Kasus Tanpa Kewarganegaraan di Sumbar

Sosok Zahira, Anak WNA Didetensi Imigrasi yang Dikenal Berprestasi, Pekerja Keras & Pantang Menyerah

"Di semester satu dia sudah berjuang dan mendapatkan juara satu di setiap naik kelas," ungkap Harianti.

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
STATUS TANPA KEWARGANEGARAAN- Guru BAM SMPN 1 Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Harianti Fajar saat memberikan keterangan, Senin (6/10/2025). Harianti ungkap sosok Zahira sebagai seorang pekerja keras, berprestasi dan pantang menyerah. 

TRIBUNPADANG.COM, LIMAPULUH KOTA - Para guru di sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota mengungkap sosok Zahira sebagai anak yang rajin, pekerja keras dan pantang menyerah.

Ungkapan tersebut disampaikan oleh sejumlah guru Zahira saat ditemui Tribunpadang.com di SMPN 1 Situjuah Limo Nagari, Senin (6/10/2025) sore.

Diketahui, Zahira adalah anak WNA yang didetensi di Imigrasi Agam sejak Jumat (26/9/2025) lalu.

Guru Budaya Alam Minangkabau (BAM), Harianti Fajar menyebut bahwa Zahira anak yang rajin di sekolah.

Baca juga: Jadwal Acara Mentari TV Rabu 8 Oktober 2025: Tayangan Anak dan Film Keluarga yang Seru!

"Di semester satu dia sudah berjuang dan mendapatkan juara satu di setiap naik kelas," ungkap Harianti.

Tidak hanya itu ujar Harianti, Zahira juga juara umum di sekolahnya pada kenaikan kelas tiga."Kemarin ini ia juara umum, kalau juara satu setiap naik kelas," pungkasnya.

Sementara itu, dari segi kepemimpinan Zahira juga bagus, hingga terpilih menjadi Ketua Osis.

"Dari segi kepemimpinan ia terpilih sebagai Ketua Osis," jelasnya.

Baca juga: Polda Sumbar Musnahkan 40 Kg Ganja dan Ungkap 3 Kasus Narkotika Selama September 2025

STATUS TANPA KEWARGANEGARAAN- Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 1 Situjuah Limo Nagari, Mubrita, bersama dengan Zahira saat memberikan keterangan, Senin (6/10/2025) sore. Para guru terus mensupport Zahira dan memberikan dispensasi.
STATUS TANPA KEWARGANEGARAAN- Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 1 Situjuah Limo Nagari, Mubrita, bersama dengan Zahira saat memberikan keterangan, Senin (6/10/2025) sore. Para guru terus mensupport Zahira dan memberikan dispensasi. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Guru BK SMPN 1 Situjuah Limo Nagari, Mubrita mengatakan Zahira cukup bagus, berprestasi dan mempunyai kemauan yang keras.

"Baik saat belajar, maupun berorganisasi. Makanya pada periode 2025-2026 terpilih sebagai Ketua Osis," bebernya.

Ia menambahkan, Zahira sudah meraih juara satu sejak kelas VII SMP dan juga meraih juara umum sejak kelas VIII.

Baca juga: Hujan Deras Hambat Penyadapan, Pendapatan Petani Karet di Sijunjung Turun Drastis

"Juara umumnya sejak kelas VIII hingga sekarang. Ia juga memegang trophy piala bergilir," tambahnya. 

Sebelumnya diberitakan, pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Situjuah Limo Nagari memberikan support dan dispensasi terhadap Zahira, anak WNA didetensi di Imigrasi Agam.

SMPN 1 Situjuah Situjuah Limo Nagari berlokasi di Banda Dalam, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Pertimbangan pihak sekolah memberikan dispensasi lantaran Zahira diminta mengurus masalah ibunya terlebih dahulu.

Guru Bimbingan Konseling (BK), Mubrita, mengatakan sekolah telah memberikan support dan dispensasi kepada Zahira agar bisa mengurus ibunya.

"Sekolah sangat support, tujuannya demi kelancaran sekolah Zahira ke depannya," kata Mubrita saat ditemui di SMPN 1 Situjuah Limo Nagari, Senin (6/10/2025) sore.

Mubrita menjelaskan, sebelumnya ia sudah mendengar cerita dari Zahira mengenai ibunya yang didetensi di Imigrasi Agam.

"Sebelum viral, Zahira sudah pernah cerita kepada saya, guru-guru dan kepala sekolah. Masalah ini viral setelah Zahira menyurati imigrasi," terangnya.

Sama halnya dengan Mubrita, Guru budaya Alam Minangkabau (BAM), Harianti Fajar mengatakan terus memberikan semangat kepada muridnya tersebut.

Baca juga: Antisipasi Keracunan, Ketua DPRD Padang Ingatkan Pentingnya Batas Waktu Konsumsi Makanan Program MBG

"Secara pribadi saya mengucapkan terus semangat kepada Zahira," bebernya.

Kata Harianti, di kehidupan memang banyak cobaan namun untuk Zahira terlalu berat.

"Di umur yang baru belasan tahun, sudah memiliki cobaan seperti ini," kata Harianti yang juga ditemui Tribunpadang.com di sekolah.

"Tapi, kuncinya tetap semangat, berusaha lagi dan berdoa," tambah Harianti. (Tribunpadang.com/Muhammad Iqbal)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved