Wisata Sumatera Barat
Wisata Sumatera Barat: Menikmati Keindahan Nagari Pariangan, Desa Wisata di Kabupaten Tanah Datar
Desa Wisata Pariangan atau Nagari Pariangan merupakan salah satu desa wisata terbaik di Indonesia, letaknya di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
TRIBUNPADANG.COM - Berbicara tentang potensi wisata di Indonesia memang sangat banyak.
Berbagai macam destinasi wisata di Indonesia memang menarik untuk dikunjungi.
Desa Wisata Pariangan atau biasa disebut Nagari Pariangan merupakan salah satu desa wisata terbaik di Indonesia.
Nagari Pariangan berada di Kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Di Nagari Pariangan terbentang luas panorama indah berupa pemandangan sawah dan tumbuhan hijau ditambah dengan hawa dingin yang disebabkan oleh letaknya di lereng gunung.
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Menilik 5 Objek Wisata Sejarah yang Ada di Kota Padang
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Menyusuri Lobang Jepang, Bunker yang Dibangun Tentara Pendudukan Jepang
Desa Wisata Nagari Pariangan terletak di ketinggian sekitar 500-700 meter.
Selain wisata alam, desa ini juga memiliki potensi wisata lain yang melimpah.
Beberapa unsur budaya hingga kuliner juga dapat dikembangkan, seperti tari piriang, musik talempok pacik, saluang, kuliner dakak-dakak, serta kopi kawa daun.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mempersiapkan Desa Wisata Nagari Pariangan untuk menjadi destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan dalam rangka menyambut Visit Sumatera Barat 2023.
Hal tersebut disampaikannya dalam kunjungan ke Desa Wisata Nagari Pariangan pada Rabu (6/7/2022).
Rumah-rumah Gadang khas Sumatera Barat yang berada di wilayah ini cukup padat.
Baca juga: Wisata Sumbar, Menyusuri Keindahan Pantai Air Manis dengan Legenda Batu Malin Kundang di Kota Padang
Meski demikian, rumah penduduk yang dibangun bertingkat-tingkat tetap mengikuti kontur atau pola dari lereng gunung, sehingga terlihat rapi dan sedap dipandang mata.
Meskipun sudah tua, rumah-rumah tersebut masih terlihat apik dan khas karena motif-motif minang.
Ada daya tarik Masjid Ishlah yang dibangun pada abad ke-19.

Bangunan tertua yang dibangun Syekh Burhanuddin, seorang ulama terkemuka di Minang, ini tidak mengadopsi rumah gadang sebagai arsitektur atapnya, melainkan menyerupai kuil-kuil di Tibet.