WNI Disekap di Myanmar

KBRI Bangkok Bantu Evakuasi 20 WNI Korban TPPO dari Myanmar ke Kota Mae So, Thailand

KBRI Bangkok akan membantu menyeberangkan 20 WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang disekap di Kota Myawaddy, Myanmar untuk dievakuasi

Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Hafiz Ibnu Marsal
Dewi Murni ibu salah seorang WNI bernama Muhamat Husni Sabil yang diduga jadi korban TPPO di Myanmar, saat ditemui di rumahnya di Nagari Tanjung, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumbar, Rabu (3/5/2023). 

Ia menyebut setiap harinya, mereka harus tetap bekerja kendati mendengar suara ledakan bom.

Sehingga, jika tidak bekerja, mereka akan dihukum secara tidak manusiawi dari berlari hingga dicambuk.

"Disetrum bahkan dicambuk, pemukulan dan hal-hal yang tidak manusiawi, kami sudah jalani itu semua di sini," tutur pengisi suara.

Tak hanya video, akun tersebut juga mengunggah foto bahwa para WNI merupakan korban jobscam.

"Tertipu jobscam, puluhan WNI disekap, disiksa, dan dipaksa bekerja sebagai scammer," demikian tertulis dalam unggahan tersebut.

Sabil WNI Asal Sijunjung Disekap dan Dipaksa Menipu Online di Myanmar

Seorang warga Sijunjung bernama Muhamat Husni Sabil (28) menjadi salah seorang korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar.

Sabil merupakan warga Jorong Tanjung Beringin, Nagari Tanjung, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar).

Ibu korban Dewi Murni (47) menjelaskan, tujuan anaknya berangkat bekerja di luar negeri tersebut pada awalnya untuk mengubah nasib ia dan keluarganya.

"Sabil meminta izin kepada saya untuk bekerja ke Thailand awalnya dia bilang sebagai pekerja kantoran di bidang komputer," ungkap Dewi saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (3/5/2023).

Kata Dewi, ketertarikan anaknya untuk bekerja di luar negeri lantaran dijanjikan menerima gaji Rp12 juta per bulan.

 

Baca juga: Cerita Keluarga Korban Dugaan TPPO di Myanmar Asal Sijunjung: Anaknya Dijemput 2 Orang Bersenjata

"Anak saya sudah dua tahun merantau di Jakarta dengan kerja serabutan, terakhir itu dia bekerja sebagai pemain figuran, tentu dengan tawaran gaji yang cukup besar itu ia menjadi tertarik," ujar Dewi.

Dikatakan Dewi, saat Sabil meminta izin kepadanya untuk berangkat kerja ke Thailand, Dewi sudah mencoba untuk melarang anaknya.

"Kami dari pihak keluarga sudah berusaha untuk mencegah Sabil untuk pergi, tetapi ia menyebut dengan tawaran gaji yang besar itu, Sabil menaruh harapan untuk dapat mengubah nasib ia dan keluarga," tuturnya.

Setelah meminta izin, Dewi mengatakan Sabil berangkat menuju Thailand pada tanggal 24 November 2023 bersama dengan dua orang lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved