Citizen Journalism
Opini: Faktor Penyebab Tergerusnya Penggunaan Bahasa Minangkabau, dan Upaya Menjaga Eksistensi
BAHASA bukan hanya alat komunikasi, tapi juga identitas budaya. Dalam konteks masyarakat Minangkabau, bahasa Minang tak sekadar medium berbicara, teta
Ketiga, relatif kurangnya pengajaran formal
Di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa daerah mulai ditinggalkan atau hanya diberikan secara opsional, tanpa metode yang menarik.
Keempat, migrasi dan urbanisasi
Banyak keluarga Minang yang tinggal di kota besar atau merantau, akhirnya lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia di rumah agar anak-anak bisa lebih "menyesuaikan diri" dengan lingkungan.
Sejauh ini, dengan tergerusnya bahasa Minang berarti juga mengikis identitas budaya Minangkabau. Banyak istilah adat dan relasi kekerabatan yang sulit diterjemahkan ke bahasa lain.
Misalnya, sistem matrilineal dalam keluarga Minang memiliki istilah khas seperti "mamak", "kamanakan", "sumando", yang jika hilang pemahaman bahasanya, maka akan merusak makna relasi sosial dalam masyarakat adat.
Selain itu, banyak pepatah dan petitih Minang yang kaya akan filosofi hidup, tidak bisa dipahami tanpa memahami bahasa aslinya. Misalnya: "Alam takambang jadi guru" (Alam yang terbentang luas menjadi sumber pelajaran hidup), dan "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah" (Adat bersendikan syariat, dan syariat bersendikan Alqur'an). Kalimat-kalimat ini bukan sekadar ucapan, tapi nilai hidup yang sulit dipahami jika hanya diterjemahkan secara literal.
Beberapa langkah strategis perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi Bahasa Minangkabau.
Pertama, revitalisasi bahasa melalui media sosial
Membuat konten-konten kreatif di TikTok, Instagram, dan YouTube dengan Bahasa Minang yang dibungkus dengan gaya kekinian.
Kedua, pendidikan bahasa daerah sejak dini
Sekolah-sekolah di Sumatera Barat dapat memasukkan bahasa Minang sebagai pelajaran wajib dengan metode yang menarik dan interaktif.
Ketiga, kampanye budaya di ranah dan rantau
Komunitas Minang di perantauan dapat membuat kegiatan budaya yang mendorong penggunaan bahasa Minang, seperti festival bahasa, kelas daring, atau podcast.
Keempat, peran keluarga
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Opini Isyarat Nonverbal di Jalanan, Mengulik Gaya Berkendara di Indonesia dan Malaysia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.