Kabut Asap di Sumbar
Udara Kian Tak Sehat Akibat Kabut Asap, Ahli Sarankan Pakai Masker yang Bisa Saring Partikel Debu
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), dr. Mohamad Reza Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), dr. Mohamad Reza Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) memperhatikan soal kabut asap yang telah terjadi dua pekan terakhir.
Pemprov Sumbar diminta segera mengimbau masyarakat agar lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan untuk sementara waktu, hingga kualitas udara kembali membaik.
Adapun bila masyarakat tetap harus beraktivitas di luar ruangan haruslah tetap memproteksi diri, misalnya dengan menggunakan masker yang bisa menyaring partikel debu atau asap itu.
Selain itu, masyarakat harus diimbau untuk selalu menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin, dan menjaga asupan air sehingga tidak dehidrasi.
Hal-hal itu menurutnya, sedikit banyak akan bisa melindungi atau mengurangi dampak kabut asap.
Baca juga: Pencarian Hari ke-2 Kapal Hilang di Pesisir Selatan Belum Ditemukan hingga Malam, Besok Dilanjutkan
Lulusan S3 Doktoral di Jichi University Jepang ini mengatakan bahwa kabut asap itu adalah udara yang mengandung partikel tidak sehat.
"Otomatis penyakit ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut) atau penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan lain seperti asma pasti terpengaruh," ujar dr. Reza kepada TribunPadang.com, Jumat (15/9/2023).
Kata dia, kabut asap dan ISPA kaitannya tidak ada secara langsung, tapi kabut asap tentu bisa mempengaruhi orang-orang penderita ISPA.
Ia menjabarkan, kabut asap dinilai sensitif bagi kelompok rentan, yakni orang yang masih memerlukan perlindungan lebih terhadap kesehatan.
Kelompok rentan itu, diantaranya balita, anak, orang tua, ibu hamil, yang punya tendensi mengalami masalah yang lebih dari orang yang tubuhnya lebih sehat.
"Kelompok rentan itu, misalnya yang punya penyakit asma, penderita penyakit paru-paru," kata dia.
"Orang asma juga kena udara jelek bisa kambuh, kalau ISPA sudah pasti sesak, ditambah lagi dengan asap tentu bertambah sesaknya," tambah dr. Reza.
Baca juga: Sudah 2 Pekan Sumbar Diselimuti Kabut Asap, BMKG Catat ada 37 Titik Api di Beberapa Daerah
Sudah Dua Pekan Sumbar Diselimuti Kabut Asap
Sudah dua pekan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terdampak kabut asap kiriman dari provinsi tetangga, maupun adanya titik api (hotspot) di wilayah Sumbar.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Jeni Andrian mengatakan, prediksi parameter PM10 danPM2.5 diprakirakan berada pada kategori baik untuk sebagian besar wilayah Sumatera Barat.
Imbauan Pemda Terkait Kabut Asap Belum Cukup, Ombudsman Sumbar Minta Tingkatkan Layanan Promkes |
![]() |
---|
Kualitas Udara Padang Membaik Pasca Diguyur Hujan, Masuk Kategori Sedang |
![]() |
---|
Kasus ISPA di Padang Melonjak karena Kabut Asap, Capai 1.400 Kasus Awal Oktober |
![]() |
---|
Wali Kota Padang Pertimbangkan Belajar Daring Jika Kualitas Udara Semakin Buruk |
![]() |
---|
Pemko Padang Bagikan 26 Ribu Masker Kurangi Dampak Kabut Asap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.