Revolusi Pelayanan 24 Jam, Tim CIGIN, Jawaban Perumda Tirta Anai Atas Erosi Kepercayaan Pelanggan

Air, Kata sederhana yang memuat kebutuhan paling mendasar bagi setiap sendi kehidupan.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
istimewa
TIRTA ANAI: Karyawan Perumda Tirta Anai, melakukan perbaikan pada pipa yang mengalami kerusakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu. Perbaikan pipa ini menjadi titik sentral bagi perusahaan untuk tetap menjaga pasokan air bisa mengaliri puluhan ribu pelanggan yang ada. 

Begitu Tirta Anai mengaliri rumahnya, detik itu juga menjadi jam darurat nasional baginya untuk mengisi bak mandi, ember, hingga galon plastik. Stok air, baginya, sama dengan stok kesabaran.

Pilihan ini bukan tanpa alasan. Berkali-kali ia menyampaikan keluhan, berkali-kali pula ia hanya mendapat respons yang jauh dari kata memuaskan.

“Namanya juga butuh, tentu saya berusaha lapang dada saja. Terpenting airnya tidak kosong melompong. Soalnya kalau kosong, aktivitas bisa terganggu parah,” keluhnya. Keluh kesah yang selama ini terpendam, kini berceceran di permukaan.

Bagi Andri, minimal Perusahaan harus berhenti berlindung di balik kondisi alam dan finansial perusahaan setiap kali konsumen berteriak.

 Sejatinya para pelanggan butuh penjelasan yang jujur dan, yang terpenting, tindakan nyata atas setiap masalah yang dialami pelanggan.

Memang, secara statistik, masalah ini mungkin belum mengganggu pertumbuhan jumlah konsumen Tirta Anai.

Orang-orang baru terus berlangganan karena tidak punya pilihan. Namun, di bawah permukaan angka-angka yang aman itu, terjadi erosi massif yang jauh lebih berbahaya, runtuhnya kepercayaan konsumen.

Narasi negatif di tengah masyarakat bukanlah bisikan sepele yang bisa diabaikan dengan dalih klise. Ini adalah alarm.

 Jika Perumda Tirta Anai terus membiarkan keran-keran itu kering dan jeritan konsumen menjadi sunyi, mereka tidak hanya kehilangan customer, tapi juga kehilangan makna sebagai penyedia kebutuhan publik.

Cermin Pahit dari Internal, Menelanjangi Tirta Anai yang Tak Kunjung Melakukan Pembaharuan

Di balik jeritan konsumen yang kering, ada pengakuan sunyi, menyayat dari ruang internal perusahaan.

Manajer Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Perumda Tirta Anai, Yoji, adalah salah satu dari sedikit suara yang berani menyalakan lampu sorot pada masalah kronis perusahaan.

Baginya, data bukanlah prestasi, melainkan refleksi dari potensi yang terbuang sia-sia.

Saat Yoji bergabung 21 tahun lalu, pelanggan Tirta Anai menyentuh angka 7.000 sambungan. Kini, angkanya melonjak sekitar 28.000 pelanggan.

Namun, di mata Yoji, angka itu bukan pencapaian, melainkan penanda betapa besar lahan masih terabaikan

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved