Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Banjir Bandang Lembah Anai Sumbar Hancurkan Pemandian Mato Aia, Pemilik Rugi Rp 2 Miliar

Banjir bandang yang menerjang Lembah Anai pada Sabtu (11/5/2024) malam tak hanya meninggalkan duka bagi warga sekitar, tapi juga meluluhlantakkan usah

Editor: Mona Triana
KOMPAS.COM/PERDANA PUTRA
Asrinal, pemilik pemandian Mato Aia di Lembah Anai, Tanah Datar di puing-puing tempat usahanya, Selasa (14/5/2024) 

TRIBUNPADANG.COM - Banjir bandang yang menerjang Lembah Anai pada Sabtu (11/5/2024) malam tak hanya meninggalkan duka bagi warga sekitar, tapi juga meluluhlantakkan usaha mereka.

Salah satu korban terdampak adalah Asrinal Kayo (48), pemilik pemandian atau kolam renang anak-anak Mato Aia yang telah dirintisnya sejak tahun 2000.

Awalnya, Kayo tak menyangka air bah datang begitu cepat. Saat kejadian, ia sedang tertidur. Sekitar pukul 22.30 WIB, ia dibangunkan oleh anaknya karena air sungai sudah naik. Kayo pun segera melihat ke arah sungai dan mendapati air sudah mencapai kamar mandi.

Tanpa pikir panjang, Kayo menyuruh anaknya untuk menyelamatkan diri ke atas bukit. Ia kemudian menyusul dengan membawa sepeda motornya, satu-satunya harta yang bisa diselamatkan.

Tak lama kemudian, air bah berwarna hitam pekat bercampur kayu-kayu besar menerjang tempat usahanya.

Kayo hanya bisa pasrah melihat tempat usahanya yang dibangun dengan jerih payahnya selama 24 tahun hancur seketika.

"Kalau saya total ada sekitar Rp 2 miliar modal saya membuat pemandian itu dari 24 tahun lalu hingga sekarang," ujar Kayo.

Baca juga: Kisah Liviya & Kayla yang Selamat dari Banjir Lahar Dingin, Lihat Batu Sebesar Mobil Hantam Rumah

"Tak ada yang tersisa, selain motor yang saya selamatkan. Televisi, lemari yang berisi uang sekitar Rp 25 juta hanyut dibawa air," ungkap Kayo dengan air mata berlinang.

Setelah air mulai surut, Kayo menuruni bukit dan kembali ke tempat usahanya. Pemandangan yang ia saksikan semakin membuatnya pilu. Tak ada yang tersisa dari pemandian Mato Aia.

"Memang tidak ada yang tersisa. Semuanya hanyut. Tempat pemandian saya tidak ada lagi," kata Kayo lirih.

Baca juga: Perjuangan Afdel Nekat Terobos Longsor di Malalak Demi Menemui Orang Tua di Agam Sumbar

Banjir bandang ini tak hanya menghancurkan tempat usahanya, tapi juga melumpuhkan perekonomian Kayo. Ia mengaku, dalam satu tahun terakhir, ia mendapatkan penghasilan sekitar Rp 25 juta per bulan dari pemandian tersebut.

"Hasil itu belum termasuk dengan retribusi ke pemerintahan nagari atau desa," imbuhnya.

Kini, Kayo tak memiliki apa-apa lagi. Tabungannya habis untuk mengembangkan usaha, dan semua pakaiannya hanyut terbawa banjir. Ia pun berharap mendapatkan bantuan untuk bisa bangkit kembali.

Kakak Mencari Adik di Reruntuhan Rumah

Uli, seorang perempuan asal kampung Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tak kuasa menahan tangisnya saat melihat kondisi rumahnya yang hancur akibat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved