Pasar Ternak Muara Panas

Mengunjungi Hiruk Pikuk Pasar Ternak Muara Panas Solok, Pasar yang Sudah Eksis Sejak Era Kolonial

Muara Panas adalah pusat perekonomian di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Di sini berdiri sebuah pasar tradisional yang sudah..

|
Penulis: Nandito Putra | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Nandito Putra
Suasana keramaian di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Senin (19/6/2023). Menjelang hari raya kurban, pasar ini menampung 1.000 lebih sapi tiap pekannya. 

Rata-rata tiap pedagang membawa 6 hingga 10 ekor sapi setiap pekannya.

Baca juga: Puskeswan Pasar Ternak di Solok Pastikan Sapi yang Diperjualbelikan dalam Kondisi Sehat

Ternak-ternak yang dibawa dari berbagai daerah itu mulai masuk pasar sebelum subuh. Beberapa pedagang juga ada yang tiba saat tengah malam, atau sehari sebelum pasar beroperasi.

“Kalau pedagang dari Solok, itu bisa 10 ekor sapi yang mereka bawa ke sini,” ujar Jhon.

Ia mengatakan pasar ternak Muara Panas termasuk yang terbesar di Sumatera Barat. Pasar ini bisa menampung 1.000 hingga 1.200 ekor sapi.

Sosok Rustam, salah seorang penjual sapi di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Senin (19/6/2023).
Sosok Rustam, salah seorang penjual sapi di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Senin (19/6/2023). (TribunPadang.com/Nandito Putra)

Menjelang hari raya kurban adalah momen tersibuk. Pasar ternak akan ramai pengunjung. Namun jumlah pengunjung kalah banyak dengan sapi-sapi yang siap dijual.

Jhon mengatakan sejak pekan lalu jumlah sapi yang ada di pasar ternak Muara Panas tembus 1.000 ekor. “Hari biasa hanya sekitar 500-an ekor,” katanya.

Rustam (69) adalah salah seorang pedagang sapi asal Nagari Bukik Sileh yang berada di kaki Gunung Talang. Kali ini ia membawa 10 ekor sapi simental yang siap diperjualbelikan.

Baca juga: Pedagang Sapi Pasar Ternak Palangki Sijunjung Keluhkan Sepi Pembeli, Transaksi hanya Antar Tauke

“Alhamdulillah sejak tadi pagi sudah laku satu ekor. Sapi simental untuk kurban. Laku 26 juta,” katanya.

Proses tawar menawar harga di pasar ternak memakai sistem marosok. Marosok adalah cara tradisional untuk mengetahui berapa harga sapi yang dijual pedagang.

Pembeli dan pedagang akan saling bersalaman di bawah kain atau baju sehingga tidak diketahui orang lain. Besaran harga sapi ditentukan berdasarkan bahasa isyarat dari jumlah jari yang digenggam.

Rustam mengatakan harga sapi ditentukan berdasarkan pakem yang sudah disepakati. Ia menjelaskan masing-masing jari punya nilai tersendiri.

Baca juga: Harga Sapi di Pasar Ternak Sungai Sariak Padang Pariaman Meningkat, Ada Asumsi Terkait Kondisi PMK

“Marosok ini bertujuan agar penjual yang lain tidak tahu berapa harga sapi kita, sehingga nantinya tidak terjadi persaingan harga. Kalau tidak, bisa terjadi perang harga dan antar pedagang bisa berselisih,” kata Rustam.

Selain mangkal di Pasar Muara Panas, Rustam juga rutin menjual sapi di Pasar Palangki, Kabupaten Sijunjung. Di Palangki, pasar ternak buka setiap Sabtu.

“Rata-rata yang di sini juga berjualan di Palangki. Jadi antar sesama pedagang sapi ini sudah akrab dan saling mengetahui,” katanya lagi.

Baca juga: 5 Pasar Ternak di Sumbar Tutup 14 Hari, Antisipasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku

Aktivitas jual beli di pasar ternak Muara Panas berakhir pukul enam menjelang magrib.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved