Berita Populer
POPULER SUMBAR: Perempuan Tewas Tergantung Berencana Nikah dan Waspada Megathrust Mentawai
Seorang perempuan berinisial SIPS (23) warga Rawang, Pariaman Tengah, Kota Pariaman yang ditemukan tewas tergantung di Kota Padang terungkap hendak me
AKP Yudarman Tanjung mengatakan pada saat mendatangi lokasi kejadian, pintu kamar korban dalam kondisi terkunci di dalam.
Oleh karena itu, pihaknya membuka pintu kamar yang disewa korban secara paksa.
"Ditemukan juga handphone di dalam kamar korban, tetapi dalam kondisi terkunci," pungkasnya.
2. BPBD Sumbar Ingatkan Waspada Potensi Megathrust Mentawai hingga Gempa Sesar Semangko
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengingatkan waspada potensi gempa megathrust Mentawai dan patahan sesar Semangko.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma mengatakan gempa megathrust mentawai berpotensi tsunami di sepanjang pesisir pantai Sumbar.
Serta potensi gempa dari celah patahan atau sesar semangko yang membentang dari Kabupaten Solok, Solok Selatan, Padangpanjang hingga sampai pada kawasan ngarai Sianok.
"Sebelumnya ada tujuh sesar semangko yang ada di Sumbar, pasca gempa di Pasaman Barat dan Pasaman beberapa waktu lalu, muncul satu lagi celah sesar semangko Talamau, sehingga kini jumlahnya ada delapan," kata Fajar Sukma, Kamis (16/11/2023)
Fajar Sukma mengatakan untuk itu, perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat secara terus menerus agar resiko bencana dapat diminimalisir.
Baca juga: Abrasi Pantai Pasir Jambak Padang, BPBD Sumbar Imbau Warga Pindah dari Zona Merah
Ia menambahkan dari tujuh kabupaten/kota di Sumbar yang berada di pesisir pantai, diperkirakan 600 ribu hingga 800 ribu jiwa berpotensi menjadi korban tsunami.
Menurutnya, gempa megathrust 8,9 magnitudo berpotensi menimbulkan landaan tsunami sejauh tiga kilometer dengan tinggi 10 hingga 15 meter.
Saat kondisi itu terjadi sebenarnya masyarakat masih mempunyai golden time atau kesempatan untuk evakuasi agar selamat dari bencana tsunami, selama 25 hingga 30 menit.
Durasi waktu tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat melakukan evakuasi dengan berjalan kaki cepat.
"Tidak perlu membawa kendaraan ketika melakukan evakuasi karena hanya akan memperparah keadaan jalan yang semakin macet," katanya. (*)
POPULER PADANG: Dua Warung Makan Terbakar di Lubeg dan Rencana Pembangunan SMA Negeri di Luki |
![]() |
---|
POPULER SUMBAR: Prosesi Tabuik Piaman 2024 Selesai dan Sistem Buka Tutup Jalan Lembah Anai |
![]() |
---|
POPULER PADANG: Rumah Hanyut saat Banjir dan Truk Terperosok ke Jurang di Sitinjau Lauik |
![]() |
---|
POPULER SUMBAR: 10 Orang HIlang saat Banjir di Pessel dan Harimau Mangsa Ternak Warga di Agam |
![]() |
---|
POPULER PADANG: Tarekat Naqsabandiyah Puasa Mulai 9 Maret dan Kabar Renovasi Stadion Haji Agus Salim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.