Gunung Marapi Erupsi

PVMBG Rilis Hasil Evaluasi Aktivitas Gunung Marapi: 9 Letusan dan 98 Hembusan Sepekan, Status Siaga

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat dari periode tanggal 16-22 Janu..

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Fuadi Zikri
Pos PGA Bukittinggi
Visualisasi Gunung Marapi dari kamera pengawas Pos PGA Bukittinggi, Selasa (23/1/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat dari periode tanggal 16-22 Januari 2024, Rabu (24/1/2204).

Menurut Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 300-600 meter di atas puncak.

"Teramati juga erupsi atau letusan dengan tinggi kolom 500-600 meter di atas puncak, kolom erupsi berwarna kelabu. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-27 derajat celsius," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan instrumental kegempaan Gunung Marapi didominasi oleh gempa hembusan.

"Rincian kegempaan selengkapnya adalah terekam 9 kali gempa erupsi/letusan, 98 kali gempa hembusan, 4 kali gempa low frequency, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 7 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 13 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-4 mm (dominan 1 mm)," terangnya.

"Data tiltmeter Stasiun Batupalano dalam satu minggu terakhir cenderung menunjukkan kenaikan (inflasi) baik pada sumbu tangensial maupun radial," sambungnya.

Hendra menyebutkan, sebagai upaya mitigasi, tingkat aktivitas Gunung Marapi telah dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Marapi kembali Erupsi Rabu Siang, Kolom Abu Tidak Teramati

Pasca-erupsi utama 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini dengan jumlah harian cenderung menurun secara fluktuatif.

Pola yang sama juga diperlihatkan oleh aktivitas hembusan. Namun jumlah gempa low frequency dan vulkanik dalam (VA) cenderung meningkat secara fluktuatif yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat.

Baseline RSAM umumnya juga masih di atas normal dan dalam satu minggu terakhir cenderung meningkat yang bersesuaian dengan data tiltmeter yang juga menunjukkan kecenderungan inflasi (penggembungan tubuh gunung api).

"Aktivitas vulkanik Gunung Marapi saat ini masih tergolong tinggi yang tercermin dari aktivitas erupsi yang masih teramati secara visual serta gempa erupsi atau letusan dan gempa hembusan masih terekam yang disertai dengan tremor menerus," jelasnya.

"Data laju emisi (fluks) gas SO₂ dari satelit sentinel dalam satu minggu terakhir lebih rendah daripada satu bulan sebelumnya, namun saat ini menunjukkan kecenderungan meningkat kembali dan masih mengindikasikan erupsi yang bersifat magmatik," sambungnya.

Menurut Hendra kondisi tersebut dapat berpotensi menyebabkan ancaman bahaya erupsi seperti jika suplai magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi atau ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek.

Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved