Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Mengenal Jembatan Bailey untuk Bantu Korban Galodo Sumbar, Dirancang Sejak Era Perang Dunia II

Sejumlah jembatan bailey dipasang di berbagai lokasi di Sumatera Barat (Sumbar) untuk bantu akses warga pasca banjir bandang atau galodo menerjang pad

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
Pemkab Tanah Datar
Jembatan bailey yang terletak Jorong Tigo Ninik, Nagari Parambahan, Tanah Datar, Minggu (26/5/2024). 

Di daerah seperti itu, biasanya jalan alternatif lain tidak ada atau sulit ditempuh, sehingga semua kegiatan akan terganggu bahkan bisa berhenti, sementara untuk membangun jembatan atau jalan baru waktunya sangat lama. 

Oleh karena itu, Jembatan Bailey yang pemasangannya kuat, cepat, dan mampu menahan beban lalu lintas cocok diaplikasikan, kendati sifatnya sementara sambil menunggu jembatan atau jalan baru selesai dibangun.

Setelah jalan atau jembatan baru selesai dibangun, maka Jembatan Bailey bisa dibongkar dan digunakan lagi di lokasi lain.

Baca juga: Tulang Manusia Ditemukan di Tanah Datar Diduga Korban Banjir Bandang

Proses pemasangan jembatan bailey dan normalisasi sungai oleh tim gabungan di Simpang Bukik, Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumbar, Senin (20/5/2024).
Proses pemasangan jembatan bailey dan normalisasi sungai oleh tim gabungan di Simpang Bukik, Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumbar, Senin (20/5/2024). (TribunPadang.com/FajarAlfaridho)

Komponen Jembatan Bailey

Jembatan Bailey terdiri atas tiga bagian utama dengan kekuatan yang ditopang panel di samping.

Umumnya panel Jembatan Bailey memiliki panjang 3 meter, tinggi 1,5 meter, persilangan masing-masing berbobot 260 kilogram.

Sementara itu, lantai jembatan terdiri atas sejumlah transom 19-kaki-lebar (5,8 meter) yang berjalan melintasi jembatan, dengan stringer 10-kaki-panjang (3,0 meter) di bagian bawah, membentuk persegi.

Transom diletakkan di chord panel yang lebih rendah, dan klem menyatukannya.

Stringer ditempatkan di atas bingkai struktural yang sudah terpasang, dan papan kayu ditempatkan di atas stringer sebagai landasan.

Daya tahan dan kekuatan jembatan ini juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.  Jembatan Bailey diklaim mampu menopang kendaraan berat seperti tank baja dan alat perang alutsista yang lainnya.

Baca juga: Kerugian Negara Rp5 Miliar dalam Kasus Korupsi di Disdik Sumbar Pengadaan Alat Praktik Siswa SMK

Kekuatan Jembatan Bailey ini dapat dibuktikan di banyak tempat. Bahkan di Indonesia Jembatan Bailey ini sangat familiar dibangun terutama di tempat-tempat terjadinya bencana alam sebagai pengganti jalur akses penghubung di sautu daerah.

Jembatan Bailey tercatat pertama kali dipasang di 237 Field Company R.E untuk melintasi Sungai Medjerda, Medjez el Bab di Tunisia, pada malam 26 November 1942 dalam tempo teramat singkat.

Di tempat lain, di Leonforte-Sisilia, Jembatan Bailey dibangun oleh Royal Canadian Engineers dalam kondisi baku tembak.

Tercatat pula Jembatan Bailey yang dibangun melintas Sungai Saar, dilakukan saat terjadi perang besar yang melibatkan artileri dan tank.

Ketika pertempuran reda, Jembatan Bailey di atas sungai ini mengalami kerusakan dengan beberapa lubang di panelnya, sehingga mustahil menahan mobilisasi tank dan artileri.

Keberhasilan penggantian komponen tanpa mengubah sedikit pun posisi awal konstruksi, pada kemudian hari menjadi teknik standar yang dilekatkan pada kemampuan khusus Jembatan Bailey.(*)

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved