Jalan Rusak di Sumbar

Janji Perbaikan Jalan Pagadih - Koto Tinggi, Dinas BMCKTR Sumbar Sebut Sudah Anggarkan Rp2,5 M

BMCKTR Sumbar menyebut nilai kontrak jalan penghubung Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota itu lebih kurang Rp2,5 Miliar.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Seorang siswi sekolah dasar berjalan kaki menyusuri jalan berlumpur di Pagadih, Kabupaten Agam. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Kepala Bidang Bina Marga, Adratus Setiawan menyebut bahwa proyek pengerjaan jalan Pagadih - Koto Tinggi sudah terkontrak sejak dua bulan yang lalu, tepatnya pada 24 Maret 2023.

Kata Adratus, nilai kontrak jalan penghubung Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota itu lebih kurang Rp2,5 Miliar.

Ia menjelaskan, dengan ketersediaan dana Rp2,5 Miliar itu Dinas BMCKTR mendahulukan pengerjaan penanganan badan jalan yang terban tahun 2022 lalu.

Adratus sendiri menyebut beberapa waktu lalu telah mendatangi langsung lokasi jalan terban di Pagadih itu.

Penanganan jalan terban di Pagadih itu yang menurutnya dijadikan prioritas dan wajib untuk dikerjakan.

Kendaraan roda empat melintasi ruas Jalan Provinsi berlubang dan berlumpur di Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumbar, Kamis (11/5/2023).
Kendaraan roda empat melintasi ruas Jalan Provinsi berlubang dan berlumpur di Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumbar, Kamis (11/5/2023). (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

Baca juga: Setahun Berlalu, Janji Gubernur Mahyeldi Perbaiki Jalan Rusak ke Warga Pagadih Agam Belum Terwujud

"Itu dijadikan prioritas penanganan, kira-kira di kilometer 3 dari Simpang Palupuah karena bisa berakibat jalan terputus, yaitu pemasangan bronjong, aspal ulang di jalan yang hampir putus itu," kata Adratus Setiawan kepada TribunPadang.com, Senin (29/5/2023).

Lalu, katanya, juga ada pengaspalan sebagian segmen jalan dengan kondisi parah menjelang Pasar Pagadih.

Sementara alternatif ke dua, pihaknya mencoba pengaspalan jalan dekat lokasi Masjid Nurul Iman Pagadih dengan panjang penanganan sesuai dengan kesesuaian dana dikontrak.

Ia menuturkan, Jalan Pagadih - Koto Tinggi panjangnya sekitar 25 kilometer, 18 kilometer di antaranya jalan aspal, namun sebagai lainnya masih dalam kondisi parah. Adapun tujuh kilometer lainnya masih jalan tanah.

Kalau dihitung-hitung, kata dia butuh dana sekitar Rp70 Miliar untuk pengaspalan, peningkatan, dan pemeliharaan jalan penghubung antar dua kabupaten di Sumbar itu.

Baca juga: Kisah Warga Pagadih Agam Melahirkan Dalam Mobil Imbas Jalan Rusak, Tak Cukup Waktu Sampai Puskesmas

Ia mengakui, begitu banyak spot yang harus ditangani di Nagari Pagadih Agam. "Duit jauh dari cukup, memilih yang paling prioritas dari yang prioritas," kata dia.

Menurutnya, untuk optimalisasi pengaspalan keseluruhan jalan dari Simpang Pagadih ke Koto Tinggi lebih signifikan diupayakan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dimungkinkan tahun 2024.

"Pihak Dinas BMCKTR telah mengusulkan di Renja 2024 untuk melanjutkan penanganan baagian jalan ini dan berharap dapat disetujui dengan pagu yang lebih optimal," kata dia.

"Juga berusaha mencari sumber pendanaan lain misalnya DAK yang diperkirakan lebih pas dan kalau disetujui bisa saja dengan pagu yang lebih besar dan penanganan yang lebih panjang sehingga ruas ini bisa kita tuntaskan dalam dua atau tiga tahun ke depan," tambah Adratus.

Kabid mengatakan, dukungan masyarakat akan sangat di harapkan, terutama untuk kondisi jalan eksisting yang masih sempit dan membutuhkan pelebaran, di samping juga dukungan wali nagari, jorong dan pemuka masyarakat.

Baca juga: Nestapa Warga Nagari Pagadih Agam: Jalan Rusak hingga Bikin Harga Bahan Pokok Mahal

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved