Pasar Ternak Muara Panas

Mengunjungi Hiruk Pikuk Pasar Ternak Muara Panas Solok, Pasar yang Sudah Eksis Sejak Era Kolonial

Muara Panas adalah pusat perekonomian di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Di sini berdiri sebuah pasar tradisional yang sudah..

|
Penulis: Nandito Putra | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Nandito Putra
Suasana keramaian di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Senin (19/6/2023). Menjelang hari raya kurban, pasar ini menampung 1.000 lebih sapi tiap pekannya. 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Setelah perjalanan 20 menit dengan mengendarai sepeda motor dari Kota Solok, TribunPadang.com tiba di Pasar Nagari Muara Panas di bawah siraman terik matahari bulan Juni.

Muara Panas adalah pusat perekonomian di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Di sini berdiri sebuah pasar tradisional yang sudah eksis sejak era kolonial, kata Maslir (76).

Tidak jauh dari pasar, tampak puluhan pikap dengan bak yang lantainya dilapisi jerami, memadati lahan parkir. Bau kotoran dan kencing sapi menguar di udara.

Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban yang Baik Langsung dari Penjual Ternak Senior di Muara Panas Solok

Senin adalah hari tersibuk di Pasar Muara Panas. Selain pedagang yang menjual ragam hasil pertanian dan kebutuhan pokok lainnya, pasar ini juga menjadi pusat jual beli ternak sapi yang ramai dikunjungi tiap pekan.

Pasar ternak dan pasar tradisional berada di dalam satu kawasan yang hanya dipisah oleh sebuah jalan kerikil.

Sebuah kantor pengawas pasar berukuran 3x3 meter berdiri tepat di pintu masuk menuju pasar ternak. Beberapa meter di depannya ada sebuah los terbuka, khusus tempat jual beli ternak kambing.

Mengunjungi Hiruk Pikuk Pasar Ternak Muara Panas Solok (2)
Sejumlah pengunjung pasar ternak tengah melihat-lihat sapi di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Senin (19/6/2023).

Pasar ternak Muara Panas menempati lahan seluas setengah lapangan sepak bola. Sapi-sapi yang siap dijual terpaut pada sebuah pipa besi yang menempel ke bak dari beton yang berfungsi sebagai wadah rumput.

Beberapa wadah rumput tersebut dibangun memanjang di tengah lapangan terbuka dengan jarak masing-masing lebih kurang tiga meter.

Sapi yang diikat ke bak penampung rumput itu diposisikan saling berhadapan di kedua sisinya. Bak-bak rumput itu dipisahkan oleh ruas jalan tempat calon pembeli dan pemilik sapi berinteraksi dan lalu-lalang.

Baca juga: Sepekan Jelang Idul Adha, Jual Beli Sapi di Pasar Ternak Muara Panas Solok Mulai Meningkat

Berjalan di antara bak beton itu serupa melewati lorong dengan buntut sapi di kedua kanan kiri jalan beton.

Jalan di antara bak rumput itu dibikin lebih tinggi dari lantai tempat sapi ditautkan. Ia juga dipisahkan oleh selokan pembuangan kotoran dan air kencing sapi.

John Chandra (65) adalah petugas administrasi pasar ternak. Ia bekerja mengumpulkan retribusi dari pedagang yang ingin menjual hewan ternak di sini.

John berkantor tepat di pintu masuk pasar ternak. Bangunan lusuh dengan daun pintu yang telah lepas itu menyerupai loket penjualan karcis bus.

Baca juga: Sapi Kurban Presiden Jokowi untuk Sumbar: Jenis Limosin, Bobot 1 Ton Berasal dari Padang Panjang

Di depan meja kerjanya, terdapat kaca dengan lubang kecil tempat menyodorkan kartu retribusi. Satu ekor sapi yang masuk ke pasar dikenai biaya retribusi Rp12 ribu.

Jhon bilang penjual sapi di pasar ternak Muara Panas datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, seperti Sijunjung, Padang Panjang, Painan, dan Pariaman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved