Keracunan di Lapas Biaro

Soroti Insiden Narapidana Keracunan di Bukittinggi, DPRD Sumbar Minta Pengusutan Secara Transparan

Nanda meminta agar pengusutan kasus dilakukan secara terbuka dan menyeluruh agar tidak menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
KERACUNAN WARGA BINAAN- Suasana Lapas Kelas IIA Bukitinggi pada saat malam hari, Rabu (30/4/2025). Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, Nanda Satria, meminta pengusutan dan penanganan insiden warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang mengalami keracunan di Lapas Kelas IIA Bukittinggi, dilakukan secara terbuka. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Nanda Satria, meminta pengusutan dan penanganan insiden warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang mengalami keracunan di Lapas Kelas IIA Bukittinggi, dilakukan secara terbuka.

Warga binaan pemasyarakatan mengalami keracunan setelah meminum oplosan berbahan alkohol 70 persen.

Akibatnya, warga binaan ini terpaksa dilarikan ke RSUD Achmad Mochtar untuk mendapatkan perawatan.

Selain itu, terdapat dua orang meninggal dunia akibat insiden ini.

Baca juga: Warga Binaan Lapas Bukittinggi Keracunan, Keluarga Pastikan Langsung Kondisinya di RS Achmad Mochtar

Oleh karena itu, Nanda meminta agar pengusutan kasus dilakukan secara terbuka dan menyeluruh agar tidak menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat.

“Kasus ini perlu dikawal agar penanganannya transparan dan tidak ada informasi yang ditutup-tutupi,” tegas Nanda.

Ia menyoroti insiden keracunan yang dialami narapidana Lapas Kelas IIA Bukittinggi tersebut.

Nanda juga akan berkoordinasi dengan Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, yang membidangi Reformasi Regulasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia untuk membahas standar layanan serta prosedur operasional tetap (SOP) di lembaga pemasyarakatan.

Baca juga: Insiden Keracunan Warga Binaan Lapas Bukittinggi Jadi Sorotan, DPRD Sumbar Koordinasi dengan DPR RI

“Terkait kejadian ini, saya akan berkomunikasi dengan Bang Willy Aditya selaku Ketua Komisi XIII DPR RI,” kata Nanda kepada TribunPadang.com, Kamis (1/5/2025).

Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan di Lapas, termasuk dalam pengendalian barang-barang terlarang.

“Kita berharap Komisi XIII bisa memberi perhatian terhadap standar layanan di dalam Lapas, khususnya yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan warga binaan,” jelasnya.

Ia turut menyoroti lemahnya pengawasan yang membuat alkohol berbahan dasar parfum masuk ke dalam Lapas.

"Alkohol ini diketahui berasal dari parfum yang diduga digunakan untuk menghapus tato. Kalaupun benar untuk tujuan tersebut, tetap harus ada pengawasan dari petugas. Ini jadi tanda tanya besar bagi kita," tegas Nanda.

Ia menambahkan, insiden serupa tidak boleh terulang dan pengawasan di seluruh lapas perlu diperketat sebagai langkah antisipasi ke depan.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisan Resor Kota (Polresta) Bukittinggi mengumpulkan barang bukti, penyebab 22 warga binaan Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Rabu (30/4/2025) malam.

Keterangan ini disampaikan oleh Kapolresta Bukittinggi, Kombes Pol Yessi Kurniati dalam sesi konferensi pers bersama awak media, di Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Kamis (1/5/2025) dini hari, pukul 02:15 WIB.

Kombes Pol Yesi Kurniati menyebut pasca 22 warga binaan keracunan dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Achmad Mochtar Bukittinggi, pihaknya langsung ke TKP untuk mengumpulkan barang bukti.

"Awalnya kami sudah mengecek ke TKP, mengumpulkan keterangan dan alat-alat yang berhubungan dengan kejadian ini," ungkap Kombes Pol Yesi Kurniati.

Lalu, Kombes Pol Yessi Kurniati menjelaskan barang bukti yang sudah diamankan berupa sisa alkohol dan kemasannya, serta wadah untuk mencampur minuman oplosan tersebut.

"Sisa-sisa dari alkohol, kemasan alkohol dan wadah untuk mengaduk minuman," jelasnya.

Sementara itu, pihaknya terus berupaya melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait peristiwa yang menyebabkan puluhan warga binaan tersebut keracunan.

"Saat ini kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan. Untuk hasilnya belum bisa kita pastikan," terangnya.

Sedangkan terkait korban, Kombes Pol Yesi Kurniati menyebut pihaknya juga belum melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Korban sendiri, akibat dari minuman oplosan itu belum bisa kita periksa," sambungnya.

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved