Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Kisah Pilu Rafa, Murid SD yang Menulis Puisi Tentang Lingkungan Sebelum Bencana Galodo Sumbar

Seolah sebuah pertanda, puisi indah karya Rafa Januarta Putra, murid kelas 6 SDN 24 Limo Kaum Balai Labuah Bawah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera

Editor: Mona Triana
Tribunpekanbaru.com / Theo Rizky
Sebuah Pertanda atau Kebetulan, Puisi Bencana Bocah SD di Sumbar Ini Dibuat 3 Hari Sebelum Kejadian 

TRIBUNPADANG.COM - Seolah sebuah pertanda, puisi indah karya Rafa Januarta Putra, murid kelas 6 SDN 24 Limo Kaum Balai Labuah Bawah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menjadi saksi bisu tragedi banjir bandang Galodo Sumbar.

Puisi yang dibuat tiga hari sebelum bencana ini, kini menjadi pengingat pilu atas kepergian Rafa yang menjadi salah satu dari 13 korban yang hingga saat ini belum ditemukan.

Efriadi, ayah Adini, teman sekelas Rafa, menceritakan bahwa saat itu setiap murid di kelas Rafa diberi tugas membuat puisi tentang lingkungan.

Puisi Rafa yang penuh makna menjadi warisan terakhirnya sebelum terbawa arus banjir bandang bersama ibu dan kakaknya.

Efriadi mengatakan saat bencana banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi terjadi, rumah Rafa terkena material yang dibawa derasnya banjir hingga dindingnya jebol.

Baca juga: UPDATE Korban Banjir Bandang Tanah Datar Sumbar: 29 Orang Meninggal dan 13 Belum Ditemukan

Rafa pun terbawa arus, begitu juga dengan ibunya Elfiana dan kakaknya Fauziah yang hingga kini juga masih belum ditemukan.

"Saat kejadian mereka berempat di dalam rumah, Bapaknya, Zainal selamat, sekarang sedang dirawat di rumah sakit, kalau abangnya yang paling tua si Farhan saat itu sedang di rumah saudaranya," katanya.

"Rafa tinggal di Jalan Terminal Dabok, Balai Labuah Bawah. Saat bencana terjadi, rumahnya terkena material banjir hingga dindingnya jebol. Rafa dan keluarganya terbawa arus," ungkap Efriadi dengan penuh duka.

Efriadi menambahkan bahwa Rafa dan anaknya berteman dekat karena kelas mereka hanya memiliki belasan murid. Keduanya semakin akrab menjelang perpisahan kelas karena sudah kelas enam.

Hingga saat ini, terhitung 29 korban meninggal dunia di Kabupaten Tanah Datar akibat banjir bandang Galodo, dan 13 korban, termasuk Rafa, masih belum ditemukan. Doa dan harapan terus dipanjatkan di berbagai masjid di kawasan tersebut agar para korban segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Baca juga: Selamat dari Banjir Bandang, Rumah Ustaz Edi Chandra Tak Terdampak, Rumah Sekitar Hancur

Puisi karya Rafa Januarta Putra :

Hutan Pelindung ku

Setiap musim hujan tiba
Ini hatiku berdebar-debar
Takut ada yang datang bencana
Ke desaku walau sebentar

Kini banjir bandang menerjang
Karena telah hilang hutan
Pohon-pohon banyak ditebang
Hujan mencurah banjir pun datang

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Sebuah Pertanda, Puisi Bocah SD Korban Banjir Bandang di Sumbar Ini Dibuat 3 Hari Sebelum Kejadian

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved