Siswa SMA Demo

Kepala Disdik Sumbar: Tenaga Honorer Pelaku Pelecehan di SMAN 1 Sungai Geringging Sudah Dipecat

Tenaga honorer di SMAN 1 Sungai Geringging yang diduga melakukan pelecehan seksual telah diberhentikan dari sekolah oleh pihak manajemen sejak 25 Apri

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/RahmatPanji
UNJUK RASA- Ratusan rasa siswa SMAN 1 Sungai Geringging Padang Pariaman, Sumbar menggelar unjuk rasa, Rabu (14/5/2025). Tenaga honorer di SMAN 1 Sungai Geringging yang diduga melakukan pelecehan seksual telah diberhentikan dari sekolah oleh pihak manajemen sejak 25 April 2025. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Tenaga honorer di SMAN 1 Sungai Geringging yang diduga melakukan pelecehan seksual telah diberhentikan dari sekolah oleh pihak manajemen sejak 25 April 2025.

Keputusan ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Barlius.

"Sejak tanggal 25 April kemarin, yang bersangkutan sudah diberhentikan oleh kepala sekolah. Jadi, pihak sekolah sudah tidak memiliki hubungan apa pun lagi dengannya. Pemberhentian ini merupakan bentuk sanksi dari pihak sekolah," kata Barlius kepada TribunPadang.com, Kamis (15/5/2025).

Barlius menegaskan bahwa pihak sekolah tidak lagi memiliki kaitan dengan terduga pelaku.

Terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan siswa SMAN 1 Sungai Geringging pada Rabu (14/5/2025), Barlius mengaku cukup heran.

Baca juga: Korban Kebakaran di Kuranji Dapat Bantuan dari Pemko Padang, Warga Juga Dibantu Sembako 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Barlius, pada saat Deklarasi Menolak Aktivitas Narkotika, Seks Bebas, dan Kenakalan Remaja di Sumbar, Selasa (10/12/2019).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Barlius. (TribunPadang.com/RizkaDesriYusfita)

"Yang bersangkutan sudah diberi sanksi dan diberhentikan dari sekolah. Jadi kenapa sekolah yang didemo? Kecuali kalau dia masih dipertahankan, itu baru masuk akal sekolah didemo," ujarnya.

Mengenai tuntutan siswa agar kepala sekolah dicopot dari jabatannya, Barlius mengatakan hal tersebut tidak dapat diproses karena kepala sekolah dinilai telah bertindak sesuai prosedur.

"Permintaan agar kepala sekolah diberhentikan tidak ada kaitannya dengan kasus ini. Kepala sekolah sudah mengambil tindakan terhadap pelaku. Kecuali jika kepala sekolah terlibat dalam dugaan pelecehan tersebut, baru tuntutan itu bisa diterima. Jadi, dalam hal ini kepala sekolah sudah menjalankan tugasnya," jelas Barlius.

Barlius juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk memverifikasi informasi yang beredar terkait aksi unjuk rasa tersebut.

"Kita sudah mengirim tim verifikasi ke lapangan untuk mengetahui kronologi kejadian dan alasan aksi tersebut. Karena sejak kemarin informasi yang masuk masih simpang siur. Jadi, tim diturunkan untuk memastikan kebenaran informasi yang ada," katanya.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Jambret di Payakumbuh, Beraksi di Tiga Lokasi Berbeda

Barlius menambahkan, siswa yang diduga menjadi korban saat ini telah pindah ke sekolah lain.

"Korban sudah pindah sekolah ke SMA Negeri 2 Sungai Limau," terangnya.

Lebih lanjut, Barlius menyayangkan adanya aksi unjuk rasa tersebut, mengingat SMAN 1 Sungai Geringging selama ini dikenal sebagai sekolah berprestasi di Padang Pariaman.

"Kepala sekolah di sana cukup bagus dan telah membawa banyak perubahan. Prestasi sekolah juga cukup banyak, termasuk keberhasilan siswa masuk ke perguruan tinggi. Sekolah ini termasuk salah satu yang berprestasi. Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali," tutup Barlius.

Sebelumnya diberitakan, pihak sekolah SMAN 1 Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat mengaku sudah berhentikan pelaku yang lakukan tindak pencabulan pada siswa sejak April 2025.

Pelaku diberhentikan setelah pihak sekolah mengetahui perbuatannya di bulan April 2025, dengan mendatangi korban.

Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Geringging, Syaiful Hendra, mengatakan, pelaku sudah di berhentikan pada akhir April 2025.

Pelaku diberhentikan secara tertulis setelah mengakui perbuatannya enam bulan lalu pada siswa perempuan kelas X.

"Pelaku sudah kami berhentikan, tapi belum kami informasikan pada siswa," ujarnya, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Pelaku Pencabulan di SMAN 1 Sungai Geringging Akui Perbuatan, Kepala Sekolah Ambil Tindakan

Meski pelaku sudah diberhentikan, pihak sekolah tidak memberitahu pada siswa, sehingga siswa makin geram.

Kegeraman siswa bertambah, saat mengetahui korban pindah sekolah akibat masalah yang menimpanya.

Situasi ini membuat siswa membuat gerakan untuk melakukan aksi unjuk rasa guna mengembalikan hak temannya.

"Memang pemberhentian ini sifatnya tertutup. Jadi baru hari ini siswa tahu kalau pelaku sudah kami berhentikan," ujarnya.

Meski sudah diberhentikan, pelaku sempat beberapa kali tetap datang ke sekolah, hal ini terus memancing tanda tanya oleh siswa.

Baca juga: Pemandian Lembah Anai Buka Pasca Galodo Maut, WALHI Tuding Ada Kongkalikong: Pemerintah Tak Tegas!

Menurut kepala sekolah, setelah diberhentikan pelaku memang sempat dua kali datang ke sekolah untuk menjadi supir.

Hal itu dilakukan karena pihak sekolah kekurangan tenaga untuk menjadi supir, sehingga melibatkan pelaku.

"Dari jabatannya memang sudah kami berhentikan, tapi beberapa waktu lalu pelaku ini sempat kami gunakan tenaganya sebagai sopir untuk kegiatan sekolah," ujarnya didepan hadapan siswa dan masyarakat setempat saat melakukan mediasi pasca aksi unjuk rasa.

KASUS PENCABULAN- Ratusan siswa SMA N 1 Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat, memilih sekolah dari jalan akibat perbuatan cabul dari tenaga pendidik, Rabu (14/5/2025). Ratusan siswa tersebut memilih untuk meninggalkan bangku kelas untuk memperjuangkan hak siswa lainnya yang menjadi korban pencabulan.
KASUS PENCABULAN- Ratusan siswa SMA N 1 Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat, memilih sekolah dari jalan akibat perbuatan cabul dari tenaga pendidik, Rabu (14/5/2025). Ratusan siswa tersebut memilih untuk meninggalkan bangku kelas untuk memperjuangkan hak siswa lainnya yang menjadi korban pencabulan. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Siswa Ancam Mogok

Siswa SMAN 1 Sungai Geringging di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengancam mogok sekolah jika kasus pencabulan tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak sekolah.

Ancaman ini disampaikan rsiswa saat menggelar demonstrasi di halaman sekolah, Rabu (14/5/2025). Mereka mendesak agar pelaku pencabulan diproses secara hukum.

Kasus ini terjadi pada Oktober 2024. Korban mengaku mengalami pencabulan sebanyak dua kali. Namun hingga kini, pelaku masih beraktivitas di sekolah, sementara korban terpaksa pindah sekolah.

Dalam aksinya, siswa menyampaikan sebanyak empat tuntutan dalam aksi unjuk rasanya pada pihak sekolah.

Keempat tuntutan ini merupakan bentuk atas perlakuan pencabulan yang dilakukan oleh tenaga tata usaha SMAN 1 Sungai Geringging.

Baca juga: Waspada Kebakaran dan Risiko Kesehatan saat Musim Kemarau Tiba

Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging, Giorg Agian Syava, mengatakan, atas kejadian tersebut siswa sepakat untuk mengajukan empat tuntutan dalam aksi demonstrasi ini.

Keempat tuntutan tersebut diantaranya berhentikan kepala sekolah, pidanakan pelaku, kembalikan hak korban dan lakukan transparansi dalam kegiatan di sekolah.

"Jika keempat tuntutan ini tidak terpenuhi kami akan melakukan aksi mogok sekolah sampai ada tindak lanjut dari pihak sekolah," ujarnya.

Keempat tuntutan tersebut secara langsung sudah disampaikan oleh pihak sekolah di depan masyarakat setempat.

Penyampaian itu difasilitasi oleh Kapolsek Sungai Geringging dan dinas terkait dari Pemkab Padang Pariaman. 

Baca juga: Selingkuh Berawal dari TikTok, Ibu di Sijunjung Hamil Lalu Buang Bayi, Takut Ketahuan Suami!

DAPAT ANCAMAN GURU - Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Giorg Agian Syava, Rabu (14/5/2025). Dia mengaku sempat mendapat ancaman dari pihak sekolah.
DAPAT ANCAMAN GURU - Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Giorg Agian Syava, Rabu (14/5/2025). Dia mengaku sempat mendapat ancaman dari pihak sekolah. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Sempat Diancam Guru

Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging Giorg Agian Syava, mengaku sempat mendapat ancaman dari pihak sekolah.

Pengakuan Ketos SMAN 1 Sungai Geringging ini muncul terkait rencana demonstrasi yang akan ia pimpin pada Rabu (14/5/2025).

Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging, Giorg Agian Syava, mengaku mendapat intimidasi setelah persiapan aksinya bocor ke pihak sekolah.

"Beberapa guru bilang ke saya, kalau saya tetap melakukan demonstrasi, saya bisa dilaporkan ke pihak berwenang," ujarnya.

Pelaporan tersebut terkait pencemaran nama baik dan hendak melakukan mobilisasi masa untuk aksi unjuk rasa.

Baca juga: Truk Masuk Jurang, Sopir Melompat Keluar Kendaraan Akibat Tak Kuat Nanjak di Kelok Jariang Padang

Hanya saja, keinginan para siswa untuk memperjuangkan keadilan siswa yang menjadi korban ini lebih besar dari rasa takut dari ancaman tersebut.

Melalui ancaman tersebut, sebenarnya aksi ini sempat mundur selama satu pekan, karena sejumlah pertimbangan.

"Tapi kami tetap ingin adanya keadilan untuk teman kami, makanya aksi tetap kami laksanakan," ujarnya.

Selain intimidasi jelang aksi, pagi ini siswa juga mendapat hal yang sama pada hari jelang aksi ini.

Terpisah, Kepala Sekolah Syaiful Hendra, mengatakan bahwa hal itu tidak ia ketahui sama sekali.

"Kami akan coba dalami, agar tidak mengganggu proses pembelajaran siswa," ujarnya.

Baca juga: Peran Asesmen Sumatif dalam Proses Pembelajaran, Kunci Jawaban Modul 3.7 IKM Bagian 2 PINTAR Kemenag

Dipicu Pegawai Cabul

Aksi unjuk rasa ratusan siswa SMAN 1 Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat diduga akibat perlakukan cabul pegawai tata usaha terhadap siswa yang masih kelas X, Rabu (15/5/2025).

Unjuk rasa ratusan siswa tersebut bermula dari dugaan perlakuan cabul pegawai tata usaha pada akhir tahun 2024.

Korban menerima perlakuan tidak sepatutnya ini sebanyak dua kali. Baru bersuara pada pekan lalu melalui akun media sosial.

Baca juga: BREAKING NEWS Ratusan Siswa SMAN 1 Sungai Geringging Padangpariaman Unjuk Rasa Terkait Guru Cabul

Melihat adanya siswa yang mengalami perlakuan tersebut, siswa melakukan pendalaman atas kasus ini, hingga ditemukan ada banyak siswa lain yang menjadi korban.

Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging, Giorg Agian Syava, mengatakan, yang berani bersuara baru satu orang.

Korban ini diintimidasi oleh pihak sekolah sampai akhirnya korban meminta pindah karena trauma yang mendalam.

"Perlakuan pihak sekolah yang semena-mena ini, membuat kami seluruh siswa sepakat untuk membuka bobrok sekolah ini," ujarnya.

Giorg Agian Syava menilai perlakuan cabul pegawai TU ini, setelah adanya pengakuan korban malah seolah seperti disembunyikan.

Baca juga: Buron Cabul Tertangkap Saat Mudik di Pariaman, Hadapi Ancaman 15 Tahun Penjara

Siswa melihat adanya tindakan menutupi hingga membuat korban harus pindah sekolah.

"Oleh sebab itu sejak pekan lalu kami coba melakukan gerakan agar korban mendapat keadilan," ujarnya.

Selain itu, siswa juga takut jika nantinya ada korban lain jika perlakuan serupa ini masih terus berlanjut. 

Sebelumnya diberitakan ratusan siswa SMAN 1 Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat, menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (14/5/2025).

Ratusan siswa tersebut memilih meninggalkan bangku kelas untuk memperjuangkan hak siswa lainnya yang menjadi korban pencabulan.

Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Geringging, Giorg Agian Syava, mengatakan aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk dari penolakan atas perilaku dari tenaga pendidik pada seorang siswa.

Baca juga: Demo Tolak UU TNI di Bukittinggi Ricuh, Massa Aksi Memaksa Masuk dan Rusak hingga Bakar Pagar Kantor

"Kami berharap tenaga pendidik yang merupakan guru Tata Usaha tersebut bisa diberhentikan dari jabatannya," ujar Gio.

Aksi unjuk rasa ini terpantau berlangsung dengan damai, hanya para siswa yang menyampaikan orasinya di depan gerbang sekolah.

Jumlah siswa ini berkisar 700 orang, aksi dilakukan dengan menyampaikan orasi dan membuat spanduk bertuliskan berhentikan guru cabul dan turunkan kepala sekolah.

Saat ini aksi baru saja selesai karena pihak sekolah sudah menemui para siswa.

"Tapi kami tidak akan berhenti untuk berjuang hingga pihak yang bersangkutan berhenti dari jabatannya," ujar Gio.(TribunPadang.com/RahmatPanji)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved