Musim Kemarau Sumbar

Tomat di Batu Taba Agam Layu Akibat Kemarau, Petani: Harus Disiram 4 Kali Seminggu

Ia beralasan, tomat tersebut harus mendapatkan cukup air agar tidak layu saat musim kemarau.

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
MUSIM KEMARAU - Penampakan tanaman tomat yang mengering saat musim kemarau di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (22/7/2025). Petani Nagari Batu Taba, Fitriani (54) sebut harus siram tanaman tomatnya sebanyak empat kali seminggu saat musim kemarau. 

Tidak hanya itu, akibat kekeringan tersebut juga membuat hasil panen juga menurun.

Salah satu petani di Nagari Batu Taba, Fitriani, mengungkapkan hasil panen tomatnya berkurang drastis dari target yang semestinya.

"Sekarang hasil panen sekitar 300 kilogram," ungkapnya saat ditemui Tribunpadang.com di kebun tomat miliknya di Nagari Batu Taba.

Baca juga: Ingatkan Orang Tua Jadwal Imunisasi, Dinkes Dharmasraya Hadirkan Inovasi "Sumbar Rancak"

MUSIM KEMARAU - Penampakan tanaman tomat milik petani yang tampak mengering akibat kemarau di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (23/7/2025). Petani Batu Taba, Fitriani sebut hasil panen dan ukuran buah tomat menyusut saat musim kemarau.
MUSIM KEMARAU - Penampakan tanaman tomat milik petani yang tampak mengering akibat kemarau di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (23/7/2025). Petani Batu Taba, Fitriani sebut hasil panen dan ukuran buah tomat menyusut saat musim kemarau. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

"Kalau musim hujan, hasil panen bisa mencapai 1 ton lebih," sambungnya.

Tidak hanya itu, Fitriani juga menjelaskan bahwa dampak kekeringan yang melanda juga berpengaruh terhadap ukuran tomat.

"Sekarang dapatnya cuma kecil-kecil, tidak seperti biasanya. Biasanya ukuran rata-ratanya hampir seperempat ons," bebernya.

Sama halnya dengan Fitriani lainnya, Rahmat Hidayat juga mengungkapkan hasil panen padinya juga berkurang saat musim kemarau.

"Biasanya bisa dapat 100 kilogram padi, namun sejak kekeringan hanya dapat setengahnya," sebutnya.

"Padi yang sudah terlanjur ditanam juga retak dan kering," tambahnya.

Baca juga: Cuaca Panas Tak Ganggu Lahan Pertanian di Padang, Yoice: Belum Ada Instruksi Menunda Masa Tanam

Sawah Petani Kering dan Retak-retak

Beberapa lahan perkebunan dan pertanian masyarakat di Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), kekeringan akibat musim kemarau yang melanda.

Pantauan TribunPadang.com di lapangan, tampak tanah di lahan sawah masyarakat kering dan retak-retak hingga terbelah.

Namun, beberapa padi yang baru ditanam atau berumur sekitar satu bulan tetap tumbuh.

Kendati demikian, rumpun dan daun padi tersebut tampak menguning.

Tidak hanya padi, tanaman cabai petani juga tampak menyusut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved