Simulasi Tsunami Padang
Simulasi Tsunami Padang, Wali Kota Tegaskan Shelter Tak Boleh Terkunci
Pemerintah Kota Padang menggelar simulasi evakuasi bencana tsunami (Tsunami Drill) pada Rabu (5/11/2025).
Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
Ringkasan Berita:
- Simulasi tsunami 2025 di Padang digelar serentak di seluruh wilayah kota dengan partisipasi tinggi warga meski diguyur hujan.
- Wali Kota Fadly Amran menegaskan seluruh shelter tsunami tak boleh terkunci agar bisa diakses cepat saat bencana.
- Pemko Padang menyiapkan 2.000 titik evakuasi dan berencana membangun shelter tambahan di kawasan rawan.
- Warga diimbau memahami arti bunyi sirine tsunami sebagai tanda bahaya utama.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat menggelar simulasi evakuasi bencana tsunami (Tsunami Drill) pada Rabu (5/11/2025).
Kegiatan ini dimulai dengan simulasi gempa bumi yang disusul bunyi sirine tanda peringatan tsunami tepat pukul 10.00 WIB.
Begitu sirine berbunyi, warga di sekitar Jalan Jenderal A. Yani, Kelurahan Olo, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, langsung berlarian menyelamatkan diri menuju shelter Hotel Santika Padang, salah satu titik evakuasi resmi di kawasan itu. Meski diguyur gerimis saat itu, antusiasme masyarakat tetap tinggi.
Wali Kota Padang Fadly Amran yang turut memantau jalannya simulasi mengatakan kegiatan berjalan baik di seluruh wilayah kota Padang.
“Walaupun gerimis, tapi bisa kita lihat sendiri antusias masyarakat luar biasa. Ini salah satu titik kumpul yang tersosialisasikan dengan baik. Sementara dari Bungus Teluk Kabung, Pasar Raya, Sawahan, sampai Koto Tangah, kegiatan semua terlaksana dengan lancar,” ujar Fadly Amran kepada wartawan.
Baca juga: Polres Dharmasraya Ungkap 3 Kasus Pencurian Selama Operasi Sikat Singgalang 2025
Menanggapi persoalan shelter yang sering terkunci saat terjadi gempa, Fadly menegaskan Pemko Padang sudah mengantisipasi hal itu.
“Shelter tidak boleh terkunci. Itu harus terbuka. Sementara kita juga sudah menyerahkan 55 denah di tiap-tiap kelurahan agar masyarakat tahu lokasi shelter sementara. Tak hanya shelter pemerintah, tapi juga masjid, sekolah, dan kantor pemerintahan bisa jadi tempat evakuasi sementara,” jelasnya.
Selain itu, Wali Kota juga menegaskan pentingnya memahami bunyi sirine panjang tsunami yang menandakan gelombang tsunami sudah mencapai wilayah pantai dan kota.
“Sirine panjang itu mengindikasikan tsunami bisa mencapai tinggi 5–8 meter,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fadly mengungkapkan, saat ini Kota Padang memiliki sekitar 2.000 titik evakuasi sementara yang sudah dipetakan dari 55 kelurahan.
Baca juga: Warga Padang Berlarian! Sirine Berbunyi Keras, Ratusan Orang Evakuasi Diri Hindari Ancaman Tsunami
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan BNPB dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk membangun shelter tambahan di wilayah yang belum memiliki fasilitas evakuasi memadai.
“Nanti akan kita pelajari kebutuhan infrastrukturnya, termasuk jalan menuju shelter. Ini prioritas utama, karena jalur evakuasi harus dalam kondisi prima agar masyarakat bisa cepat menyelamatkan diri,” tegas Fadly.
Lebih lanjut, Wali Kota Padang memastikan kegiatan Tsunami Drill akan dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Minimal satu kali dalam setahun akan kita gelar,” tutupnya.
Diketahui simulasi Tsunami Drill ini merupakan bentuk kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam di Kota Padang, yang dikenal berada di zona rawan gempa dan tsunami.(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.