Berita Populer Sumbar

4 BERITA POPULER SUMBAR: Kronologi Pria Minum Racun saat Live TikTok dan Laka Maut di Kayu Tanam

Terdapat juga berita terkait kejadian kebakaran yang menghanguskan rumah di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.

Editor: Rezi Azwar
Dokumen/Polsek Lubuk Alung
PERCOBAAN BUNUH DIRI - Polsek Lubuk Alung, Polres Padang Pariaman amankan tindakan percobaan bunuh diri dengan racun tikus sembari siaran langsung di media sosial, pukul 11.30 WIB, Selasa (21/10/2025). Aksi percobaan bunuh diri ini dilakukan oleh warga Lubuk Alung Padang Pariaman berinisial F (30). 

Aktivitas ini menunjukkan adanya pergerakan signifikan di lapisan kerak bumi yang perlu diwaspadai.

Hal itu disampaikan Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, usai Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar BPBD Sumatera Barat, Senin (20/10/2025).

Rapat tersebut turut dihadiri Kalaksa BPBD se-Sumbar dan sejumlah perwakilan lembaga terkait.

“Segmen Sianok ini terbentang melewati lima daerah di Sumbar. Itu sebagian daerah Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, dan sebagian Tanah Datar,” ujar Suaidi kepada wartawan.

Suaidi menjelaskan, sejak 13 Oktober 2025 hingga saat ini, BMKG mencatat lebih dari 47 kali aktivitas gempa kecil yang berpusat di bagian utara Segmen Sianok, tepatnya di Kabupaten Pasaman.

Fenomena tersebut, katanya, menjadi sinyal adanya pergerakan signifikan di lapisan kerak bumi di sekitar jalur sesar tersebut.

“Gempa-gempa itu mengumpul di satu zona Segmen Sianok bagian utara, yang kalau kita lihat merupakan kelurusan dari Segmen Kajai-Talamau. Ini yang kami curigai sebagai zona persiapan atau relaksasi gempa,” kata Suaidi.

Menurutnya, ada dua kemungkinan dari aktivitas ini. Mulai dari zona persiapan gempa besar atau zona relaksasi akibat tekanan sisa dari gempa Kajai Talamau tahun 2022.

Hasil analisis sementara BMKG menunjukkan, jika aktivitas di segmen utara terus berkembang, maka potensi kekuatan gempanya bisa mencapai magnitudo sekitar 6, setara dengan Gempa Pasaman tahun 2022.

Namun, Suaidi menegaskan bahwa kondisi ini belum dapat dikategorikan sebagai prediksi gempa besar, melainkan bentuk kewaspadaan dini.

“Kalau dilihat dari pola sub-segmen Sianok Utara, potensi magnitudo sekitar 6. Tapi ini bukan prediksi, hanya hasil perhitungan dari pola aktivitas yang sedang kami amati,” jelasnya.

Sebagai tindak lanjut, BMKG bersama BPBD Sumbar akan memperkuat mitigasi bencana dan edukasi kebencanaan di nagari-nagari yang berada di sepanjang jalur Segmen Sianok.

Langkah ini dinilai penting karena aktivitas gempa di daratan juga dapat memicu longsor dan banjir bandang (galodo) di wilayah perbukitan.

“Yang paling dikhawatirkan bukan hanya gempanya, tapi juga longsor akibat getaran yang terus terjadi di daerah perbukitan. Karena itu, kami akan melatih dan mengedukasi kelompok siaga bencana di nagari-nagari sepanjang lintasan Sianok,” ungkap Suaidi.

BMKG juga mengimbau masyarakat agar memperhatikan perubahan kondisi lingkungan, terutama di daerah yang rawan longsor dan memiliki aliran sungai tersumbat akibat material tanah.

“Perlu kerja bakti bersama membuka jalur sungai yang tertutup material longsor supaya tidak terjadi banjir bandang,” tambahnya.

Secara tektonik, Segmen Sianok termasuk dalam sistem Sumatra Fault System yang membentang dari ujung Aceh hingga Lampung.

Wilayah ini menjadi salah satu jalur sesar paling aktif di Indonesia dan sudah beberapa kali memicu gempa besar di masa lalu, antara lain pada 1926, 1943, dan 2007.

“Sejarah menunjukkan gempa-gempa besar di Padang Panjang dan Bukittinggi semuanya bersumber dari Segmen Sianok. Maka penting bagi daerah-daerah yang dilintasinya untuk terus memperkuat mitigasi,” kata Suaidi.

Suaidi menegaskan bahwa peningkatan aktivitas gempa ini tidak untuk menimbulkan kepanikan, melainkan menjadi peringatan alam agar masyarakat lebih waspada.

Menurutnya, bencana sering kali terjadi karena manusia mengabaikan tanda-tanda alam yang sebenarnya sudah muncul sebelumnya.

“Biasanya bencana terjadi karena kita abai. Alam sudah memberi informasi kepada kita, dan sekarang saatnya kita belajar dari itu. Jadi ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat di sepanjang Segmen Sianok,” tutupnya.(*)

4. Rumah Dihuni 14 Orang di Salo Agam Hangus Terbakar

KEBAKARAN RUMAH: Pemilik rumah terlihat pingsan dan dibantu oleh masyarakat sekitar setelah melihat rumahnya yang terbakar di Jorong Solok Baruah, Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Selasa (21/10/2025). Saksi mata, Serli sebut kebakaran diduga terjadi sekira pukul 08:45 WIB.
KEBAKARAN RUMAH: Pemilik rumah terlihat pingsan dan dibantu oleh masyarakat sekitar setelah melihat rumahnya yang terbakar di Jorong Solok Baruah, Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Selasa (21/10/2025). Saksi mata, Serli sebut kebakaran diduga terjadi sekira pukul 08:45 WIB. (Dok. Warga)

Belasan penghuni rumah yang terbakar di Jorong Solok Baruah, Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat kini mengungsi ke rumah tetangga. 

Pejabat Sementara (PJ) Wali Nagari Salo, Roni kepada TribunPadang.com menuturkan berdasarkan data yang terhimpun melalui kartu keluarga, ada 14 orang yang menghuni rumah terbakar tersebut.

Jumlah ini berasal dari tiga kepala keluarga.

Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Gempa Setara Pasaman 2022, Aktivitas Segmen Sianok Terus Dipantau

Namun saat ini hanya 13 orang yang tinggal di rumah karena satu penghuni sedang kuliah di Padang. 

"Sekarang semua anggota keluarga menginap sementara di rumah tetangganya," tambah Roni, Selasa (21/10/2025).

Kebakaran rumah di Jorong Solok Baruah, Nagari Salo ini diketahui dari teriakan anak kecil.

Tetangga korban, Kamal mengatakan saat kejadian dia berada di dalam rumah.

Tiba-tiba terdengar ada anak kecil meminta tolong.

Mendengar suara tersebut, Kamal bergegas keluar rumah dan melihat api sudah membesar di rumah tetangganya.

"Ada anak kecil minta tolong, saya keluar, lalu melihat api sudah membesar di rumah ini," ucapnya sembari menunjuk rumah yang terbakar.

"Sudah habis sampai ke atas," sambungnya.

Namun kata Kamal, awalnya ia melihat nyala api di bagian dalam rumah sebelum menyebar ke bagian atap.

Saat kebakaran pemilik rumah tidak ada di lokasi kebakaran lantaran sedang bertani di sawah, ke pasar dan lainnya.

Sedangkan di lokasi kebakaran hanya dia, anaknya dan seorang warga sekitar.

"Kita bertiga di sini, saya, anak laki-laki saya dan ada seorang perempuan tadi," ucapnya.

Baca juga: Harga Pangan di Padang Panjang Turun, Cabai Merah Masih Bertahan di Rp95 Ribu per Kg

 "Saya juga meminta tolong, hingga tedengar sama yang lainnya. Setelah itu baru banyak orang datang ke sini," sebutnya.

Ia menambahkan, warga langsung bergegas membantu pemadaman dengan air seadanya sebelum datang petugas Damkar.

"Kami selamatkan rumah gadang terlebih dahulu, tidak lama, Damkar langsung datang untuk memadamkan api," tambahnya.

"Kejadiannya sekitar jam 08:45 WIB hingga 09:00 WIB pagi lah," pungkasnya.

Saksi Mata Ungkap Kejadian

KEBAKARAN RUMAH- Masyarakat, Khairul saat memberikan keterangan pasca kebakaran rumah di Jorong Solok Baruah, Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/10/2025). Khairul sebut sudah jadi tradisi masyarakat di Nagari Salo jika terjadi musibah.
KEBAKARAN RUMAH- Masyarakat, Khairul saat memberikan keterangan pasca kebakaran rumah di Jorong Solok Baruah, Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/10/2025). Khairul sebut sudah jadi tradisi masyarakat di Nagari Salo jika terjadi musibah. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Saksi mata Serli Eka Aulia mengatakan saat kebakaran, ia sedang berada di Jorong Tigo Kampuang, lalu melihat api membumbung tinggi di lokasi kebakaran.

"Saya sedang ada kegiatan di Jorong Tigo Kampuang, di sebelahnya Jorong Solok Baruah yang terjadi kebakaran," ungkapnya saat ditemui Tribunpadang.com di lokasi kebakaran.

"Saat ada kegiatan itulah, api terlihat membumbung tinggi, lalu saya bergegas ke lokasi kebakaran," jelasnya.

Baca juga: Hasil Pekan ke-9 BRI Super League: Borneo FC Perkasa di Puncak Klasemen, Kabau Sirah Terjun Bebas

Singkat cerita kata Serli, ia sampai di lokasi sekitar pukul 08:50 WIB dan menyebut kebakaran terjadi sekira 08:45 WIB.

"Saya sampai di sana jam 08:45 WIB, kira-kira 5 menit sebelumnya lah terjadi kebakaran," terangnya.

Sementara itu, pantauan Tribunpadang.com di lokasi kebakaran, terlihat kondisi rumah sudah hangus terbakar dan hanya menyisakan dinding yang terbuat dari tembok.

Di bagian atap rumah maupun pintu sudah hangus dilalap si jago merah, terlihat dari arang yang menghitam.

Sedangkan di lokasi kebakaran, warga terlihat ramai mengunjungi lokasi kebakaran.

Tidak hanya mengunjungi lokasi, warga juga bergotong royong membersihkan sisa-sisa puing kebakaran.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved