Kabupaten Agam
Petani di Agam Sumbar Hadapi Krisis Kemarau, Uji Coba Formula Baru Suburkan Tanah
Musim kemarau panjang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat, termasuk kawasan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Musim kemarau panjang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat, termasuk kawasan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Kondisi ini menurunkan produktivitas lahan pertanian. Daya serap nutrisi tanah yang rendah menyulitkan para petani sayuran menjaga hasil panen.
Untuk mengatasi masalah ini, petani mulai menguji coba langkah-langkah alternatif memperbaiki kondisi tanah.
Mereka mencari dan mencoba bahan perbaikan tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman di tengah musim kering.
Heri Supriyatna, seorang petani bawang di Sungai Pua, mengungkapkan bahwa selama ini pengelolaan tanah oleh petani masih dilakukan dengan cara instan.
Baca juga: Polres Pariaman Siap Buka Kembali Kasus Kebutaan Hengki Jika Ada Bukti Baru Dugaan Malpraktik
"Selama ini, cara perawatan dan perbaikan tanah oleh petani, khususnya di Sungai Pua, masih banyak dilakukan secara instan. Tanah yang awalnya kurang baik dalam pengelolaannya menghasilkan produksi yang juga kurang maksimal," katanya, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, dampak dari pengelolaan tanah yang tidak berkelanjutan akan dirasakan dalam jangka panjang.
Ia sendiri telah mencoba salah satu metode perbaikan tanah selama satu bulan terakhir dan melihat adanya tanda-tanda positif meski di tengah musim kemarau.
"Kalau cuaca kembali normal dan curah hujan bisa turun dalam satu minggu, saya yakin hasil dari upaya ini akan lebih maksimal," ujarnya.
Ia menyebut, beberapa jenis tanaman seperti daun bawang dan bawang prei sudah mulai menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Baca juga: 3 Pelatih dalam Jajaran Tim Semen Padang FC Diganti Jelang Kompetisi Super League 2025/2026
"Meskipun sedang musim kemarau, tanaman seperti daun bawang atau bawang prei sudah mulai menunjukkan perkembangan yang baik," tambahnya.
Namun, Heri menyatakan bahwa dirinya masih berhati-hati dalam memberikan informasi lebih lanjut kepada petani lain karena ingin memastikan hasilnya secara langsung terlebih dahulu.
"Saya tidak ingin menyebarluaskan informasi tentang produk ini jika saya sendiri belum merasakan manfaatnya secara langsung," katanya.
Kondisi tanah yang kehilangan daya serap nutrisi ini juga menjadi perhatian dalam sebuah pertemuan pers yang diadakan di Canyon Jungle Stay, Minggu 6 Juli 2025.
Dalam kegiatan tersebut, Budi Anda, perwakilan dari Sentral Agro Mandiri Sumatera Barat, menyampaikan bahwa banyak tanah pertanian saat ini telah mengalami penurunan kemampuan menyerap unsur hara.
Baca juga: Danrem Brigjen TNI Machfud Beri Arahan Prajurit dan Resmikan Sejumlah Fasilitas di Makodim 0304/Agam
Sudah Makan Korban, Kecelakaan Sering Terjadi Dekat Jembatan Darurat Bukik Batabuah Agam |
![]() |
---|
Pembangunan Jembatan di Bukik Batabuah Belum Ada Kepastian, Ketua LPMN Segera Bertemu Gubernur |
![]() |
---|
Warga Bukik Batabuah Kecewa Jembatan Permanen Tak Kunjung Dibangun Pasca Galodo di Agam |
![]() |
---|
Dinilai Vital, Wali Nagari Bukik Batabuah Agam Minta Jembatan Darurat Segera Dibangun Permanen |
![]() |
---|
Gubernur Sumbar Belum Tuntaskan Janji? Jembatan Darurat Akibat Galodo Masih Dipakai di Agam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.