Gunung Marapi Erupsi

Sejarah Tugu 12 Gunung Marapi Sumbar atau Tugu Getrakoda, Kisah Tersesatnya 12 Orang Pendaki

Selain Tugu Abel, Tugu Pak Guru, ternyata juga ada kisah dibalik tugu 12 atau yang biasa disebut tugu Getrakoda.

Editor: Rizka Desri Yusfita
Tangkapan Layar Youtube Asisten Dosen
Selain Tugu Abel, Tugu Pak Guru, ternyata juga ada kisah dibalik tugu 12 atau yang biasa disebut tugu Getrakoda. 

TRIBUNPADANG.COM - Banyak kisah menarik tentang Gunung Marapi Sumbar yang menjadi perhatian pasca erupsi, Minggu (3/12/2023).

Selain Tugu Abel, Tugu Pak Guru, ternyata juga ada kisah dibalik tugu 12 atau yang biasa disebut tugu Getrakoda.

Tugu 12 atau tugu Getrakoda didirikan pada 19 November 2009.

Tugu tersebut didirikan untuk mengenang 4 orang pendaki Sispala Getrakoda SMAN 1 Batusangkar yang gugur pada 19 November 1999 di Gunung Marapi Sumbar.

Selain mengenang peristiwa tersebut, tugu 12 juga menjadi pedoman arah untuk para pendaki yang beraktivitas di jalur Selatan Gunung Marapi Sumbar.

Diketahui, peristiwa tragis menimpa 12 orang pendaki Gunung Marapi Sumbar 1999 lalu.

Dari 12 orang survivor tersebut terdapat korban jiwa sebanyak 4 orang meninggal dunia.

Setelah kejadian naas itu, akhirnya jalur pendakian Marapi via Simabur Tanah Datar ditutup.

Tidak diperkenankan siapapun melalui jalur tersebut.

Baca juga: Tak Hanya Tugu Abel, di Gunung Marapi Sumbar juga Ada Tugu Memorial Mulzafri atau Pak Guru

Sejarah Tugu Abel

Pendaki yang berhasil mencapai puncak Gunung Marapi, tentu tak asing dengan Tugu Abel.

Tugu Abel menyimpan kenangan pilu korban letusan Gunung Marapi 1992 silam.

Dinamakan Tugu Abel karena seorang pendaki bernama Abel Tasman wafat di Gunung Marapi tepatnya di Puncak Merpati pada 5 Juli 1992 sekitar pukul 09.15 WIB.

Gunung Marapi meletus mengeluarkan awan panas bercampur debu dan material.

Dilansir dari jalan-gw.blogspot.com, batu seukuran bola kaki menerpa samping kepala Abel Tasman.

Saat itu Abel Tasman tidak bisa dievakuasi karena situasi kondisi tidak memungkinkan.

Hari kedua Tim Sar beserta relawan berhasil mengevakuasi Abel Tasman.

Mereka berpacu dengan waktu untuk bisa meraih jasad Abel dan dokter menyatakan Abel meninggal dunia.

Baca juga: Sejarah Tugu Abel Gunung Marapi Sumbar, Awal Petaka Marapi Berduka

Pembangunan Tugu Abel

Tugu Abel dibangun pada Selasa 5 Juli 1994.

Diperkirakan ada sekitar seratus lebih pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu Abel.

Mayoritas pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu itu semuanya berasal dari Padang.

Tugu Abel dipasang di posisi yang sekarang ini, dengan sedikit diserongkan menghadap ke Top Merpati.

Hal ini menandakan Abel "melihat" ke Top Merpati saat berdiri gagah, sebelum ajal menjemput dan sekaligus tugu ini sebagai penanda jalur untuk naik/turun dari dan ke cadas.

Sejarah Tugu Pak Guru

Tak hanya Tugu Abel, di Gunung Marapi Sumbar juga ada Tugu Memorial Mulzafri atau Pak Guru.

Dilansir dari Media Indonesia, Selasa (5/12/2023), Mulzafri ialah seorang guru les bahasa Inggris di Bukik Apik, Kota Bukittinggi.

Mulzafri meninggal ketika membawa 2 turis asal Rusia yang memulai pendakian dari gerbang Koto Baru.

Ia meninggal dunia diduga karena serangan jantung.

Keluarga almarhum menyebut Mulzafri ialah pemandu wisata sumbar dan telah memandu ribuan turis yg berkunjung ke Sumbar sejak tahun 1980 an.

Atas kepergian Mulzafri, Kelompok Pecinta Alam pun membuatkan sebuah Tugu atau Monumen untuk mengenang Mulzafri di samping Tugu Abel Tasman.

Tinggi Gunung Marapi Sumbar

Gunung Marapi Sumbar ialah salah satu gunung api aktif di Pulau Sumatera.

Gunung Marapi secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

Tinggi Gunung Marapi Sumbar sekitar 2.891 mdpl.

Dilansir sumbarprov.go.id, sejak waktu sejarah, Gunung Marapi telah sering kali meletus baik secara eksplosif maupun efusif.

Kegiatannya bersumber pada beberapa kawah dan lapangan solfatara di sekitar puncaknya.

Letusan terakhir pada umumnya eksplosif.

Walaupun terdapat singkapan lava di sekitar puncak dan lereng bagian barat, tetapi itu terjadi pada masa prasejarah (Verbeek, 1919).

(*)

 

 

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved