Gunung Marapi Erupsi

Sejarah Tugu Abel Gunung Marapi Sumbar, Awal Petaka Marapi Berduka

Tugu Abel menyimpan kenangan pilu korban letusan Gunung Marapi 1992 silam, seorang pendaki bernama Abel Tasman wafat di Gunung Marapi

Editor: Rizka Desri Yusfita
Fb Anak-Anak Minang
Tugu Abel Gunung Marapi Sumbar 

TRIBUNPADANG.COM - Pendaki yang berhasil mencapai puncak Gunung Marapi, tentu tak asing dengan Tugu Abel.

Tugu Abel menyimpan kenangan pilu korban letusan Gunung Marapi 1992 silam.

Dinamakan Tugu Abel karena seorang pendaki bernama Abel Tasman wafat di Gunung Marapi tepatnya di Puncak Merpati pada 5 Juli 1992 sekitar pukul 09.15 WIB.

Gunung Marapi meletus mengeluarkan awan panas bercampur debu dan material.

Baca juga: Tinggi Gunung Marapi Sumbar yang Erupsi hingga Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 3.000 Meter

Dilansir dari jalan-gw.blogspot.com, batu seukuran bola kaki menerpa samping kepala Abel Tasman.

Saat itu Abel Tasman tidak bisa dievakuasi karena situasi kondisi tidak memungkinkan.

Hari kedua Tim Sar beserta relawan berhasil mengevakuasi Abel Tasman.

Mereka berpacu dengan waktu untuk bisa meraih jasad Abel dan dokter menyatakan Abel meninggal dunia.

Baca juga: Rentetan Letusan Gunung Marapi Sumatera Barat, Pernah Tewaskan 60 Orang pada Erupsi 30 April 1979

Pembangunan Tugu Abel

Tugu Abel dibangun pada Selasa 5 Juli 1994.

Diperkirakan ada sekitar seratus lebih pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu Abel.

Mayoritas pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu itu semuanya berasal dari Padang.

Tugu Abel dipasang di posisi yang sekarang ini, dengan sedikit diserongkan menghadap ke Top Merpati.

Hal ini menandakan Abel "melihat" ke Top Merpati saat berdiri gagah, sebelum ajal menjemput dan sekaligus tugu ini sebagai penanda jalur untuk naik/turun dari dan ke cadas.

Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Marapi Siang Ini: 57 Orang Sudah Dievakuasi, 18 dalam Proses

Tinggi Gunung Marapi Sumbar

Gunung Marapi Sumbar ialah salah satu gunung api aktif di Pulau Sumatera.

Gunung Marapi secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

Tinggi Gunung Marapi Sumbar sekitar 2.891 mdpl.

Dilansir sumbarprov.go.id, sejak waktu sejarah, Gunung Marapi telah sering kali meletus baik secara eksplosif maupun efusif.

Kegiatannya bersumber pada beberapa kawah dan lapangan solfatara di sekitar puncaknya.

Letusan terakhir pada umumnya eksplosif.

Walaupun terdapat singkapan lava di sekitar puncak dan lereng bagian barat, tetapi itu terjadi pada masa prasejarah (Verbeek, 1919).

Gunung Marapi Sumbar Erupsi

Gunung Marapi Sumbar mengalami erupsi, Minggu (3/12/2023).

Hingga kini gunung itu masih terus menyemburkan abu vulkanik.

Letusan Gunung Marapi itu juga menimbulkan banyak korban.

Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik menyampaikan update terbaru jumlah korban erupsi Gunung Marapi Sumbar, Selasa (5/12/2023).

Ia mengatakan, dari total 75 orang pendaki yang terjebak, sebanyak 57 orang sudah dievakuasi.

Evakuasi 57 korban itu sudah berlangsung sejak Minggu hingga Senin (4/12/2023).

Dari 57 korban itu, lima di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya petugas mengevakuasi delapan korban lagi.

"Sekarang sudah ada delapan korban yang sudah dibungkus tinggal diturunkan tim," ujarnya.

Kondisi kedelapan korban tersebut juga meninggal dunia, total sebanyak 13 orang korban yang dinyatakan meninggal.

Hanya saja delapan korban tersebut belum bisa dimasukan pada jumlah total korban yang sudah dievakuasi.

"Kita tunggu dulu sampai jenazahnya sampai, baru bisa dinyatakan sudah dievakuasi," tuturnya.

Abdul Malik menyebut, jika delapan korban yang akan dievakuasi itu sampai di bawah hari ini (Selasa-red), maka total sudah 65 yang sudah berhasil dievakuasi.

Sisa 10 korban lagi yang akan dievakuasi dengan kondisi posisinya sudah diketahui.

Baca juga: Cerita Orang Tua Pendaki Asal Pekanbaru, Langsung ke Sumbar saat Dapat Kabar Marapi Erupsi

Evakuasi Terkendala Erupsi

Proses evakuasi 18 korban erupsi Gunung Marapi Sumbar terkendala erupsi yang masih terus berlangsung hingga, Selasa (5/12/2023).

Abdul Malik mengatakan, hinggal pukul 12.00 WIB, lima kali erupsi terjadi.

Erupsi tersebut membuat hujan abu menyelimuti kawasan Gunung Marapi.

Selain hujan abu, juga terpantau kabut asap dan hujan gerimis terjadi di bagian bawah kaki gunung.

"Jadi kondisi erupsi ini membuat tim harus waspada juga, meski lokasi korban sudah dipastikan," ujarnya, Selasa siang.

Hingga saat ini pihaknya sudah memastikan ada delapan korban yang sudah berhasil dibungkus kantong jenazah dalam kondisi meninggal.

Hanya saja masih terkendala untuk evakuasi ke bawah karena kondisi cuaca dan erupsi.

Sisa 10 korban lagi yang akan dievakuasi dari lokasi tempat mereka ditemukan sebelum dibawa ke bawah.

Pantauan terkini ada sekitar enam unit ambulan yang sudah bersiap menunggu evakuasi korban untuk dibawa ke RSAM Bukittinggi untuk diidentifikasi.

Semua Korban Ditemukan

Tim gabungan pencarian korban erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat sudah menemukan semua korban, Selasa (5/12/2023).

Diketahui, korban merupakan pendaki gunung yang saat erupsi terjadi tengah berada di puncak gunung. Total tercatat 75 pendaki di sana.

Terdapat 18 korban lagi yang akan dievakuasi petugas. Enam korban telah ditemukan sejak Senin (4/12/2023) dan 12 lainnya ditemukan Selasa (5/12/2023).

Semuanya berhasil ditemukan setelah petugas melakukan penyisiran hingga Selasa pagi.

Sementara, 57 pendaki telah dievakuasi oleh petugas sejak Minggu pasca-erupsi.

Dari jumlah itu, lima orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan telah terindentifikasi. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved