungkapkan hasil panen tomatnya berkurang drastis dari target yang semestinya.

"Sekarang hasil panen sekitar 300 kilogram," ungkapnya saat ditemui Tribunpadang.com di kebun tomat miliknya di Nagari Batu Taba.

"Kalau musim hujan, hasil panen bisa mencapai 1 ton lebih," sambungnya.

Tidak hanya itu, Fitriani juga menjelaskan bahwa dampak kekeringan yang melanda juga berpengaruh terhadap ukuran tomat.

"Sekarang dapatnya cuma kecil-kecil, tidak seperti biasanya. Biasanya ukuran rata-ratanya hampir seperempat ons," bebernya.

Sama halnya dengan Fitriani lainnya, Rahmat Hidayat juga mengungkapkan hasil panen padinya juga berkurang saat musim kemarau.

"Biasanya bisa dapat 100 kilogram padi, namun sejak kekeringan hanya dapat setengahnya," sebutnya.

"Padi yang sudah terlanjur ditanam juga retak dan kering," tambahnya.

 

2. Mikrobus Tabrak Pohon di Pariaman: Tiga Penumpang Luka-Luka, Kerugian Rp25 Juta

Sebuah kecelakaan lalu lintas tunggal terjadi di Jalan Wolter Monginsidi, Desa Bato, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatera barat pada Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 05.15 WIB.

Sebuah mikrobus Isuzu NLR bernomor polisi BA 7012 KU menabrak pohon setelah pengemudi kehilangan kendali, mengakibatkan tiga orang mengalami luka-luka.

Menurut Kasatlantas Polres Pariaman, IPTU Abdullah Riadi, mikrobus yang dikemudikan oleh Ismail (32), warga Jorong Koto Atas, Dhamasraya, ini sedang melaju dari arah Simpang Jati menuju Simpang Apar.

"Sesampainya di lokasi kejadian, pengemudi mobil mikrobus ini kehilangan kendali sehingga keluar dari badan jalan dan menabrak pohon hingga kendaraan tersebut rebah," jelas IPTU Abdullah Riadi.

Kondisi jalan saat kejadian dilaporkan lurus, beraspal, dua arah dengan median jalan, dan datar, dengan cuaca cerah di waktu subuh.

Baca juga: Wali Kota Fadly Amran Serahkan Langsung LKS Gratis Bagi Siswa SMPN 25 Padang: Tunaikan Padang Juara

KECELAKAAN MIKRO BUS - Sebuah kecelakaan lalu lintas tunggal terjadi di Jalan Wolter Monginsidi, Desa Bato, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, pada Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 05.15 WIB.
KECELAKAAN MIKRO BUS - Sebuah kecelakaan lalu lintas tunggal terjadi di Jalan Wolter Monginsidi, Desa Bato, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, pada Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 05.15 WIB. (Polres Pariaman)

Akibat insiden ini, pengemudi dan dua penumpangnya mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke RS Prof. M. Yamin Pariaman untuk mendapatkan perawatan medis.

Pengemudi, Ismail, mengalami luka memar pada kepala dan lecet pada tangan.
Sementara itu, dua penumpang lainnya juga mengalami luka.

Silis (59), warga Jorong Pasar Baru, Sijunjung, menderita luka robek pada bibir, dagu, dan lecet pada kaki.

Penumpang lainnya, Tiara Yulia Safitry (24), seorang mahasiswi asal Muaro Bungo, mengalami luka robek pada kening, memar pada kelopak mata, serta lecet pada wajah dan kaki.

"Tidak ada korban meninggal dunia maupun luka berat dalam kejadian ini, hanya tiga orang mengalami luka ringan. Kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 25.000.000," tambah IPTU Abdullah Riadi.

 

3. Rumpun Bambu Dekat Permukiman Tiba-Tiba Terbakar di Bukittinggi, Penyebab Belum Diketahui

Satu rumpun bambu di Jalan Prof. Bahder-Jangkak, Kelurahan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), dilalap si jago merah, Selasa (22/7/2025).

Kabid Ops Damkar Bukittinggi, Dedi Aprianto, menyebut kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 14:25 WIB.

"Pemadaman dilakukan dari pukul 14:25 WIB sampai pukul 16:10 WIB," jelasnya.

Ia menceritakan, awalnya ada laporan masuk via telepon ke Mako Damkar Bukittinggi terkait kebakaran rumpun bambu, lalu tim langsung diterjunkan ke lokasi.

Baca juga: Khawatir Kebakaran Meluas, Warga Hambat Penyebaran Api yang Hanguskan Rumpun Bambu di Bukittinggi

KEBAKARAN LAHAN- Kondisi rumpun bambu pasca terbakar di Kelurahan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Selasa (22/7/2025). Kabid Ops Damkar Bukittinggi, Dedi Aprianto sebut lokasi kebakaran dekat dengan permukiman masyarakat.
KEBAKARAN LAHAN- Kondisi rumpun bambu pasca terbakar di Kelurahan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Selasa (22/7/2025). Kabid Ops Damkar Bukittinggi, Dedi Aprianto sebut lokasi kebakaran dekat dengan permukiman masyarakat. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

"Satu armada dari Regu Piket Jaya langsung diterjunkan ke lokasi," ucapnya.

"Jumlah personel yang diterjunkan sebanyak tujuh orang," sambungnya.

Akibat kebakaran, kata Dedi, satu rumpun bambu dan semak belukar hangus terbakar.

Sementara kebakaran yang terjadi dekat dengan permukiman masyarakat.

"Sementara untuk penyebab kebakaran belum diketahui," pungkasnya.

Baca juga: 2 Jam setelah Beraksi, Pria Inisial R yang Bongkar Kedai di Padang Ditangkap Polisi

Warga Bantu Menghambat Penyebaran Api

Api menghanguskan satu rumpun bambu di Jalan Prof. Bahder Johan-Jangkak, Kelurahan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Selasa (22/7/2025).

Warga sekaligus saksi mata, Reyhan Afreldi mengatakan bahwa awalnya berada di rumah lalu mendengar bunyi bambu yang terbakar.

Reyhan lalu bergegas keluar rumah, ternyata lahan bambu di samping rumahnya sudah dilalap si jago merah.

"Untuk kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB," terang Reyhan saat memberikan keterangan kepada TribunPadang.com.

Baca juga: Petani Merugi Akibat Kemarau, Warga Batu Taba Agam Bakal Gelar Salat Istisqa untuk Minta Hujan

Reyhan lalu menuju ke lokasi kebakaran dan melihat api sudah merambat ke bagian lain.

"Melihat itu, saya langsung melaporkan kepada Damkar," sebutnya.

Reyhan mengatakan, sebelum Damkar datang, ia dan dua orang temannya berinisiatif mengurangi penyebaran api menggunakan tanah.

"Sebelum Damkar datang, saya mencoba menghambat penyebaran api menggunakan tanah bersama dua orang teman," bebernya.

Sementara itu, pantauan TribunPadang.com di lapangan, tampak Damkar sudah berada di lokasi untuk memadamkan api.

Namun saat di lokasi, pusat api di rumpun bambu tersebut sudah berhasil dipadamkan.

Meski sudah berhasil dipadamkan, beberapa area lainnya tampak api masih menyala lantaran hembusan angin yang cukup kencang.

Tidak lama, satu unit mobil Damkar Bukittinggi juga datang ke lokasi untuk menambah suplai air.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved