BERITA POPULER SUMBAR

3 Berita Populer Sumbar: Daftar UMP, Angka Pengangguran Naik, Peringatan Dini Gelombang Tinggi

Berikut 3 berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di Tribun Padang.

Editor: Mona Triana
Tribunnews.com
UMP SUMBAR 2026 - Ilustrasi Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Barat (Sumbar). Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Barat (Sumbar) terus naik dalam lima tahun terakhir. Tren kenaikan ini kembali jadi perhatian menjelang pembahasan UMP 2026 yang diproyeksikan mengikuti arahan pemerintah pusat. 

2.Budaya merantau yang selama ini menjadi ciri masyarakat Minangkabau dinilai melemah.

Kondisi itu disebut berpengaruh langsung terhadap kenaikan angka pengangguran di Sumatera Barat.

Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erian Joni menjelaskan kelompok usia pencari kerja saat ini tidak lagi menjadikan merantau sebagai langkah utama dalam memasuki dunia kerja.

Ia menyampaikan banyak pencari kerja memilih menunggu lowongan di Sumbar, baik melalui kanal digital maupun rekrutmen lembaga formal.

Berdasarkan data yang ia miliki dan sejumlah pemberitaan yang ada, Erian Joni menilai ada beberapa penyebab tingginya angka pengangguran terbuka, mulai dari sektor investasi, Pendidikan, lunturnya semangat merantau yang identik dengan masayarakat Minangkabau hingga budaya serta cara pikir generasi saat ini.

“saya melihat ini cukup komplek, multidimensi persoalan. Tidak selalu penggangguran terjadi karena masalah Pendidikan,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).

Ia menerangkan tingginya angka pengangguran terutama tidak lepas dari minimnya lapangan pekerja di Sumbar, geliat investasi yang tidak tumbuh akibat sejumlah faktor mulai dari ekonomi, izin berinvestasi dan persoalan tanah ulayat.

Semua persoalan itu, harus menjadi perhatian pemerintah, karena upaya pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sejauh ini masih minim.

Di luar itu, penyumbang angka pengganguran terbanyak saat ini merupakan usia kerja yang hanya menempuh jalur Pendidikan hingga tingkat sekolah menengah atas atau kejurruan dengan keterampilan terbatas.

“Kondisi keterampilan yang terbatas ini, juga tidak mendapat fasilitas dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi kemampuan tamatan sekolah menengah atas ini,” ujarnya.

Tidak hanya tamatan sekolah menegah atas, perguruan tinggi yang ada di Sumbar juga menjadi penyumbang pengangguran, akibat budaya pilih-pilih kerja dan keinginan untuk cepat menjadi sukses.

Padahal peluang bekerja di luar negeri saat ini sangat besar, hanya saja membutuhkan keterampilan yang signifikan dan kemampuan berbahasa sesuai daerah tujuan.

Bisa dibilang para tamatan SMA dan perguruan tinggi ini tidak siap untuk bersaing atau meningkatkan kemampuan diri secara personal dan faktor lain seperti izin dari orang tua serta mental merantau yang sudah terkikis.

“Hasilnya, angka pengangguran terus bertambah. Usia pencari kerja hari ini lebih memilih menunggu untuk bersaing menjadi Pegawai Negeri Sipil atau bekerja di sektor formal serta BUMN,” ujarnya.

Alhasil banyaknya perguruan tinggi memproduksi calon pekerja tidak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved