Kue Singgang: Jajanan Jadul di Perbatasan Solok - Solok Selatan yang Tergerus Zaman

Ketika berbicara tentang jajanan khas Sumatera Barat pasti yang ada dalam pikiran orang banyak hanyalah tentang sanjai dari Bukittinggi maupun galam..

Penulis: Ghaffar Ramdi | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Ghaffar Ramdi
Kue singgang khas daerah perbatasan Kabupaten Solok dan Solok Selatan. 

Siti mengatakan, saat ini dalam proses pembuatan singgang miliknya mulai memanfaatkan gas elpiji daripada menggunakan kayu bakar.

"Saya berinovasi menggunakan pemanggang dari gas elpiji karena lebih cepat matangnya, tapi kekurangannya ialah aroma bakar kue singgang jadi tidak sekuat menggunakan kayu bakar atau sabut kelapa," tambah Siti.

Di sisi lain, untuk menunjang semangat orang agar membeli lagi, Siti mengungkapkan sering memberikan bonus kepada pembeli.

"Kue singgang saya jual satunya seribu saja, jika ada pembeli yang beli sepuluh nanti saya kasih bonus dua, hitung-hitung juga sambil sedekah," kata Siti.

Siti mengatakan, bahwa dengan berjualan singgang juga dapat menunjang ekonomi keluarga dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Hitung-hitung untuk biaya sehari-hari hasil penjualan sudah cukup dan bisa juga untuk memenuhi jajan anak sekolah," kata Siti.

Baca juga: Mengenal Ampiang Dadiah, Kuliner Ranah Minang Berbahan Susu Kerbau yang Difermentasi

Siti berharap jajanan kue singgang jangan sampai hilang karena sudah kurang peminat dan pembuatnya.

"Kue singgang adalah makanan khas daerah sini, kalau bisa kembali banyak yang berjualan agar semakin banyak orang luar yang tahu," tutup Siti.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved