Ikan Mati Massal di Danau Maninjau

Setelah 2 Tahun, Puluhan Ton Ikan Kembali Maengapung di Danau Maninjau, Kerugian Capai Ratusan Juta

Sejak ratusan ton ikan mengapung di Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat tahun 2022, fenomena serupa kembali terjadi di awal tahun 2025.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Wahyu Bahar
Penampakan ikan mati massal di Danau Maninjau, Agam, Selasa (11/5/2021). 

TRIBUNPADANG.COM,AGAM - Sejak ratusan ton ikan mengapung di Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat tahun 2022, fenomena serupa kembali terjadi di awal tahun 2025.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira, mengatakan, kematian ikan di Keramba Jaring Aping (KJA) Kembali terjadi di awal tahun ini akibat perubahan cuaca di permukaan danau.

Ia menyebut, sejak kejadian tahun 2022, selama dua tahun pihaknya tidak ada lagi menerima laporan ikan mati di danau maninjau dalam jumlah besar.

"Soalnya setelah kejadian tahun 2022, pembudidaya lebih hati-hati untuk menebar benih ikan," ujarnya.

Hal ini ditenggarai oleh kondisi permukaan air yang tidak stabil setelah kejadian tersebut.

Baca juga: Kronologi 25 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau, Badai dan Perubahan Cuaca Jadi Penyebab

Dimana air dalam beberapa waktu bisa berubah hijau dan kadang putih, sehingga nelayan tidak mau mengambil resiko.

"Kami juga sudah beri himbauan agar para pembudidaya waspada akan kondisi cuaca dan perairan, supaya mereka tidak menebar benih," ujarnya.

25 Ton Ikan Mengapung di Danau Maninjau

Fenomena kematian ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat, kembali terjadi sebanyak 25 ton ikan mengapung kerugian sampai ratusan juta rupiah, Sabtu (18/1/2025).

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Agam, Rosva Deswira, mengatakan, jumlah ikan yang mati ini ini tercatat sejak hari Rabu (15/1/2025) hingga Jumat (17/1/2025).

Baca juga: 25 Ton Ikan Mengapung di Danau Maninjau Kerugian Sampai Ratusan Juta Rupiah

Ia menerangkan ikan yang mati tersebut berjumlah sebanyak 25 ton, tersebar di 35 petak KJA di Nagari Bayua, dengan 13 orang pemilik.

"Sampai hari ini (Sabtu) saya sudah mintak PPL untuk turun mendata, jumlahnya tidak bertamabah, masih sebanyak 25 ton," ujar Rosva.

Rosva menyebut, kematian ikan ini terjadi akibat badai dan perubahan cuaca yang terjadi dalam sepekan terkahir di sekitaran Danau Maninjau.

Akibat badai tersebut menurutnya, sulfur, sisa pakan ikan dan feses ikan di dasar danau menguap kepermukaan, sehingga oksigen di dalam danau berkurang.

"Hal itu yang membuat puluhan ton ikan mati sejak hari Rabu," ujarnya.

Baca juga: POPULER SUMBAR: Warga Tenggelam di Danau Maninjau dan Persikopa Lolos ke Semifinal Piala Soeratin

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved