Lebaran 2025
Pengusaha Lemang di Padang Banjir Pesanan Jelang Lebaran, Masak Sampai 800 Batang , Raup Rp20 Juta
Pengusaha lemang di Jalan By Pass Balai Baru, Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pengusaha lemang di Jalan By Pass Balai Baru, Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), kebanjiran pesanan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Dalam sehari, mereka memasak 700 hingga 800 batang lemang untuk memenuhi permintaan pelanggan, Minggu (30/3/2025).
Proses memasak lemangnya pun akan berlangsung sampai pada malam hari, dikarenakan banyaknya pemesan.
Lemang merupakan, makanan yang dibuat pada saat hari tertentu atau menyambut hari baik, seperti jelang Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, pesta pernikahan, pesta ulang tahun, syukuran, dan lainnya.
Begitu juga dengan menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat banyak memasak lemang. Namun, dikarenakan banyak yang tidak sempat memasaknya, akhirnya memilih untuk membeli.
Baca juga: Jemaah Sattariyah Sijunjung Sumbar Tentukan Lebaran Idul Fitri dengan Pantau Hilal Hari Ini

Hal itu dikarenakan proses pembuatannya yang lama, dan di lokasi lapangan yang cukup terbuka, seperti halaman rumah. Karena, diperlukan perapian yang membutuhkan lokasi yang cukup luas.
Lemang ini biasanya dijadikan santapan pada saat setelah Salat Ied Idul Fitri, dan banyak juga yang menjadikannya buah tangan atau oleh-oleh untuk dibawa ke rumah sanak saudaranya.
Pantauan TribunPadang.com terlihat pada saat pagi hari, pengusaha lemang sibuk mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak lemang di pinggir Jalan By Pass Balai Baru, Kota Padang.
Lemang yang dimasak untuk dijual terdiri dari lemang beras ketan putih, beras ketan hitam, dan lemang pisang. Masyarakat yang datang membeli, juga bisa melihat langsung proses memasak, sehingga bukan hanya datang membeli.
Srimurnila Devi panggilan Epi (46) selaku pemilik usaha ini sibuk memeriksa potongan bambu yang akan digunakan sebagai media untuk memasak lemang bersama dengan suaminya bernama Syamsuardi panggilan Edi.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Jalinsum Sijunjung Sumbar yang Tewaskan Pengendara Sepeda Motor

Selanjutnya, mengambil lembaran daun pisang untuk digulung dengan kayu penjepit agar memudahkan pada saat memasukkannya ke dalam potongan bambu yang sudah dibersihkan.
Kemudian, Epi mengambil beras ketan untuk dicuci dan dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang pada bagian dalamnya.
"Lalu diletakkan di area perapian yang sudah disiapkan dengan posisi berdiri tegak, lalu dimasukkan santan kelapa ke dalam bambu yang sudah diisi dengan beras ketan tadi," kata Epi.
Untuk proses pembuatan lemang ini membutuhkan kayu bakar yang cukup banyak, dan api yang besar. Namun, apinya tidak selalu besar sampai akhir, tetapi dijaga apinya agar lemang tidak hangus.
"Jadi dimasukkan daun pisang ke dalam bambu, lalu dikasih daun pandan satu potongan kecil, dan dimasukkan beras ketan ke dalam bambu. Setelah itu diletakkan di perapian dan barulah diberikan santan dan dinyalakan api," kata Epi.
Baca juga: Resep Opor Ayam Lebaran Sederhana dan Lezat, Cocok Disajikan dengan Ketupat
Khusus untuk lemang pisang, dibutuhkan bahan-bahan terdiri dari beras ketan, pisang, gula, dan santan. Namun, semua bahan-bahan langsung diaduk dalam sebuah wadah dan barulah dimasukkan ke dalam potongan bambu, kemudian dibakar di perapian.
Lemang yang dimasak di perapian juga tidak dibiarkan begitu juga, melainkan harus dibolak-balikkan atau diputar agar masak secara merata. Agar tangan tidak panas atau luka bakar, harus digunakan kain atau sarung tangan pada saat memutarnya.
Selain itu, lemang yang posisinya paling sudut atau berada di pinggir, biasanya tidak terkena api atau panas, sehingga belum matang merata. Akibatnya, diperlukan ketelitian dan dipindahkan ke posisi tengah agar terkena api dan masak secara merata.
"Apinya harus dijaga dan harus diputar agar masaknya merata. Memasak lemang hari ini mencapai 700-800 batang, dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 hijriah. Karena pesanan cukup banyak," katanya.
Epi bersama suaminya dibantu anaknya dalam proses pembuatan lemang, selain itu terdapat juga sekitar empat karyawan yang membantunya khusus untuk pesanan Hari Raya Idul Fitri 1446 hijriah. Proses memasak lemang ini pun akan berlangsung sampai pada malam hari.
Baca juga: LSM dan Ormas Berbagi Takjil, hingga Aksi Damai di Pinggir Jalan Bagindo Aziz Chan Kota Padang

"Biasanya yang membeli untuk besok, disantap pada saat Idul Fitri. Selain disantap sendiri, juga dibawa untuk oleh-oleh pulang kampung dan dibawa ke rumah mertua," katanya.
Untuk harga lemang sendiri dijual untuk yang kecil Rp 30 ribu per batangnya, sedangkan untuk ukuran yang cukup besar Rp 50 ribu rupiah. Satu keluarga ini sudah menekuni usaha memasak lemang ini sudah selama 10 tahun.
Selain dijual di kawasan By Pass Balai Baru, juga dijual dengan gerobak di kawasan Pasar Siteba, dan Pasar Belimbing.
"Untuk per hari ini saja dari pagi sampai malam hari, kami bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp 15-20 juta rupiah. Sedangkan pada hari biasa bisa mendapatkan penghasilan Rp 1 juta rupiah," ujar Epi.
Ades (50) salah satu pembeli dari warga Kecamatan Kuranji yang datang membeli mengatakan memilih membeli lemang khusus untuk disantap pada saat Hari Raya Idul Fitri.
Baca juga: LSM dan Ormas Berbagi Takjil, hingga Aksi Damai di Pinggir Jalan Bagindo Aziz Chan Kota Padang
Namun, pada saat hari biasa juga membeli makanan jenis lemang untuk dibawa ke rumah, sekalian lemang tapai. "Untuk di sini rasanya lebih enak daripada yang dijual oleh pedagang lainnya," kata Ades.
Ades menyebutkan kenapa banyak yang membeli lemang jelang Hari Raya Idul Fitri, karena kebiasaan masyarakat Minangkabau yang pergi ke rumah mertua. Salah satu oleh-oleh atau buah tangan yang dibawa adalah makanan lemang.
"Saya memesan dua lemang beras ketan putih, karena rasanya lebih enak dari pada yang lain," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)
Volume Kendaraan di Bukittinggi Menurun saat Momen Lebaran 2025 Daripada Tahun Sebelumnya |
![]() |
---|
Lebaran Sepi, Omzet Pedagang Sala Lauak di Ulakan Anjlok: Biasanya Rp2 Juta, Kini Cuma Rp700 Ribu |
![]() |
---|
21 Kasus Kecelakaan di Padang Selama Operasi Ketupat Singgalang 2025, Tertinggi di Sumbar |
![]() |
---|
Angka Kecelakaan Naik Selama Operasi Ketupat Singgalang 2025 di Sumbar, 21 Orang Meninggal |
![]() |
---|
105 Ribu Kendaraan Melintas di Tol Padang-Sicincin Saat Lebaran, Ruas Fungsional Paling Padat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.