Gempa Mentawai
Masa Tanggap Darurat Gempa Mentawai 21 Hari, Martinus Dahlan: Bisa Diperpanjang Melihat Kondisi
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai tetapkan masa tanggap darurat bencana gempa selama 21 hari, Rabu (31/8/2022).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
"Kondisi psikologis gempa 2007 dan tsunami 2010 mengakibatkan masyarakat lebih memilih lari ke bukit meski siang hari informasinya turun lagi dan malam ke ketinggian lagi untuk berjaga-jaga," kata Abdul.
Baca juga: Akibat Curah Hujan Tinggi, Dua Korong Terdampak Banjir di Padang Pariaman
Mengungsi Pascagempa
Sebelumnya, sejumlah warga Mentawai yang sempat mengungsi pasca gempa bumi, Senin (29/8/2022) mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Mentawai Novriadi mengungkapkan para pengungsi gempa Mentawai mulai tinggalkan titik pengungsian sejak Selasa (30/8/2022) pagi.
Saat ini yang tinggal di titik pengungsian hanya anak-anak dan para kaum wanita.
"Sementara para bapak-bapak sudah kembali ke kampung mereka untuk mengetahui kondisi kediaman mereka," ungkapnya saat dihubungi TribunPadang.com, Selasa (30/8/2022) pagi.
Novriadi mengungkapkan pihaknya juga sudah menyalurkan bantuan logistik berupa makanan dan tenda untuk pendirian tempat pengungsian.
Baca juga: Penyaluran Bantuan Gempa di Mentawai Terkendala Ombak Besar, BPBD: Kita Butuh Kapal Besar
Baca juga: Pasca Gempa Mentawai, Warga Simalegi yang Mengungsi Mulai Kembali ke Rumah
Saat ini bantuan logistik sudah kosong.
Bantuan darurat akan dipasok dari toko atau kedai di desa terdekat.
"Kondisi saat ini gudang sudah kosong tidak ada lagi logistik. Kita juga memasok bantuan melalui kecamatan dan besok BNPB direncanakan akan memasok bantuan juga," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai mencatat 2.326 orang mengungsi pasca gempa bumi yang mengguncang daerah setempat, Senin (29/8/2022).
Ribuan orang yang mengungsi akibat gempa Mentawai itu tercatat berasal dari Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

"Mereka mengungsi ke daerah ketinggian akibat dampak gempa," ujar Kalaksa BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi kepada TribunPadang.com, Senin sore.
Baca juga: Dampak Gempa Mentawai, Camat Siberut Utara: Ada Lima Keluarga yang Mengungsi ke Bukit Tamaerang
Baca juga: Pasca Gempa Mentawai, Warga Diimbau Cek Kondisi Rumah Sebelum Dihuni Kembali
Dia menjelaskan, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari tujuh dusun di Simalegi dari total 494 kepala keluarga (KK).
Dari jumlah itu, tercatat sebanyak 1.188 orang laki-laki dan 1.138 perempuan dengan berbagai usia, mulai dari bayi hingga lansia.