Berita Populer Sumbar

POPULER SUMBAR: Status Aktivitas Gunung Marapi Sumbar Menurun, Kondisi Terkini Jalan Sumbar-Riau

Berita populer TribunPadang.com sepanjang Minggu (1/12/2024) kembali bisa Anda baca. Ada sejumlah berita populer Sumbar yang terjadi sepanjang ...

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa via TribunPekanbaru
Pengerjaan Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat Kilometer 106-107 Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar yang amblas 

Aktivitas kedua jenis gempa ini sebagai manifestasi dari pelepasan energi dari adanya fluktuasi gempa vulkanik terutama Vulkanik Dalam (VA) yang berkaitan dengan pasokan atau intrusi magma dari kedalaman. 

Pada minggu ini gempa vulkanik dalam menurun kembali bila dibandingkan dengan satu minggu sebelumnya.

Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi yang bisa jadi berkaitan dengan dinamika dari intrusi magma.

Pada awal Oktober 2024 terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) yang kemudian disusul oleh peningkatan gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan penurunan nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) dan koherensi di akhir Oktober 2024. 

Saat ini nilai dv/v berada di sekitar nol yang mengindikasikan bahwa tekanan pada tubuh gunungapi berkurang, serta nilai koherensi sudah naik kembali yang mencerminkan kondisi medium lebih stabil meskipun belum kembali ke keadaan normal (koherensi bernilai 0,9).

Saat ini energi seismik yang tercermin dari Real-time Seismic Amplitude Measurement (RSAM)  berfluktuasi di sekitar baseline.

Baca juga: Warga Sekitar Gunung Marapi Sumbar Tetap Bertani Meskipun Naik Status ke Level III Waspada

Dari awal November 2024 grafik tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung mendatar terutama pada sumbu tangensial yang mengindikasikan relatif tidak ada perubahan deformasi pada tubuh gunungapi baik inflasi maupun deflasi.

Dari citra InSAR satelit Sentinel 1 Gunung Marapi memperlihatkan tidak ada anomali deformasi pada periode waktu 15-27 November 2024.

Laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi dari satelit Sentinel terukur dengan kuantitas yang tergolong rendah. 

Terakhir terukur 57 ton/hari pada tanggal 24 November 2024. 

Hal ini mencerminkan aktivitas Gunung Marapi saat ini dominan berupa degassing (pelepasan gas) dengan kandungan gas magmatik SO2 y. 3 tergolong rendah.

Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan maka secara umum aktivitas Gunung Marapi bersifat fluktuatif dengan kecenderungan menurun terutama dalam waktu satu minggu terakhir. 

"Potensi terjadinya letusan masih tetap ada, namun berdasarkan data pemantauan sampai saat ini kecil kemungkinan akan terjadi letusan besar seperti Desember 2023," ungkapnya.

Erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi energi dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan berada di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek), terutama di sekitar area puncak Gunung Marapi. 

Untuk abu erupsi dapat berpotensi mengganggu saluran pernapasan dan penerbangan, yang penyebarannya mengikuti arah dan kecepatan angin. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved