Kasus Kematian Afif Maulana

Kapolda Sumbar Akui Dugaan Kesalahan Prosedur saat Tangkap 18 Orang yang akan Tawuran, Afif Maulana?

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono mengakui adanya dugaan kesalahan prosedur saat personelnya menangkap ..

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Foto: Wahyu Bahar/tribunpadang.com
Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono saat menemui keluarga Afif Maulana dan massa aksi di depan Mapolda Sumbar, Rabu (26/6/2024) sore. 

Saat itu juga, Anggun (32), Ibu dari almarhum Afif Maulana kembali menangis histeris.

Lebih lanjut, Suharyono bilang sebelumnya sudah menyampaikan ke media bahwa bila ada kesalahan anggota kepolisian, maka Polda Sumbar yang bertanggung jawab. Suharyono minta kepercayaan untuk mengusut kasus tersebut.

Baca juga: Update Dugaan Penganiayaan Afif Maulana oleh Polisi, Polda Sumbar Sudah Periksa 39 Anggota

"Sekali lagi mohon maaf, mana kala ada anggota kami kelakuannya kurang profesional kami tindak tegas, tapi perlu diketahui andai kata tawuran itu tidak bisa dicegah mungkin kematiannya lebih banyak," lanjut dia.

Ia menjelaskan kondisi di Kota Padang bahwa pihaknya mengetahui bahwa tiap malam Minggu ada tawuran yang sudah terjadwal.

"Alat-alat yang dibawa mereka apa saja, gangster mereka profilnya seperti apa, berapa orang mereka di kelompoknya, kelakuannya apa saja, itu sudah dijadwal, tawurannya sudah dijadwal, setiap malam Minggu itu ada tawuran, ada empat kelompok besar, besok saya tunjukkan semuanya," ujarnya.

Suharyono menyebut akan mengungkap semua gangster tawuran di Kota Padang, dan akan menindak tegasnya demi Sumatera Barat dan Padang yang aman.

Diketahui sebelumnya, keluarga Afif Maulana (13), siswa SMP hadiri aksi hari tanpa penyiksaan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (26/6/2024) sore.

Tampak hadir ibu, ayah, adik, nenek dan beberapa keluarga Afif lainnya. Adik laki-laki Afif tampak memegang foto kakaknya di antara massa aksi lainnya.

Keluarga almarhum Afif lainnya juga memegang sejumlah kertas tuntutan yang bertuliskan "Kami keluarga AM membantah anak kami melompat dari Jembatan Kuranji", "OTW Keadilan", "Anak Kami 'AM' anak berprestasi bukan anak anarki".

Lalu, juga ada kertas dengan narasi "Pak Kapolri, Kapolda, tolong berikan keadilan pada alam Afif Maulana dan keluarga", "Berikan kami kepastian hasil otopsi 'AM'".

Ayah Afif, Afrinaldi (36) juga ikut berorasi meminta keadilan bagi anaknya. "Saya ayah Afif, dan kami keluarga datang ke sini untuk meminta keadilan untuk anak kami yang telah mati disiksa dan dianiaya dan diletakkan di bawah jembatan, kami tidak terima perlakuan ini," kata Afrinaldi.

Ia menuturkan, keluarga juga tak terima pernyataan Kapolda yang mengatakan Afif terjun dari atas jembatan Kuranji.

"Bukti-bukti yang ada di badan anak saya menunjukkan luka-luka lebam bekas penganiayaan. Kenapa Kapolda hanya menerima kesaksian dari A? Padahal banyak kesaksian dari yang lain," katanya.

Afrinaldi bilang, keluarga Afif terus berjuang untuk mendapatkan keadilan.

"Saya mohon kepada Pak Kapolri, Kapolda untuk mengusut kasus anak saya ini sampai tuntas dan secara transparan, dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami meminta agar hasil visum dan autopsi dibuka secara terbuka kepada kami keluarga," ujar Afrinaldi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved