Wisata Sumatera Barat
Wisata Sumatera Barat: 14 Kuliner Wajib Coba saat ke Ranah Minang, Ada di Padang hingga Bukittinggi
Wisata Sumatera Barat: Kuliner yang Wajib Dicoba saat Liburan di Ranah Minang, Ada di Padang hingga Bukittinggi
Lalu, pisang tersebut disajikan dengan kuah santan yang telah dimasak, rasanya gurih dan sedikit manis.
Sementara roti gabin menjadi topping pisang panggang ini.
Pengelola kedai Pisang Panggang H.M Zen saat ini, M. Hanafi mengatakan, pihaknya memang memastikan bahwa cita rasa pisang panggang tersebut tetap dipertahankan.
Ia membeberkan bahwa kudapan yang ia jual tanpa pemanis buatan dan berbahan alami.
Kuliner ini begitu legendaris juga karena dinilai dapat mempertahankan cita rasanya sejak berpuluh tahun yang lalu.
"Resepnya kami tetap mempertahankan yang alami, pisangnya prosesnya secara alam, tak dipaksakan dengan karbit, kemudian santannya pakai gula murni, tanpa pemanis buatan, tetap yang alami saja," kata Hanafi.
Untuk diketahui, Pisang Panggang H.M Zen telah ada sejak tahun 1965. Itu artinya hingga tahun 2022, kedai ini sudah berusia 57 tahun.
Kalikih Santan

Kalikih (pepaya) santan cincau ialah salah satu rekomendasi minuman khas di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Perpaduan pepaya, cincau, dan santan sebagai kuah bisa jadi pelepas dahaga ditengah panasnya cuaca Kota Padang pada siang hari.
Bagi warga Kota Padang, dapat menikmati kalikih santan cincau ini di Jalan Sisingamangaraja, Pertigaan (Simpang) Koramil, Gantiang Kota Padang.
Pedagang Kalikih Santan Cincau, Rafi (20) mengatakan satu porsi Kalikih Santan Cincau yang ia jual ialah Rp 6 ribu.
Selain itu, Kalikih Santan Cincau ini juga semakin lezat karena juga ditambah dengan susu kental manis.
Baca juga: TIPS Sehat: Daun Pepaya Manfaat, Atasi Nyeri Haid Hingga Obati Jerawat

Kata Rafi, Kalikih Santan Cincau itu juga bisa ditambah dengan es batu, sesuai permintaan pembeli.
Rafi juga menyediakan satu meja dan beberapa kursi jika pembeli ingin langsung menikmati Kalikih Santan Cincau di tempat.
Di Simpang Koramil Padang ini adalah cabang baru usaha keluarganya.
Ia baru dua hari jualan ini di lokasi saat ini.
Gerobak milik Rafi tampak berjejer bersama gerobak gorengan di samping kiri dan kanannya.
Baca juga: Kuliner Padang: Air Niro dari Pohon Aren, Minuman Tradisional Khas Minangkabau, dan Legendaris
"Ini cabang kita, yang satu lagi kami jualan di Limo Kaum Depan IAIN Batusangkar Tanah Datar," kata Rafi, Kamis (27/10/2022).
Adapun di Limo Kaum yang berjualan ialah saudara laki-lakinya.
Kemudian kata dia, pembeli juga dapat memesan Kalikih Santan Cincau melalui nomor telepon 081374428944.
Untuk diketahui, setiap harinya, Rafi mulai berjualan mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
"Alhamdulillah, hari ini sudah laris 20 porsi," ujarnya.
Dadiah

Penganan asli Minangkabau dadiah yang terbuat dari fermentasi susu kerbau tergolong sulit ditemui di Kota Padang, Sumatera Barat.
Hendri (63) senang betul ketika tahu ada penjual Dadiah, yogurt tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari susu kerbau, di Padang.
"Terakhir makan dadiah ini tahun 1995," katanya saat menyantap dadiah di dekat Masjid Raya Sumbar (26/10/2022).
Dadiah merupakan susu kerbau yang difermentasi dalam batang bambu.
Proses fermentasi ini membuat susu kerbau punya cita rasa asam yang khas seperti yoghurt. Karena itulah dadiah juga sering disebut sebagai yoghurt khas Minang.
Proses fermentasi ini kemudian menghasilkan sejenis krim padat bertekstur lembut dan memiliki cita rasa yang asam.
Semakin lama umur fermentasinya, dadiah yang dihasilkan akan semakin padat dan mengeras.
Saat proses fermentasi, dadiah dimasukkan ke dalam wadah bambu lalu ditutup dengan daun pisang atau plastik.
Hendri ingat dulu dadiah hanya bisa didapat di Pasar Raya, ketersediannya pun terbatas.
Hendri mengakui, keberadaan penjual dadiah di Kota Padang saat ini sudah sulit ditemui.
"Dadiah ini memang agak mudah diperoleh di darek saja, kalau di Padang sulit," katanya.
Dento (48), warga asli Balingka, Kabupaten Agam, yang menjual dadiah di Jl. KH. Ahmad Dahlan, dekat Masjid Raya Sumbar.
Sama seperti Hendri, Dento mengatakan saat ini dadiah memang sudah jarang diproduksi.
"Saya memasok dadiah ini dari kampung, tapi jumlahnya juga terbatas," katanya, Selasa (26/10/2022).
Dento mengatakan, berdasarkan pengakuan para pelanggannya, hanya dia yang menjual dadiah di Kota Padang.
Dadiah yang dijual Dento didatangkan langsung dari Balingka.
Baca juga: Tempat Wisata Kuliner Makanan Cepat Saji di Kota Padang, Ada yang Buka 24 Jam
Ia mengatakan, banyak pembelinya datang dari jauh, seperti Pesisir Selatan dan Pariaman.
Setiap hari Dento mangkal di Jl. KH. Ahamad Dahlan. Per harinya, Dento mampu menjual 20-30 bilah bambu berdiameter 10 cm dan panjang 15 cm.
Untuk bilah bambu berukuran besar, dadiah dihargai Rp30 ribu dan Rp 15 ribu untuk ukuran kecil.
Dento menjelaskan, dadiah dapat dinikmati dengan campuran ampiang, gula enau dan parutan kelapa muda, sehingga ia dinamai ampiang dadiah.
"Tapi juga ada yang memakannya tanpa campuran, murni dadiah ini saja," katanya.
Dento mengatakan, cita rasa asam pada dadiah membuatnya hanya disukai oleh kalangan tertentu.
"Kebanyakan hanya orang-orang tua yang suka makan dadiah," ujarnya.
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Kue Putu, Jajanan Legendaris Berbalut Kelapa Parut dan Gula Merah
Rendang
Rendang merupakan makanan khas Sumatera Barat yang paling terkenal.
Tentu saja banyak masyarakat Indonesia yang tahu tentang makanan khas Sumatera Barat ini.
Rendang merupakan daging yang diolah menggunakan bumbu rempah dan santan lalu dimasak dalam waktu yang lama.
Hal itu yang membuat rasanya gurih dan lezat serta memiliki aroma yang harum.
Meskipun saat ini rendang sangat mudah dijumpai di berbagai daerah, penghasil rendang yang sangat legendaris dan terkenal kualitasnya tetap ada di Minangkabau, yakni daerah Payakumbuh.
Sate Padang
Sate Padang juga merupakan olahan daging yang berasal dari Sumatera Barat.
Sate Padang biasaya memakai bahan daging sapi, lidah atau jerohan (jantung, usus dan tetelan).
Sebagian orang mungkin kesulitan membedakan sate padang karena bentuknya berbeda-beda.
Hal tersebut dikarenakan sate padang hadir dalam tiga jenis, yakni Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman.
Selain berbeda asal daerahnya, bumbu kuah kacang dari ketiga sate tersebut juga berbeda.
Sate padang menggunakan bumbu kacang yang kental dan bentuknya menyerupai bubur.
Sate pariaman memiliki kuah yang berwarna merah.
Sementara, sate padang panjang biasanya disajikan dengan bumbu sate yang berwarna kuning.
Ayam Pop
Bagi wisatawan yang kurang suka dengan daging sapi, ayam pop adalah pilihan alternatif.
Di beberapa rumah makan padang di berbagai daerah, menu ayam pop termasuk salah satu menu yang cukup populer selain rendang.
Keunikan dari olahan ini adalah daging ayam akan tetap berwarna putih pucat meski sudah digoreng.
Warna ayam tidak menjadi coklat seperti ayam goreng pada umumnya, karena sebelum digoreng ayam tersebut sudah diolah dan diberi bumbu.
Ayam kan direbus dengan air kelapa serta diberi bumbu bawang putih.
Jika ingin merasakan ayam pop yang asli dan otentik, maka Anda bisa berkunjung ke daerah Bukittingggi, Sumatera Barat.
Ikan Asam Padeh
Selain olahan daging dan ayam, ada juga olahan ikan yang akan menggugah selera.
Menu satu ini biasa dikenal dengan nama ikan asam pedas dalam bahasa Indonesia, namun dalam bahasa Minang disebut ikan asam padeh.
Masakan dengan rasa asam dan pedas ini siap memberi sensasi segar pada lidah dan perut.
Uniknya, menu ikan asam padeh bisa menggunakan berbagai jenis ikan, mulai dari tongkol, kakap, cumi, gurame hingga ikan kembung.
Apabila ingin merasakan ikan asam padeh yang otentik, Anda bisa mengunjungi daerah Solok, Padang Panjang, atau Pariaman.
Itiak Lado Mudo
Mungkin beberapa orang jarang mendengar makanan itiak lado mudo.
Itiak Lado Mudo ini merupakan olahan daging bebek yang merupakan salah satu kuliner khas dari daerah Agam, Sumatera Barat.
Makanan ini hadir dengan rasa pedas dan gurih.
Itiak Lado Mudo disebut-sebut sebagai menu favorit wisatawan lokal hingga mancanegara.
Sebenarnya, Itiak Lado Mudo adalah menu andalan warung makan yang terletak di Ngarai Sianok, Bukittinggi.
Apabila Anda mengunjungi Ngarai Sianok, wajib menyantap kuliner satu ini.
Di Ngarai Sianok ada sebuah rumah makan yang menyajikan Itiak Lao Mudo sebagai menu utamanya dan selalu ramai pengunjung.
Roti Tenong
Roti Tenong adalah kuliner khas dari Kota Padang Panjang Provinsi Sumatera Barat, yang kini hadir di Pasar Baru Kota Padang.
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Menikmati Keindahan Pantai Cermin Kota Pariaman yang Punya Warna Pasir Unik
Baca juga: Kampung Elo Pukek di Pantai Purus Punya Kearifan Lokal, Diharapkan Jadi Daya Tarik Destinasi Wisata
Pecinta kuliner Roti Tenong yang berasal di Kota Padang dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh mengunjungi Pasar Kuliner Kota Padang Panjang.
Seorang pedagang Roti Tenong yang berjualan di Pasar Baru Kota Padang, Akbar (26) menuturkan, roti tenong itu adalah roti telur goreng.
Roti Tenong ini, kata dia ialah roti tawar atau biasa disebut roti bantal yang kemudian dilumuri dengan bumbu kue, gula dan susu kental manis.
Adapun rotinya adalah roti tawar yang diiris menjadi seukuran 14x10×5 sentimeter, atau seukuran kotak snack.
Roti tawar yang sudah dilumuri dengan bumbu kue, telur dan susu kental manis di goreng dengan minyak goreng panas.
Roti ini kemudian ditiriskan saat warna roti cenderung berwarna coklat.

Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Mengagumi Keindahan Danau Singkarak, Danau Terluas Kedua di Sumatera
Baca juga: Berikut 5 Rekomendasi Tempat Wisata Sejarah di Kota Padang
Setelah itu, roti ini ditaruh di kotak snack, dan kemudian ditaburi dengan topping sesuai keinginan pembeli.
Di gerobak Roti Tenong Akbar, ia menyediakan sejumlah topping, yaitu meses, keju, selai coklat, tiramisu.
Akbar juga menyediakan menu Roti Tenong spesial, yaitu Roti Tenong bercampur pisang dan topping selai coklat keju atau tiramisu keju.
Ia menguraikan, harga Roti Tenong yang ia jual mulai dari Rp 12 - 19 ribu, tergantung topping yang dipesan pembeli.
Untuk Roti Tenong coklat mises keju dijual Rp 12 ribu. Kemudian, selai coklat keju Rp 14 ribu. Lalu, topping tiramisu keju dijual juga Rp 14 ribu.
Selanjutnya, Roti Tenong spesial coklat mises keju dijual Rp 17 ribu.
Kemudian, spesial selai coklat keju Rp 19 ribu. Lalu, spesial topping tiramisu keju dijual juga Rp 19 ribu.
"Roti telur goreng atau Roti Tenong ini kuliner khas Padang Panjang. Saya sudah berjualan Roti Tenong sejak enam bulan yang lalu di kawasan Pasar Baru Kota Padang," ujar Akbar saat diwawancarai TribunPadang.com, Jumat (19/8/2022) lalu.
Ia yang merupakan warga asli Kota Padang Panjang ini mengaku memang terinsipirasi untuk berjualan Roti Tenong di Kota Padang.
Alasannya ialah karena di Kota Padang sangat jarang ditemui orang yang berjualan Roti Tenong.
Akbar mengatakan, dirinya buka setiap hari di depan halte Pasar Baru mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Seorang pembeli Roti Tenong di gerobak Akbar, Billy Febrima mengaku sangat menikmati jajanan khas Kota Padang tersebut.
Menurutnya, sebagai pecinta Roti Tenong, ia tak perlu lagi jauh-jauh ke Kota Padang Panjang.
"Rasanya enak, gurih, cocok untuk nemenin ngopi atau ngeteh," ujar Billy.
"Engga perlu jauh-jauh ke Padang Panjang, kan sudah ada di kawasan Pasar Baru," tambah warga Limau Manis ini.
Rinuak
Danau Maninjau terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Selain terkenal akan panorama alam yang menakjubkan, ada salah satu kuliner khas yang sayang jika dilewatkan.
Danau Maninjau menyuguhkan kuliner khas yaitu Rinuak.
Rinuak adalah ikan yang berukuran sangat kecil yang merupakan endemik Danau Maninjau.

Ikan Rinuak dan berbagai olahannya sangat mudah ditemui di tepian Danau Maninjau.
Dalam habitatnya Rinuak biasa ditangkap para nelayan Maninjau untuk dikonsumsi dan dijual ke pasar pasar tradisional yang tersebar di seputaran Maninjau, Matur, Lubuk Basung, Bukittinggi dan sekitarnya.
Baca juga: Tempat Wisata Bukittinggi, 3 Kuliner yang Sayang Dilewatkan saat ke Kota Jam Gadang
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Melihat Masa Kecil Bung Hatta di Museum Rumah Kelahirannya di Bukittinggi
Secara bentuk ukuran fisik, rinuak memiliki tubuh kecil dan mungil.
Untuk ukuran rinuak dewasa, panjangnya tidak lebih dari 3 cm.
Badan rinuak berwarna pucat kekuning-kuningan dan terlihat transparan.
Apabila di rebus atau dikukus, warna Rinuak akan berubah menjadi putih serta tekstur dagingnya lunak dan tidak berserat.
Olahan ikan mungil yang kaya protein ini sangat gurih dan cocok dikonsumsi semua kalangan.
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Menikmati Keindahan Nagari Pariangan, Desa Wisata di Kabupaten Tanah Datar
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Mengagumi Bangunan Kuno di Kawasan Kota Tua Padang
Salah satu olaharan rinuak yan terkenal adalah Palai Rinuak.
Palai Rinuak merupakan pepes ikan rinuak.
Sajian yang satu ini terbuat dari ikan rinuak yang diberi bumbu dan parutan kelapa lalu dibungkus dengan daun pisang kemudian di kukus.

Palai rinuak sangat cocok dimakan bersama nasi putih hangat.
Apalagi jika disantap di tepian danau, tentu menambah nikmatnya makan sembari menyaksikan panorama alam Maninjau.
Air Niro
Sejauh ini relatif banyak yang belumlah tahu, bahwa Air Niro merupakan satu minuman tradisional Khas Minangkabau yang telah melegenda atau Legendaris.
Minuman yang rasanya manis dan sedikit asam ini diyakini memiliki banyak khasiat untuk meningkatkan stamina tubuh.
Jajanan kuliner legendaris itu dapat dijumpai di satu lokasi orang berjualan Air Niro ini di Jalan S Parman, Ulak Karang Kota Padang.
Penjual Air Niro Musri mengatakan air niro dibuat dari cairan tandan bunga aren.
Biasanya, air niro ini juga dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gula aren.
"Sebagaian ada juga yang mencampurkan dengan talua, kalau kita jual air niro murni," ungkap Musri.
Masri mengaku baru mulai menjual air nior ini sejak bulan Januari 2022 yang lalu.
Ia menjual Air Niro dengan mobil toko pada empat lokasi yang berbeda-beda.
"Di Ulak Karang, Alai, Lapai, Bypass, ada empat lokasi yang menjual Air Niro ini," ungkap Musri.
Baca juga: Kopi Saiyo: Produk Legendaris dari Padang Panjang, Targetkan Jadi Galeri Kopi, dan Coffee Shop

Baca juga: UKM Kuliner Padang Panjang Ikuti Halalbihalal se-Jabodetabek
Menurutnya, masyarakat khususnya di Kota Padang banyak yang tidak lagi menggenal minuman tradisional ini.
Untuk itu, Musri menghadirkan minuman kekinian Air Niro yang jarang ditemukan di Kota Padang.
Musri mengatakan Air Niro memiliki rasa manis yang menyegarkan.
Air Niro juga memiliki banyak manfaat seperti mengobati diabetes, menjaga kesehatan tulang, melancarkan pencernaan, dan meningkatkan produksi asi.
"Harga Rp 7 ribu per bungkus," ungkap Musri.
Musri mengatakan, meskipun terbilang baru, pembeli minuman air niro selalu ada setiap hari.
"Kebanyakan penasaran dengan air niro, setelah mereka coba, mereka beli lagi karena minumannya rasanya manis dan menyegarkan," ungkap Musri.