Kota Bukittinggi

Gas Elpiji Langka, Pemko Bukittinggi Minta Pangkalan Tak Jual ke Pengecer dan Batasi Penjualan

Wali Kota Bukittinggi mengeluarkan surat edaran terkait kelangkaan gas elpiji tiga kilogram yang telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Penampakan tabung gas LPG 3 Kg di Outlet Pangkalan PT Askara Tri Arga, Jalan Soekarno-Hatta No 2, Kelurahan Manggis Ganting, Kota Bukittinggi, Jumat (17/6/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Wali Kota Bukittinggi mengeluarkan surat edaran terkait kelangkaan gas elpiji tiga kilogram yang telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Surat dengan Nomor: 800/614/DISPERPERIN-IV/2023 itu diterbitkan 16 Juni. Ditujukan untuk agen dan pangkalan gas elpiji serta camat dan lurah se-Kota Bukittinggi.

Berdasarkan Surat Edaran yang diperoleh TribunPadang.com, terdapat lima poin yang disampaikan Pemko Bukittinggi di dalamnya. 

Baca juga: Warga Mengeluh, Gas Elpiji 3 Kilogram Mulai Langka di Bukittinggi-Agam

Pertama, setiap pangkalan gas elpiji hanya boleh mendistribusikan tiga tabung untuk setiap pembeli dengan syarat keluarga miskin yang tercatat sebagai penduduk Kota Bukittinggi.

Kedua, pangkalan gas elpiji dilarang mendistribusikan gas tiga kilogram kepada para pengecer, dan ketiga, dijual dengan harga eceran tertinggi kepada masyarakat Rp17.000 per tabung.

Keempat, setiap pangkalan gas elpiji wajib menyerahkan laporan penjualan ke Pemko Bukittinggi melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian sekali seminggu.

Terakhir, kelima, setiap camat dan lurah mengawasi pendistribusian gas elpiji dan melaporkan ke Pemko Bukittinggi seminggu sekali.

Gas elpiji langka

PT Askara Tri Arga, agen LPG 3 kg bersubsidi, melaksanakan operasi pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).

Operasi pasar gas tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan gas 3 kg yang kini mulai langka di Kota Bukittinggi.

Baca juga: LPG 3 Kg Langka di Bukittinggi, Warga Rela Antre Sejak Pukul 7 Pagi di Outlet Pangkalan

Manager Operasional PT Askara Tri Arga, Lasmawan mengatakan, operasi pasar telah dilakukan sebanyak lima kali selama Juni 2023.

Terkait jumlah tabung gas yang disediakan untuk operasi pasar itu yaitu sebanyak 140 unit selama dua kali, 280 unit selama 2 kali dan terakhir 490 unit tabung gas.

Salah satu lokasi pangkalan PT Askara Tri Arga yang didatangi TribunPadang.com, berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No 2, Kelurahan Manggis Ganting, Kota Bukittinggi.

Lokasi ini juga menjadi outlet utama dari PT Askara Tri Arga. Terlihat pada Jumat (16/6/2023), masyarakat telah ramai berdatangan ke pangkalan tersebut.

Baca juga: Polisi Tangkap Pencuri 42 Tabung Gas Elpiji di Agam, Barang Bukti Ditemukan di Bukittinggi

Bahkan, menurut keterangan yang didapat, masyarakat telah antre sejak pukul 07.00 WIB. Sedangkan, outlet pangkalan baru dibuka pukul 09.00 WIB.

"Operasi pasar pertama di Juni, mulai pada Kamis (8/6/2023) lalu, terakhirnya pada Jumat (16/6/2023)," kata Lasmawan saat ditemui TribunPadang.com di kantornya, kemarin.

Lasmawan menyebut, operasi pasar diadakan sebagai bentuk pemenuhan permintaan gas yang kini dinilai mulai langka, terkhusus di Kota Bukittinggi.

"Tingginya permintaan, diduga menjadi penyebab gas ini langka. Padahal, stok yang diantar oleh pertamina, tidak ada pengurangan sedikit pun dari sebelumnya," ungkap Lasmawan.

"Bahkan, saat ini saja stok yang sampai di outlet sudah ditambah. Biasanya, 140 tabung untuk satu minggu, tapi kini stok segitu tidak cukup bagi masyarakat," tutur Lasmawan.

Akibat mulai tingginya pembelian gas, Lasmawan lebih memprioritaskan masyarakat sekitar outlet pangkalan di Manggis Ganting untuk membelinya.

"Jadi, khusus warga Bukittinggi dan sekitar sini kami prioritaskan. Caranya, cukup menunjukkan KTP dan KK setempat," tutur Lasmawan.

Lebih lanjut, harga jual yang diberikan Lasmawan, sebesar Rp17 ribu. Harga ini, sudah sesuai aturan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Curhat Warga Soal Gas LPG Langka

Kelangkaan gas elpiji membuat warga menjadi kebingungan. Bahkan, isu kelangkaan ini juga sempat gaduh di sosial media Bukittinggi-Agam.

Baca juga: Remaja Muncikari Prostitusi Gay di Bukittinggi Terancam 15 Tahun Penjara

Sebelumnya, salah seorang warga Bukittinggi, Yarti (47) mengaku sulit menemukan gas elpiji selama sepekan terakhir.

Biasanya, Yarti membeli gas elpiji untuk ukuran tiga kilogram itu sangat mudah. Hampir di setiap kedai hingga pangkalan ada. Namun, kini dirinya mulai kesulitan.

"Kalau untuk gas yang tabungnya 12 kilogram itu (yang besar), masih banyaklah saya lihat. Tapi khusus tiga kilogram ini, mulai agak susah juga sekarang mencarinya," tutur Yarti saat ditemui TribunPadang.com, Jumat (9/6/2023).

Yarti menyampaikan, akibat kelangkaan gas elpiji tiga kilogram itu, dirinya bahkan pernah mendapatkannya dengan harga yang tidak normal dari biasanya.

"Pernah saya beli gas elpiji tiga kilogram ini, harganya Rp30 ribu-an. Karena butuh, ya dibeli saja," ungkap Yarti.

Baca juga: Terdakwa Kasus Penggelapan Sapi Kurban di Bukittinggi Divonis 3,6 Tahun Penjara

Lebih lanjut, Yarti menduga ada oknum yang bermain dalam kasus kelangkaan gas elpiji tiga kilogram tersebut.

"Kalau saya duga, ini pasti ada yang bermain. Tak mungkin tiba-tiba langka. Kami harap aparat penegak hukum bisa segera bertindak," pungkas Yarti.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved