Kabupaten Padang Pariaman
Ayah di Padang Pariaman Diduga Akhiri Hidup di Pohon Alpukat, Sempat Kirim Pesan Haru ke Anak
Kandasnya rumah tangga IJ diduga berdampak pada psikologisnya, sehingga memilih pulang kampung pada 16 November.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Ringkasan Berita:
- Seorang pria berinisial IJ (45) di IV Koto Aur Melintang, Kabupaten Padang Pariaman, ditemukan meninggal dalam kondisi tergantung di pohon alpukat pada Rabu (19/11/2025).
- Inisial IJ baru saja pulang kampung pada 16 November 2025, dimana sebelumnya merantau di Jepara, Jawa Tengah.
- Sebelum ditemukan meninggal dunia, IJ sempat berpamitan dengan mengirimkan pesan kepada anak dan mantan istrinya.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Ayah dua anak di IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, diduga mengakhiri hidupnya di pohon alpukat usai empat hari pulang dari perantauan, Rabu (19/11/2025).
Jasad Korban berinisial IJ (45) tersebut ditemukan tergantung di atas pohon alpukat yang berada di sisi kanan rumah neneknya menggunakan seutas kabel listrik warna putih.
Kapolsek IV Koto Aur Malintang, Iptu Muhammad Basir, mengatakan, jasad IJ ditemukan sekitar pukul 06.30 WIB.
“Melihat jasad tersebut, pihak keluarga langsung melaporkannya, dan kami lakukan evakuasi untuk dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujar Iptu Muhammad Basir, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Buruh Asal Jawa Timur Ditemukan Tewas Gantung Diri Pakai Tali Nilon di Padang Pariaman
Untuk hasil visum yang telah dilakukan, IJ diduga kuat meninggal dunia karena gantung diri.
Dimana hasil visum menunjukkan bahwa di bagian leher korban terdapat luka lecet melingkar sepanjang 24 sentimeter.
Dokter memperkirakan korban meninggal dua jam sebelum jasadnya ditemukan.
“Berdasarkan hasil visum itu pihak keluarga menerima dan mengikhlaskan kematian korban. Serta korban langsung dimakamkan,” ujarnya.
Baca juga: Dinsos Sawahlunto Turun Langsung ke Sekolah, Edukasi Siswa Cegah Kasus Bunuh Diri Terulang
Sempat Kirim Pesan Terakhir ke Anak dan Mantan Istri
Setelah dilakukan penyelidikan atas sebab kematian korban ini, pihak kepolisian mendapat informasi bahwa IJ ini baru saja empat hari kembali dari rantau.
IJ merupakan perantau di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, ia tinggal di sana bersama mantan istri dan dua anaknya.
Meski sudah mengakar di perantauan, pada awal tahun 2025 IJ diinformasikan tidak lagi bersama dengan istrinya.
Kemudian mantan istrinya menikah lagi dan membawa anaknya.
Baca juga: 7 Fakta Kasus Siswa SMPN 7 Sawahlunto Tewas Tergantung: Keluarga Tolak Autopsi, Korban Dikenal Baik
Kandasnya rumah tangga IJ diduga berdampak pada psikologisnya, sehingga memilih pulang kampung pada 16 November.
Sebelum ditemukan gantung diri, pada Selasa (18/11/2025) atau sehari sebelumnya sekitar pukul 19.00 WIB, IJ sempat mengeluh tidak punya uang dan menyuruh keponakannya menjualkan jam tangan miliknya.
Kemudian, pukul 23.00 WIB, IJ mendatangi rumah kakaknya berinisial J untuk minta dibuatkan teh manis karena korban mengatakan sangat haus.
Setelah dibuatkan teh manis, IJ pergi dan kembali lagi pukul 00.00 WIB, untuk meminta nasi dengan alasan sangat lapar sekali.
Baca juga: Kronologi Siswa SMPN 7 Sawahlunto Tewas Gantung Diri Pakai Dasi di Ventilasi Jendela Kelas
Esoknya, Rabu (19/11/2025) dini hari, IJ mendatangi rumah kakaknya yang lain berinisial S dan mengatakan bahwa perutnya masih lapar, serta kembali meminta makan.
Sehabis makan, sekitar pukul 03.00 WIB, IJ mengirimkan pesan pada anaknya berinisial A yang berisi “Ayah sayang kalian bertiga nak, ayah pergi dulu ya sayang, jangan sedih ya, salam buat ibu dan suaminya”.
Pukul 03,02 WIB, IJ juga mengirimkan pesan pada anaknya D, “Maafkan ayah ya nak, ayah gak sempat jumpa kamu, ayah mau pergi ya nak”.
Baca juga: Dua Kasus Bunuh Diri Siswa SMP Sebulan, Pemko Sawahlunto Perkuat Pendampingan Psikologis
Satu menit setelahnya pesan juga diterima mantan istri IJ dengan bunyi “Ima abang sayang kamu, 19 tahun abang temani kamu, susah ataupun senang dari nol hingga sekarang. Tapi sekarang, orang, yang Ima ajak senang. Semoga kamu bahagia”.
Rentetan itu disampaikan IJ melalui pesan singkat, jika mengacu pada keterangan dokter dan hasil visum, berarti beberapa saat setelah mengirimkan pesan IJ memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. (*)
Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Apabila Anda atau seseorang terdekat memiliki dorongan untuk melakukan bunuh diri, segera hubungi profesional kesehatan mental atau pihak berwenang.
| Catatan Aspila Sepekan Terakhir, Laporan Kasus Pemasungan Meningkat di Padang Pariaman |
|
|---|
| Buruh Asal Jawa Timur Ditemukan Tewas Gantung Diri Pakai Tali Nilon di Padang Pariaman |
|
|---|
| Aspila Lepaskan Dua ODGJ Dipasung Puluhan Tahun di Padang Pariaman, Kasus dan Nasib Berbeda |
|
|---|
| Lagi, Dua ODGJ Perempuan di Padang Pariaman Dibebaskan dari Pemasungan |
|
|---|
| Ironi Pemasungan ODGJ di Padang Pariaman, Terkunci Selama Lima Tahun di Rumah Sendiri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/gantung-diri-di-pohon-alpukat-20112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.