Pelajar Keracunan di Pasaman

Bakteri Coli Tinja dalam Makanan jadi Penyebab 71 Murid Keracunan Massal di Pasaman

Sebanyak 71 murid SMP IT Cahaya Madani Lubuk Sikaping mengalami keracunan makanan, dengan gejala muntah-muntah dan sakit perut pad awal September lalu

|
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
Dok. RSUD IB
Pelajar korban keracunan dirawat di RSUD Lubuk Sikaping, Pasaman Sabtu (7/9/2024). BPOM Padang menemukan sejumlah bakteri pada sampel makanan salah satunya coli tinja. 

TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN - Sebanyak 71 murid SMP IT Cahaya Madani Lubuk Sikaping mengalami keracunan makanan, dengan gejala muntah-muntah dan sakit perut pad awal September lalu.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh BPOM Padang, ditemukan adanya bakteri di beberapa sampel makanan yang dikonsumsi oleh murid-murid tersebut.

Sebelumnya sampel makanan dan minuman yang diduga penyebab keracunan sudah dikirimkan ke BPOM untuk diperiksa.

Puluhan murid tersebut mengalami muntah-muntah dan sakit perut, sehingga dilarikan ke IGD RSUD Imam Bonjol Lubuk Sikaping pada Sabtu tanggal 7 September 2024, pagi hari.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, Arma Putera, mengatakan bahwa hasil dari pemeriksaan sampel tersebut sudah keluar.

Baca juga: Pj Wako Pariaman Roberia Siap Awasi Penerimaan 1.491 Formasi PPPK: Meski Sudah Tidak Menjabat Lagi

"Dari 10 makanan, ada delapan yang terdapat bakteri dan dua yang tidak," kata Arma Putera, Kamis (26/9/2024).

Ia menjelaskan, hasil tersebut juga sudah diserahkan kepada pihak kepolisian, dan pihak sekolah.

"Saran kami kepada pihak sekolah, agar lebih berhati-hati kedepannya untuk memilih penyedia makanan dan minuman untuk anak muridnya," kata Arma Putera.

Ia berharap, untuk mencari orang yang memenuhi syarat kesehatan dengan memperhatikan nasinya, personal izinnya, dan bahan baku makanan tersebut.

Kemudian diharapkannya agar tidak terlalu banyak penyedia makanan untuk para murid, sedangkan yang terjadi untuk agar-agar dan makanan lainnya berbeda orang penyedianya.

Baca juga: 71 Pelajar SMP Diduga Keracunan di Pasaman, BPOM Padang Uji Sampel Selama 10 Hari

"Diharapkannya kalau dapat penyedia makannya tidak banyak, misalnya cukup tiga orang saja, sehingga Dinas Kesehatan lebih mudah melihat dan mengawasi kedepannya," ujarnya.

Hal itu diharapkannya, agar tidak kembali kejadian berulang berupa puluhan murid megalami keracunan makanan.

Pihaknya mendapatkan informasi, sebelumnya untuk makanan dan minuman berbeda-beda orang atau penyedianya.

"Kalau jelas, bisa kita sarankan. Karena kita ada Puskesmas, bisa setiap minggu atau bulan melihat kondisi sanitasi tempat pengolahan makanan," ujarnya.

Kalau melihat dari hasil BPOM Padang, sampel makanan yang dikirim mengandung bakteri coliform dan coli tinja.

Baca juga: Polisi Ungkap Kronologi Keracunan Makanan 71 Pelajar SMP di Pasaman Usai Santap Soto hingga Risoles

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved