Revolusi Pelayanan 24 Jam, Tim CIGIN, Jawaban Perumda Tirta Anai Atas Erosi Kepercayaan Pelanggan

Air, Kata sederhana yang memuat kebutuhan paling mendasar bagi setiap sendi kehidupan.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
istimewa
TIRTA ANAI: Karyawan Perumda Tirta Anai, melakukan perbaikan pada pipa yang mengalami kerusakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu. Perbaikan pipa ini menjadi titik sentral bagi perusahaan untuk tetap menjaga pasokan air bisa mengaliri puluhan ribu pelanggan yang ada. 

Warisan ini pula yang membuat Tirta Anai kini harus berjuang keras di tengah jaringan pipa rapuh dan tuntutan konsumen yang kian memuncak.

Napas Baru di Tengah Jaringan Usang, Lahirnya Tim CIGIN sebagai Janji Perubahan

Jika kesaksian getir dari Manajer Litbang, Yoji, adalah cermin pahit dari masa lalu yang terbuang, kini Perumda Air Minum Tirta Anai mencoba menawarkan seberkas harapan baru.

Di tengah warisan pipa rapuh berusia seperempat abad dan kepercayaan konsumen yang terkikis, perusahaan ini menyambut Direktur baru, Aznil Mardin, yang mulai menjabat sejak Juni 2025.

Kedatangannya membawa satu pesan tegas, Paradigma harus diubah, pelayanan adalah harga mati.

“Saya sadar betul, pelanggan adalah rapor merah bagi kami,” ujar Aznil Mardin, Direktur Perumda Tirta Anai, membuka pembicaraan.

 Ia mengakui, masalah ini bukan lagi sekadar kendala teknis, melainkan kepercayaan pelanggan yang makin menipis.

Baginya masyarakat berhak mendapat air bersih berkelanjutan.

Supaya hal itu terwujud pihaknya tidak bisa lagi berlindung di balik dalih finansial atau bencana alam. Namun, hanya melalui inovasi dan tindakan.

Respon pertama Aznil dalam persoalan yang ada dengan menguatkan bagian internal Perusahaan, menyamakan pemahaman dan visi untuk kemajuan.

Perlahan semua tertata, Aznil menyuntikkan nyawa pada area yang paling krusial kecepatan penanganan masalah.

Berdasarkan kajian strategis di ruang Litbang, lahirlah sebuah unit kerja khusus, Tim CIGIN (Tim Cepat Tanggap Pelayanan).

Tim ini dibentuk oleh Perumda Air Minum Tirta Anai Kabupaten Padang Pariaman untuk fokus pada peningkatan kualitas pelayanan air minum melalui respons darurat yang cepat dan tepat.

CIGIN, yang merupakan akronim dari nilai-nilai inti tim menjadi janji Tirta Anai kepada publik. CIGIN sendiri merupakan singkatan dari Cepat, Informatif, Gigih, Ikhlas dan Nyata.

“Ini bukan hanya janji di atas kertas. Ini adalah mekanisme kerja yang kami pertaruhkan,” tegas Aznil.

CIGIN di Garis Depan, Pertarungan Melawan Kebocoran

Tim CIGIN hadir sebagai first responder utama dalam menangani segala bentuk gangguan darurat pada jaringan air minum, beroperasi 24 jam untuk kasus-kasus kritikal.

Tim berfokus pada respons darurat dalam menangani permasalahan infrastruktur Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, dan Daerah Pelayanan.

Tugas utama Tim Si-Cigin adalah melaksanakan kegiatan operasional di lapangan yang bersifat responsif dan teknis.

Di tengah keluhan air yang hanya mengalir satu kali sehari seperti yang dialami Eka, peran CIGIN menjadi vital.

Mereka melakukan Patroli dan Pemantauan Rutin, dengan melakukan inspeksi visual secara berkala pada seluruh jaringan pipa utama, pipa distribusi, dan titik-titik kritis lainnya.

Sekaligus memantau tekanan air pada berbagai titik jaringan untuk mendeteksi anomali yang mengindikasikan kebocoran.

Tim Cigin juga bertanggung jawab Melakukan Pendeteksian Kebocoran secara prosedural dan sistematis, menggunakan teknologi dan peralatan khusus seperti geophone atau noise correlator untuk memastikan lokasi kebocoran yang tidak terlihat di permukaan.

Jika ditemukan masalah, tim ini Melaksanakan Perbaikan Segera (Emergency Repair), termasuk melakukan perbaikan atau penggantian bagian pipa yang bocor atau rusak, sembari Memastikan kualitas sambungan dan perbaikan sesuai standar teknis.

Fokus pada perbaikan jaringan yang bocor secara cepat ini sangat penting, sebab Tim CIGIN secara langsung berkontribusi dalam mengurangi NRW (Non-Revenue Water), meningkatkan kontinuitas suplai air, dan menjaga kualitas air, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.

“Target kami sederhana, memastikan semua panggilan darurat dan layanan gangguan ditangani dalam waktu respons yang telah ditetapkan, misalnya, 1-2 jam untuk gangguan kritikal,” jelas Direktur Aznil, merujuk pada salah satu Tanggung Jawab Operasional Tim CIGIN.

CIGIN bukan hanya tukang tambal. Mereka bertanggung jawab memberikan laporan harian yang informatif dan akurat kepada atasan langsung, mencakup lokasi, jenis gangguan, tindakan yang diambil, dan material yang digunakan.

Tim ini menjadi penghubung informasi yang vital antara lapangan dengan pusat kendali operasi dan bagian humas, serta wajib Menginformasikan kepada masyarakat (baik langsung maupun melalui humas) mengenai rencana penutupan aliran, perbaikan, atau gangguan yang akan terjadi.

Ini adalah jawaban langsung terhadap keluh kesah Andri yang merasa perusahaan tidak pernah memberikan penjelasan yang memuaskan.

Selain itu, mereka bertanggung jawab melayani masyarakat dengan sopan, ramah, dan profesional, serta membersihkan dan merapikan kembali area kerja setelah perbaikan selesai (reinstatement).

Lahirnya CIGIN sebagai pengakuan resmi bahwa Tirta Anai tidak bisa lagi menyalahkan kondisi. Meskipun tantangan investasi Rp100 miliar untuk peremajaan total masih membayangi, inovasi CIGIN adalah langkah pertama, sebuah janji bahwa pelayanan publik kini menjadi orientasi utama.

“Kami tahu kami belum sempurna, tapi kami telah bergerak. Mulai hari ini, setiap pelanggan adalah prioritas. Kami akan melayani dengan tulus dan penuh tanggung jawab, hingga air mengalir nyata, tidak hanya sebagai ilusi,” tutup Aznil Mardin dengan keyakinan, menaruh harapan besar pada Tim Cepat Tanggap Pelayanan barunya.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved