Banjir di Mentawai

3 Jembatan Putus Akibat Bencana Banjir & Longsor di Mentawai, Merupakan Akses Vital Penghubung Desa

Satu di Dusun Sirilanggai, Kecamatan Siberut Utara, satu lagi di Bosua, dan satu lagi di Katiet, keduanya berada di Kecamatan Sipora Selatan.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
Dokumentasi/Pemkab Mentawai
BANJIR DI MENTAWAI- Pendistribusikan bantuan bahan pokok di lokasi terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa, menyebut bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah desa di tiga kecamatan, pada Selasa (10/6/2025) lalu, mengakibatkan tiga jembatan putus. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa, menyebut bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah desa di tiga kecamatan, pada Selasa (10/6/2025) lalu, mengakibatkan tiga jembatan putus.

Kecamatan yang terdampak akibat bencana banjir dan longsor ini adalah Kecamatan Siberut Utara, Sipora Utara, dan Sipora Selatan.

"Iya, ada tiga jembatan yang rusak akibat banjir tersebut. Ketiganya ambruk," kata Rinto Wardana Samaloisa kepada TribunPadang.com, Minggu (15/6/2025).

Satu di Dusun Sirilanggai, Kecamatan Siberut Utara, satu lagi di Bosua, dan satu lagi di Katiet, keduanya berada di Kecamatan Sipora Selatan.

Baca juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Kantor PTPN IV Nusantara di Gunung Talang Solok, Kerugian Capai Rp150 Juta

Rinto mengatakan, pihaknya telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat untuk segera mengecek kondisi ketiga jembatan yang rusak tersebut.

"Kita sudah perintahkan PUPR untuk melakukan pengecekan. Antara besok atau Selasa, tim dari PUPR akan turun ke lokasi. Untuk jembatan di Katiet, saat ini sudah mulai diperbaiki," jelasnya.

Menurut Rinto, ketiga jembatan tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan antar desa di wilayah kecamatan terdampak.

Baca juga: Kronologi Perampokan di Koto Tuo Agam, Rumah Korban Diacak-acak Pelaku saat Mencari Perhiasan

"Jembatan-jembatan ini fungsinya sangat penting untuk konektivitas antar-desa. Saat ini, kondisi masyarakat di lokasi terdampak sudah mulai kembali normal," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Rinto telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 14 hari, terhitung mulai 11 hingga 24 Juni 2025, di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Penetapan status ini menyusul bencana yang menerjang sejumlah desa di tiga kecamatan pada Selasa (10/6/2025).

“Benar, kami telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan, dimulai sejak 11 Juni. Hal ini berkaitan dengan bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Siberut Utara, Sipora Utara, dan Sipora Selatan,” ungkap Rinto.

Baca juga: Kondisi Sedang Sakit, Keluarga di Koto Tuo Agam Diancam Dibunuh Pakai Pisau oleh Komplotan Perampok

Selama masa tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten Mentawai telah mendirikan dapur umum di sejumlah lokasi terdampak dan menyalurkan bantuan bahan pokok kepada warga.

“Keadaan masyarakat saat ini sudah mulai kembali normal. Begitu bencana terjadi, kami langsung melakukan mitigasi ke beberapa lokasi terdampak, mendistribusikan bantuan makanan, serta mendirikan dapur umum,” jelasnya.

Ia menambahkan, distribusi bantuan ke desa-desa terdampak telah dilakukan sejak dua hari lalu dan akan terus berlanjut selama masa tanggap darurat.

“Distribusi bantuan sudah dimulai dua hari lalu. Selama masa tanggap darurat ini, kami pastikan seluruh warga terdampak menerima bantuan,” tegas Rinto.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved