Pasar Ternak Muara Panas

Panduan Perjalanan Menuju Pasar Ternak Muara Panas Solok, Tempat Jual Beli Sapi Terbesar di Sumbar

Bagi yang ingin mengetahui bagaimana proses jual beli ternak di Kabupaten Solok, Sumatera Barat dapat mengunjungi Pasar Ternak Muara Panas.

|
Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Nandito Putra
Sejumlah pengunjung pasar ternak tengah melihat-lihat sapi di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Senin (19/6/2023). 

Selain mangkal di Pasar Muara Panas, Rustam juga rutin menjual sapi di Pasar Palangki, Kabupaten Sijunjung. Di Palangki, pasar ternak buka setiap Sabtu.

“Rata-rata yang di sini juga berjualan di Palangki. Jadi antar sesama pedagang sapi ini sudah akrab dan saling mengetahui,” katanya lagi.

Calon pembeli dan penjual sapi di pasar ternak Muara Panas sedang marosok atau bernegosiasi soal harga menggunakan bahasa isyarat di balik kain sarung, Senin (19/6/2023).
Calon pembeli dan penjual sapi di pasar ternak Muara Panas sedang marosok atau bernegosiasi soal harga menggunakan bahasa isyarat di balik kain sarung, Senin (19/6/2023). (TribunPadang.com/Nandito Putra)

Aktivitas jual beli di pasar ternak Muara Panas berakhir pukul enam menjelang magrib.

Setelah itu, hingga malam hari, para pedagang akan berangsur-angsur pergi meninggalkan pasar dan membawa sapi-sapi mereka ke rumah masing-masing atau pergi ke pasar ternak lainnya yang ada di Sumatera Barat.

Rafhel (29), juga menjual sapi di pasar ternak Muara Panas. Ia datang dari Painan, Pesisir Selatan dengan dua pikap yang mengangkut tujuh ekor sapi.

Karena jaraknya yang lumayan jauh, setelah ini Rafhel berencana tidak akan langsung balik ke Painan.

Ia bilang akan mendatangi pasar ternak lainnya yang buka hari Selasa, yaitu di Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar.

Kemudian pada hari Kamis, Rafhel akan menuju pasar ternak Nagari Cubadak di Limo Kaum, juga di Tanah Datar.

“Target hari raya Idul Adha ini ingin menjual 7 ekor sapi. Sampai hari ini baru dua ekor yang laku,” katanya.

Rafhel mengatakan kalau stok sapi yang dibawanya habis, ia akan segera membeli sapi dari pedagang lain, dan akan menjualnya kembali.

Hari pasar tidak hanya dirayakan oleh pedagang sapi, tetapi juga oleh pemilik warung kopi yang menyediakan sarapan pagi hingga nasi.

Sejak subuh, kata Rusmi, para pedagang ataupun calon pembeli sudah mulai menyesaki warung miliknya.

Warung Rusmi berada di pinggir pasar, hanya beberapa langkah dari tempat sapi diikat. Rusmi menyediakan kopi, ketupat gulai, teh telur dan rokok.

Meski sesekali tercium bau tahi sapi dari warung Rusmi, toh para pengunjung tetap menikmati kopi dan gorengan yang tersedia di atas meja. Lama-lama duduk di warung itu, akhirnya hidung terbiasa juga.

(TribunPadang.com/Nandito Putra)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved