Kabupaten Padang Pariaman

Ironi Pemasungan ODGJ di Padang Pariaman, Terkunci Selama Lima Tahun di Rumah Sendiri

"Program Pemerintah Padang Pariaman adalah tidak ingin ada lagi warganya yang dipasung-pasung. Mari kita manusiawi," tegasnya.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Dokumentasi/Dinsos P3A Padang Pariaman
ODGJ- Seorang pria berusia 45 tahun di Nagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris, ditemukan telah dirantai dan dipasung di rumahnya selama kurang lebih lima tahun terakhir. Ketua ASPILA, Azwar Anas, mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membiarkan pemasungan terjadi. 
Ringkasan Berita:
  • Seorang pria ODGJ dirantai dan dipasung di rumahnya selama kurang lebih lima tahun terakhir di Kabupaten Padang Pariaman.
  • Melalui semua saudara di rumah adalah perempuan, keluarga merasa tidak memiliki opsi selain memasung pria yang diketahui memiliki riwayat penyakit kejiwaan selama 23 tahun dan bolak-balik menjalani perawatan rumah sakit.
  • Dinsos P3A bersama dengan ASPILA menawarkan satu-satunya jalan keluar yang manusiawi, evakuasi dan perawatan di Yayasan Pelita Jiwa Insani (YPJI) di Padang.

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Kisah pilu dan memprihatinkan kembali mencoreng upaya penghapusan praktik pemasungan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Seorang pria berusia 45 tahun di Nagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris, ditemukan telah dirantai dan dipasung di rumahnya selama kurang lebih lima tahun terakhir.

Pemasungan, sebuah praktik kuno yang melanggar hak asasi manusia, kembali menjadi solusi akhir bagi keluarga yang putus asa.

Plt. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Padang Pariaman, Siska Primadona, mengakui bahwa kasus ini mirip dengan kasus sebelumnya.

Baca juga: Kisah Roni, ODGJ Padang Pariaman yang Akhirnya Bebas dari Belenggu Setelah Kecaman Keras dari Publik

Keterpaksaan keluarga menjadi alasan utama.

"Istrinya saja pernah digoroknya (diancam dengan senjata tajam), apalagi orang-orang di sekitar. Peralatan rumah juga dihancurkan," jelas Siska.

Melalui semua saudara di rumah adalah perempuan, keluarga merasa tidak memiliki opsi selain memasung pria yang diketahui memiliki riwayat penyakit kejiwaan selama 23 tahun dan bolak-balik menjalani perawatan rumah sakit.

Pemasungan selama lima tahun menjadi penanda panjangnya penderitaan bukan hanya bagi pasien, tetapi juga bagi keluarganya yang hidup dalam ketakutan dan keterbatasan.

Baca juga: RS Jiwa Prof HB Saanin Padang Luncurkan Inovasi “PAGI KREASI”, Tekan Perilaku Kekerasan Pasien ODGJ

Temuan ini terungkap berkat kerja cepat Aksi Solidaritas Piaman Laweh (ASPILA).

Ketua ASPILA, Azwar Anas, segera berkoordinasi dengan Dinsos P3A untuk meninjau lokasi.

Azwar Anas dan Siska Primadona menawarkan satu-satunya jalan keluar yang manusiawi, evakuasi dan perawatan di Yayasan Pelita Jiwa Insani (YPJI) di Padang.

Rencana evakuasi saat ini terkendala penuhnya kapasitas YPJI dan masih menunggu persetujuan resmi dari keluarga.

Baca juga: ODGJ Tewas Ditabrak Lari di Solok Sumbar, Polisi Buru Pelaku

Perawatan yang dijanjikan pemerintah adalah gratis hingga pasien pulih.

Azwar Anas mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membiarkan pemasungan terjadi.

"Program Pemerintah Padang Pariaman adalah tidak ingin ada lagi warganya yang dipasung-pasung. Mari kita manusiawi," tegasnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved