Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

5 Bulan Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar Berlalu, Bantuan dari Presiden Tak Kunjung Cair

Masyarakat Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang sebelumnya menjadi korban bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi beberapa waktu yang lalu ...

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Fuadi Zikri
Foto: Fajar Alfaridho Herman/tribunpadang.com
Muhammad Ansharrullah (58), salah satu warga Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, saat ditemui dirumahnya, Senin (28/10/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Masyarakat Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang sebelumnya menjadi korban bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi beberapa waktu yang lalu mengeluhkan lambatnya pencairan bantuan dari Presiden.

Masyarakat menilai bahwa lambannya penanganan bencana ini menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah.

Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Ansharrullah (58), salah satu warga Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, saat ditemui di rumahnya, Senin (28/10/2024).

Ansharrullah merupakan salah seorang penerima bantuan stimulan perbaikan atau pembangunan kembali rumah yang diserahkan langsung secara simbolis oleh Presiden Jokowi saat berkunjung ke Posko Bencana.

"Dari bantuan Presiden, belum ada yang cair. Saya merupakan salah satu masyarakat yang menerima bantuan secara simbolis yang diserahkan langsung oleh presiden," ungkapnya.

Ia mengungkapkan penerima bantuan perbaikan rumah pasca banjir bandang yang diserahkan secara simbolis presiden mendapatkan nilai yang berbeda.

Untuk masyarakat yang rumahnya rusak ringan senilai Rp15 juta, kemudian rusak menengah Rp30 juta dan rusak berat Rp60 juta.

Baca juga: Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, Ombudsman: Korban Tagih Janji-Janji Pemerintah

"Beberapa hari setelah menerima bantuan tersebut saya mendatangi Bank. Pihak bank menyebutkan untuk pencairan dibutuhkan validasi dari BPBD Kabupaten Agam. Kemudian ketika saya mengunjungi posko BPBD Kabupaten Agam yang waktu itu ada di Kantor Camat Sungai Pua, BPDB Kabupaten Agam tidak bersedia mengeluarkannya karena ada syarat dan ketentuan," jelasnya.

Ansharrullah menyebutkan pihak BPBD Kabupaten Agam memberikan alasan bahwa uang tersebut bisa dicairkan saat pendataan semua rumah rusak akibat bencana banjir bandang selesai didata secara keseluruhan.

"Masyarakat tentu kecewa dan menunggu, seolah kami yang ikut simbolis hanya main-main saja, hanya cerita saja. Sampai sekarang satu persen pun belum ada yang cair," ujarnya.

"Harapan saya ini segera dicairkan. Jika tidak cepat ditanggulangi tentunya akan menyebabkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan hilang," tutupnya.

Kalaksa BPBD Agam, Sumbar, Budi Prawira Negara saat diwawancarai, Senin (28/10/2024).
Kalaksa BPBD Agam, Sumbar, Budi Prawira Negara saat diwawancarai, Senin (28/10/2024).

Kalaksa BPBD Kabupaten Agam, Budi Prawira Negara mengatakan, pencairan dana untuk bantuan stimulan perbaikan atau pembangunan kembali rumah yang diserahkan secara langsung oleh presiden pada kunjungan sebelumnya masih dalam proses.

"Bantuan tersebut masih dalam proses, dana sudah ada di rekening masing-masing penerima hanya saja uangnya masih belum bisa dicairkan," jelasnya saat diwawancarai, Senin (28/10/2024).

"Terkait pelaksaan mekanisme penggunaan dana bantuan rumah ini, kita mengacu kepada Peraturan Pelaksaan BNPB Nomor 5 Tahun 2024, ada beberapa persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk mencairkan dana tersebut," sambungnya.

Ia juga mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mensosialisasikan kepada masyarakat terkait mekanisme ketentuan pemerintah melalui BNPB terhadap masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan akibat banjir bandang beberapa waktu yang lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved