Berita Populer Padang

4 BERITA POPULER PADANG: Pelaku Pengancaman Ditangkap dan Kasus Campak di Puskesmas Meningkat

Bahkan, pada September lalu, wilayah Kelurahan Jati sempat mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.

Editor: Rezi Azwar
Dokumentasi/Polresta Padang
TINDAK KEJAHATAN- Seorang pria berinisial HE alias BA (37) diamankan kepolisian dari Polresta Padang usai melakukan pengancaman terhadap seorang warga dengan menggunakan senjata tajam. Simak sejumlah informasi menarik yang disajikan dalam rangkuman berita populer Padang setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com. 

Menurut Mela langkah antisipasi yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam kondisi saat ini dengan mengawasi anak agar tidak bermain hujan atau berlama-lama di luar ruangan saat kondisi cuaca panas maupun hujan.

“Kalau anak sudah demam harus diistirahatkan, biarkan imun tubuhnya memproses virus yang masuk. Agar bisa dinetralisir,” ujarnya.

Menyikapi angka imunisasi yang masih hanya 60 persen, Mela mengaku telah melakukan sejumlah pendekatan pada orang tua anak untuk mengizinkan vaksinasi.

Hanya saja pemahaman orang tua yang masih belum sepenuhnya yakin akan vaksinasi, membuat upaya edukasi dan sosialisasi itu sering mengapung begitu saja.

“Kami selalu melakukan sweeping untuk imunisasi ini, tapi kalau orang tuanya tidak mau, susah juga kita. Bahkan ada ibu anak yang bilang ayahnya tidak izinkan. Tentu kita tidak bisa paksakan,” ujarnya.

Masalah imunisasi ini untuk kasus campak merupakan persoalan serius bagi Mela, karena melalui itu anak bisa mengenal virus campak agar tidak terdampak.

Ia melihat pengaruh vaksinasi covid 19 sejak tahun 2019 merubah stigma negatif terhadap imunisasi di tengah masyarakat.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Jumat 14 November 2025, Waspada Hujan Lebat di Lima Puluh Kota pada Dini Hari

Narasi baru terkait itu berseliweran dimana-man, mulai dari tempat belanja harian, saat menunggui anak, bahkan saat sedang membuka media sosial.

“Padahal informasi yang beredar di media sosial dan narasi yang muncul di tengah masyarakat itu sifatnya tidak terverifikasi. Tapi masyarakat meyakini,” ujarnya.

Dalam persoalan ini, Mela mengaku agak kewalahan, namun tetap terus berupaya baik secara langsung maupun melalui kader posyandu dan PKK di masing-masing kelurahan.

Upaya dari pendekatan PKK ini menurut mela beberapa waktu belakang sempat menaikan angka imunisasi sebanyak 70 anak. 

4. Kasus ISPA di Puskesmas Andalas Capai 2.400 Selama 3 Bulan, Warga Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem

CAMPAK: Kepala Puskesmas Andalas, Weni Fitria Nazulis saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (12/11/2025). Sebanyak 27 suspek campak tercatat selama Mei-Oktober 2025 di Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat.
CAMPAK: Kepala Puskesmas Andalas, Weni Fitria Nazulis saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (12/11/2025). Sebanyak 27 suspek campak tercatat selama Mei-Oktober 2025 di Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat. (TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia)

Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 2.400 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama periode Agustus hingga Oktober 2025.

Kepala Puskesmas Andalas, Weni Fitria Nazulis, menjelaskan tingginya angka kasus ISPA dipicu oleh perubahan cuaca yang tidak menentu di wilayah Kota Padang.

“Perubahan cuaca ekstrem dari panas ke hujan memicu meningkatnya risiko ISPA, terutama pada anak-anak dan lansia. Kami terus mengimbau masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan lingkungan,” ujar Weni saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (12/11/2025).

Baca juga: Gubernur Mahyeldi Pastikan Tokoh Nasional dan Dunia Hadir di Konferensi Wakaf Internasional

Menurutnya, fluktuasi suhu dan kelembapan udara turut memengaruhi stabilitas virus di udara.

Virus penyebab ISPA cenderung bertahan lebih lama dalam kondisi kering dan dingin. 

Selain itu, perubahan perilaku masyarakat saat cuaca ekstrem seperti lebih banyak beraktivitas di ruang tertutup juga meningkatkan risiko penularan.

Tak hanya ISPA, Weni menyebutkan bahwa sebanyak 27 suspek campak juga tercatat di wilayah kerja Puskesmas Andalas sepanjang Mei hingga Oktober 2025.

Ia menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyebaran virus campak yang masih ditemukan di sejumlah wilayah.

“Virus campak bisa dicegah melalui imunisasi yang sudah disediakan gratis oleh pemerintah. Anak-anak yang telah diimunisasi umumnya lebih terlindungi dari risiko penularan,” jelasnya.

Baca juga: Program CSR: PT Semen Padang Serahkan 16 Tong Sampah Terpilah ke Sekolah dan Masjid Raya Sumbar

Imunisasi berperan penting dalam mencegah komplikasi serius akibat campak, seperti radang paru-paru, infeksi telinga, hingga gangguan pada otak.

Saat ini terdapat 58 Posyandu aktif di wilayah kerja Puskesmas Andalas yang menjadi pusat layanan imunisasi dan kesehatan anak.

Program pencegahan penyakit campak terus digencarkan melalui kerja sama lintas instansi dan dukungan masyarakat.

“Sinergi antarinstansi dan partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan pencegahan penyakit menular seperti campak. Sebagian besar penularan terjadi di sekolah maupun lingkungan sekitar, sehingga perlu upaya bersama,” tutur Weni.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved