Gunung Marapi Erupsi

PVMBG Nyatakan Status Gunung Marapi Masih Siaga Meski Aktivitas Erupsi Menurun

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi Sumbar periode 16 hingga 22 April 2204.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Seorang warga memandangi Gunung Marapi yang tengah menghembuskan abu vulkanik di Nagari Batu Palano, Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumbar, Kamis (7/12/2023). Pasca-erupsi besar pada Minggu (3/12/2023), petugas mencatat 23 pendaki ditemukan meninggal dunia. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi Sumbar periode 16 hingga 22 April 2204.

Kepala Pusat Badan Geologi dan PVMBG, Hendra Gunawan menyebutkan berdasarkan data, kegempaan Gunung Marapi didominasi oleh gempa Hembusan.

"Rincian kegempaan selengkapnya adalah terekam 4 kali gempa Erupsi/Letusan, 38 kali gempa Hembusan, 5 kali gempa Tornillo, 7 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 7 kali gempa Vulkanik Dangkal, 5 kali gempa Vulkanik Dalam, 16 kali gempa Tektonik Lokal, 16 kali gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5-4 mm (dominan 2 mm)," jelasnya, Kamis (25/4/2024).

"Data grafik tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung sedikit naik (inflasi) baik pada sumbu tangensial maupun radial," sambungnya.

Menurut Hendra, berdasarkan evaluasi data-data di atas maka secara umum aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun. 

Namun demikian aktivitasnya dinilai masih bersifat fluktuatif dan tergolong tinggi karena potensi erupsi atau letusan masih dapat terjadi. 

Oleh karena itu masih diperlukan waktu untuk melihat konsistensi atau kestabilan dari aktivitas Gunung Marapi.

Baca juga: Kapolsek Kinali: Buaya Serang Warga Sudah Beberapa Kali Terjadi di Areal PT LIN Pasaman Barat

"Adapun potensi atau ancaman bahaya yang dapat terjadi adalah jika pasokan magma dari kedalaman berlangsung kembali dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi atau ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek. Sedangkan untuk potensi atau ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas atau jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin," jelasnya.

Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. 

Oleh karena itu terdapat potensi bahaya aliran atau banjir lahar pada lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi.

Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah atau puncak Gunung Marapi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, saat ini Gunung Marapi masih dinyatakan pada level III (Siaga).

Hendra mengimbau agar masyarakat selalu mematuhi segala rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh Badan Geologi dan PVMBG.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved